Kathie-Ann Joseph, Abdikan Diri Obati Kanker
Kathie-Ann Joseph, Abdikan Diri Obati Kanker
Kathie-Ann Joseph, Abdikan Diri Obati Kanker
Selasa, 09 Agustus 2011 08:49 Sebagai asisten profesor bedah di New York University Langone Medical Center, Dr. Kathie-Ann Joseph memberikan kontribusi besar dalam penelitian dan pengobatan kanker payudara.
Joseph terutama tertarik pada kesehatan masyarakat dan sosiologi kedokteran. Ia telah mempelajari bagaimana ras memengaruhi kesehatan, dan berupaya keras untuk meningkatkan akses perawatan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan. Secara khusus, ia tertarik dalam melayani kebutuhan perempuan Afrika-Amerika, yang menghadapi kematian akibat kanker payudara lebih besar dibandingkan perempuan kulit putih.
Joseph dilahirkan di kampung halaman orangtuanya di Jamaika, sekitar 1970. Ayahnya adalah seorang manajer di Pan Am, sedangkan ibunya berprofesi sebagai seorang perawat.
Orangtua adalah segalanya bagi Joseph. Mereka telah berkorban begitu banyak demi pendidikannya, bahkan rela pindah dari Jamaika supaya ia dan saudara-saudaranya mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Sejak kecil, cita-cita Joseph hanya satu: menjadi seorang dokter. Sebagai bocah, ia melahap buku-buku tentang tubuh dan cara kerjanya, serta mengagumi dokter karena kemampuan mereka dalam menyembuhkan orang yang sakit. Selama SMA, Joseph mendaftarkan diri sebagai sukarelawan di sebuah rumah sakit dan juga berpartisipasi dalam PREP, sebuah program akhir pekan di Columbia University.
Lulusan Harvard College ini, menerima gelar medis dan master dalam kesehatan masyarakat dari Columbia University pada 1995. Ia juga sempat menghabiskan tujuh tahun di NYU Medical Center, untuk menyelesaikan pelatihan residensi bedah umumnya dan beasiswa penelitian dua tahun di onkologi bedah. Joseph lantas kembali ke Columbia untuk menjalani beasiswa satu tahun onkologi bedah payudara.
Selama musim panas pada tahun junior dan seniornya di Harvard, Joseph terlibat proyek skrining kanker payudara dan kanker serviks di Harlem Hospital, New York, untuk perempuan lansia Afrika-Amerika. Pengalaman itu membuka matanya dengan kenyataan, bahwa tidak semua orang beruntung mendapatkan perawatan kesehatan sama.
Tahun pertama kuliah merupakan masa-masa terberat bagi Joseph. Sesaat setelah menyelesaikan ujian, ia menerima kabar buruk bahwa sang ibu telah meninggal dunia karena kanker serviks. Namun, hal itu juga menginspirasinya untuk mengabdikan hidup guna mengobati perempuan penderita kanker.
”Aku mengetahui secara langsung bagaimana rasanya memiliki anggota keluarga yang menderita kanker. Aku tahu dampak diagnosis kanker bukan hanya pada pasien, melainkan juga pada keluarganya,” ungkap Joseph dalam situs Departemen Bedah Columbia, seperti dikutip biography.jrank.org.
Untungnya, semua rintangan berat itu berhasil dilalui Joseph. Ibu dua anak ini bergabung dengan Seksi Bedah Payudara Departemen Bedah Umum Columbia pada 2003. Ia memimpin penelitian tentang peran permukaan sel molekul reseptor, RAGE, terhadap pertumbuhan tumor, sebuah subjek yang memberikan secercah harapan dalam pengobatan terbaru kanker payudara.
Selain itu, ia juga telah bekerja keras untuk meningkatkan skrining kanker payudara dan pengobatan bagi perempuan Afrika-Amerika serta kalangan ekonomi lemah. (*/MI)
Another articles:
* Dave Ulrich, Guru SDM Kelas Dunia (2012-04-01) * Dengan Buku Menduniakan Kain Indonesia (2011-01-31) * Kampus Penghasil Miliader Dunia (2011-01-11) * Brian J OâBrien, dari Bulan untuk Bumi (2010-11-09) * Einstein, Ilmuwan Terbesar Abad ke-20 (2010-11-04)