Presiden Lee Myung-bak Bicara Soal Indonesia
Presiden Lee Myung-bak Bicara Soal Indonesia
Presiden Lee Myung-bak Bicara Soal Indonesia
Kamis, 22 November 2012 14:27 Rakyat Indonesia dan Presidennya menempati ruang khusus di hati Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak yang baru saja menerima anugerah Bintang Republik Indonesia Adipurna dari pemerintah Indonesia atas jasa-jasanya dalam meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara.
“Indonesia negara dengan penduduk 253 juta saat ini mata dunia mengarah ke sana melihat perkembangannya. Hari ini saya menerima tanda kehormatan dan saya sangat bangga serta ucapkan terima kasih,” kata Presiden Lee Myung-bak dalam pidatonya saat menerima Bintang Republik Indonesia Adipurna di Nusa Dua, Bali Kamis (8/11) sore.
Kedekatan Lee dengan Indonesia dimulai saat ia terlibat dalam pembangunan jalan Tol Jagorawi pada dekade 1970-an. Presiden ke-17 Korea Selatan itu mengatakan ia sangat senang bisa menjadi bagian dari sejarah hubungan kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan.
Lee yang saat menerima penghargaan itu didampingi Ibu Negara Korsel Kim Yun-ok, terkesan dengan upaya Presiden Yudhoyono untuk melindungi warganya saat terjadi krisis melalui permintaan agar jangan ada warga negara Indonesia yang mengalami pemutusan hubungan kerja di Korea saat terjadinya krisisi ekonomi 2008 dan 2011 lalu.
“Saya memiliki cerita panjang bagaimana Presiden mencintai rakyatnya,” kata Lee.
Permintaan Presiden Yudhoyono, kata Lee ia wujudkan dengan memanggil semua pengusaha Korea Selatan saat krisis dan meminta agar jangan ada pekerja asal Indonesia yang mengalami pemutusan hubungan kerja.
Mantan Walikota Seoul itu juga sangat terkesan saat Presiden Yudhoyono pada 2009 ditengah kesibukan kampanye menjelang pilpres memenuhi permintaannya untuk hadir dalam KTT Asean-Korea Selatan.
“Hal itu membuat saya terharu. Bagi saya itu kisah yang bagus bagi persahabatan kami. Saya benar-benar menyampaikan terima kasih dan keluarga kami berdua sudah seperti keluarga sendiri,” katanya.
Lee mengenang hubungan kedua negara dengan mengatakan,”kalau saya bicara kerjasama kedua negara itu bukan sekedar kerjasama antar negara. Ini kerjasama antara hati dengan hati.” (ant/as)
Another articles:
* Lucy Koh: Hakim “Spesialis” Kasus Teknologi Besar (2012-08-29) * Hilary Clinton, American Super Woman (2012-06-25) * Irina Bokova, Perempuan Pertama yang Jadi Dirjen UNESCO (2012-06-05) * Joachim Gauck, Presiden Jerman yang Baru (2012-03-20) * Hina Rabbani Khar, Menlu Termuda Pakistan (2012-02-20)