Home / Serba serbi / Arianna Huffington: Taipan Media AS Pemilik The Huffington Post

Arianna Huffington: Taipan Media AS Pemilik The Huffington Post

Arianna Huffington: Taipan Media AS Pemilik The Huffington Post

Arianna Huffington: Taipan Media AS Pemilik The Huffington Post

Arianna Huffington: Taipan Media AS Pemilik The Huffington Post

Arianna Huffington lahir dengan nama Ariadne Anna Stassinopoulos di Athena, Yunani. Orang tuanya adalah jurnalis dan ibu rumah tangga yang eksentrik. Meski Ariana lebih dekat dengan sang ayah, hubungannya dengan sang ibu turut membentuk jalan hidupnya di kemudian hari. Saat berusia 9 tahun, Ariana meyakinkan sang ibu untuk meninggalkan sang ayah yang memiliki banyak hubungan gelap dengan wanita lain. Bahkan selama masa belianya, ia sudah menunjukkan bakat kepemimpinan yang menonjol yang kelak akan menjadi modal baginya dalam berperan di masyarakat. Ia kemudian pindah ke Inggris di usia 16 tahun untuk kuliah di Cambridge University tempat ia akhirnya menjadi pimpinan The Cambridge Union Society. Ia menjadi wanita ketiga yang sanggup merengkuh jabatan ini.

Huffington lulus dari Cambridge dengan memegang gelar magister di bidang limu ekonomi dan pindah ke London setelah itu. Di sana ia memulai berhubungan dengan jurnalis terkenal Bernard Levin yang ia pernah temui sebelumnya saat mereka menjadi panelis di acara TV Face The Music. Keduanya kemudian berpisah setelah sang pria menolak untuk menikahinya namun Ariana tetap bersikukuh Bernard adalah pria yang amat dicintai.

Arianna Huffington baru saja menginjak usia 22 tahun dan baru setahun lulus dari Cambridge saat ia menulis buku laris pertamanya The Female Woman, yang dianggap menjadi salah satu buku terkemuka gerakan feminis. Buku ini menjadi sensasi dan ia pun diundang di mana-mana. Setelah merasakan ketenaran, ia tertarik untuk melakukan perjalan spritual pribadinya. Ia menulis buku keduanya, After Reason, yang berisi argumennya mengenai spiritualitas dalam politik modern. Sayang buku keduanya tak begitu laris hingga ia terpaksa bekerja di tempat lain sehingga ia pun memulai pekerjaan sebagai kontributor untuk edisi Inggris Majalah Vogue dan Cosmopolitan bersama dengan The Daily Mail dan The Spectator.

Tahun 1980, hubungan Ariana dengan Bernard berakhir saat ia pindah ke New York untuk mempromosikan buku ketiganya, sebuah biografi Mari Callas. Buku ini terjual laris manis. Ia pun menjadi terkenal di kota besar tersebut. Dna mulailah ia menjadi bagian dari komunitas elit New York.

Ariana memiliki penampilan elegan, menawan dan cerdas namun banyak orang yang menuduhnya menjadi wanita yang haus kedudukan sosial dan kekuasan serta haus perhatian. Ariana memainkan peran sebagai wanita sosialita eksotis selama setengah dekade namun kemudian lelah dengan semua hal dan gaya hidup yang menurutnya kurang esensial.

Tahun 1984 Ariana pindah dari New York ke Los Angeles untuk menulis bukunya yang kelima. Kali ini ia menulis tentang Picasso. Dalam buku ini, ia dituduh menjadi seorang plagiat.

Ariana bertemu dnegan Michael Huffington yang kemudian menjadi suaminya. Huffington adalah pria kaya raya dengan harta warisan minyak Texas saat Ariana berusia 35 tahun. Mereka lalu menikah 6 bulan kemudian. Selebritas Barbara Walters bahkan didaulat menjadi pendamping mempelai wanita.

Tahun 1992, suami Ariana terpilih menjadi anggota Kongres dari Partai Republik namun banyak pihak yang menganggap Ariana adalah penghambat bagi Michael bahkan menjadi bagian lingkaran dalam Newt Gingrich. Namun, tidak satu pun rumor ini yang separah saat sang suami mencalonkan diri untuk Senat dan kalah. Ariana disebut-sebut sebagai perempuan kejam dan tidak berperasaan serta manipulatif. Ia dianggap menghalalkan segala cara layaknya karakter Lady Macbeth. Suaminya akhirnya harus tumbang tetapi Ariana tetap tak menyerah dan menjadi salah satu pendukung paling vokal Partai Republik.

Ariana berubah haluan dari anggota partai Republik ke Partai Demokrat berkat Al Franken. Komedian beraliran liberal ini merangkul Ariana dalam Strange Bedfellows, sebuah acara yang khusus meliput pemilihan presiden 1996. Selama kebersamaan mereka itu, Franken perlahan menyeret Ariana menjauh dari idealisme Republiknya hingga Ariana akhirnya menyadari bahwa pendiriannya dan pendirian para anggota Partai Republik berlawanan.

Ariana pun pindah ke sayap kiri tetapi diiringi dengan skeptisme. Sejumlah pihak pun mengkritik yang mengklaim bahwa Ariana pindah haluan hanya untuk bisa diterima dalam Hollywood yang liberal.

Tahun 2003, Ariana mencalonkan diri sebagai calon independen melawan Arnold Schwarzenegger di pemilihan gubernur California namun gagal setelah kampanyenya yang negatif. Polling menyatakan popularitasnya yang memburuk.

Saat Arianna Huffington dengan bantuan investasi besar dari Kenneth Lerer dan keluarganya memutuskan untuk memulai blog liberal âThe Huffington Postâ, ia pun mengajak banyak sosok terkenal yang ia akrabi untuk menulis di dalamnya. Huffington Post menampilkan para elit sosial dan kaum intelektual di AS. Norman Mailer, David Mamet, Al Franken, Bill Maher, Walter Cronkite, Deepak Chopra, Warren Beatty, Rob Reiner, John Cusack, Mike Nichols, Norman Lear, dan Gwyneth Paltrow merupakan sejumlah kontributor awal di sana.

The Huffington Post akhirnya makin dikenal dan di tahun 2009 berdirilah HuffPost Chicago, HuffPost New York, HuffPost Denver dan HuffPost Los Angeles. Dengan komunitas aktif sebanyak 25 juta pengunjung dan satu juta komentar pengguna dalam 1 bulan saja, Huffpo menjadi salah satu website paling berpengaruh di Internet.

Huffpost hingga sekarang dikenal sebagai majalah Internet yang terkemuka, bahkan lebih menonjol daripada The Drudge Report, situs berita sayap kanan di AS yang menjadi rival. Ambisi Ariana terwujud.

Pengambilalihan AOL membuat Ariana makin terkenal dan berpengaruh karena ia diangkat menjadi editor-in-chief sejumlah website (termasuk Engadget, TechCrunch, Moviefone, MapQuest, AOL Black Voices, PopEater, AOL Music, AOL Latino, Autoblog, Patch, and StyleList) dan dianggap sebagai perempuan paling berpengaruh di jagat maya. (*Akhlis)

* Ruth Handler, Bisnis Boneka Barbie Berawal dari Imajinasi (2013-04-26) * Belajar dari Kesuksesan Seorang Oprah Winfrey (2013-04-23) * Agatha Christie, Novelis yang Memiliki Insting Bisnis (2013-04-15) * Shivani Siroya: Angkat Pengusaha Mikro dengan Platform Online (2013-04-12) * Isabel dos Santos: Miliuner Wanita Pertama di Afrika (2013-01-25)

About Moch Wahib Dariyadi

Saya adalah Bloger asal Malang yang menyukai kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan IT, Design dan juga Pendidikan. Berupaya untuk selalu menebarkan kebermanfaatan bagi sesama.

Check Also

Khutbah Jumat Kemerdekaan RI

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *