Untuk menciptakan baitii jannatii (rumahku surgaku) perlu adanya kehidupan keluarga (Suami, istri, dan anak-anak) yang didasari dengan ketakwaan kepada Allah dan disadari sepenuhnya oleh kedua pasangan akan hak dan kewajibannya masing-masing.
- Menaatinya dalam kebaikan
Dalam hal ini, yang perlu dicatat adalah taat dalam hal kebaikan dan bersifat sesuai kadar kemampuan istri. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa : 34
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗ
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).
- Mengasuh dan mendidik anak
Didalam kitab tarbiah wa ta’lim disebutkan “ Seorang penyair ternama Hafiz Ibrahim mengungkapkan sebagai berikut: “Al-Ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq”.
Artinya: Ibu adalah madrasah (Sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.
Jelaslah dari syair tersebut bahwa ibu adalah madrasah pertama yang nantinya akan memberikan keteladanan bagi sikap, perilaku dan keprbadian anak. Jika seorang ibu itu baik maka baik pula anaknya. Secara tidak langsung semua tindak tanduk ibu akan menjadi panutan atau sebagai suri tauladan bagi anaknya. Ketika seorang ibu menjalankan kewajiban dan fungsinya dengan baik dalam rumah tangga, bukan tidak mungkin akan melahirkan anak-anak yang sholih-sholihah yang kelak menjadi tunas berdirinya masyarakat yang berbakti kepada kedua orang tua, berkualitas, berbudi pekerti luhur dan Islami.
- Berakhlak baik
Jika salah satu wanita dinikahi karena factor utama keagamaannya, maka berakhlak baik adalah buah dari sikap beragama itu. Dengan demikian, istri yang memiliki akhlak baik (jujur, setia, patuh, amanah) kepada suami adalah istri yang shalihah, perhiasan dunia yang terindah bagi sang suami.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan di dunia ini adalah wanita sholihah
- Senantiasa bersolek dan mempercantik diri
Suamimanakah yang tak bersuka hati melihat sang istri yang senantiasa tampak sedap dipandang dan bersikap menyenangkan hati suami. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW tentang sebaik-baik wanita yang menyenangkan suami apabila melihatnya, namun dalam hal berhias seharusnya seorang istri tidak berlebih-lebihan dan cenderung pemborosan.
- Rasa saling menghormati
Pasangan suami istri pasti mempunyai sifat yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Disinilah sikap saling menghormati diperlukan agar masing-masing pasangan bisa mengerti betapa kelebihan dan kekurangan pasangan masing-masing merupakan anugerah. Pasangan juga menjadi sadar bahwa tak selamanya perbedaan itu menjadi penghalang suatu kebahagiaan, justru perbedaan inilah yang bisa menguji berapa besar cinta masing-masing pasangan.
Sebagaimana dijelaskan didalam Mahfudhot
لَا تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَيْئٍ مَزِيَّةٌ
Janganlah menghina sesuatu yang lebih rendah dari padamu karena setiap sesuatu mempunyai kelebihan.
- Menyadari peran masing-masing
Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarga, seorang pemimpin keluarga harus bisa mengatur keluarganya dengan baik. Sebaliknya seorang istri adalah unsur yang harus bisa menolong dan mendukung pemimpin keluarga. Baik suami maupun istri harus tahu peran masing-masing dalam keluarga.
- Saling percaya
Tanpa rasa percaya antara pasangan suami istri, perkawinan tentu tidak akan mulus. Bagaimana bisa mulus jika suami / istri selalu mengawasi gerak-gerik kita, karena ketidakpercayaan itu? Yang muncul adalah kegelisahan, kecurigaan, kekhawatiran, tak pernah merasa tentram, dan sebagainya. Ujung-ujungnya anda berdua justru saling menyalahkan dan menuduh. Rasa saling percaya akan mengantarkan anda pada perasaan aman dan nyaman.
Kuncinya jangan sia-siakan kepercayan yang diberikan suami anda begitu juga sebaliknya, istri tak perlu mencurigai suami begitu juga sebaliknya suami tak perlu mencurigai istri. Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan cinta yang dewasa.
- Menjaga romantisme
Terkadang, pasangan suami istri yang sudah cukup lama membangun mahligai rumah tangga tak lagi peduli soal yang satu ini. Tak ada kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun seperti barang mahal. Padahal menjaga romantisme dibutuhkan oleh pasangan suami istri sampai kapanpun, tidak hanya ketika berpacaran. Sekedar memberikan bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji / berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat romantic akan kembali memercikkan rasa cinta kepada pasangan hidup anda. Tentu ujung-ujungnya pasangan suami istri akan merasa semakin erat dan saling membutuhkan.
- Menjaga komunikasi
Dalam bidang apapun, yang namnya komunikasi adalah factor yang sangat penting, tak terkecuali dalam membina rumah tangga. Segala permasalahan dalam membina rumah tangga akan bisa segera diselesaikan jika terjadi hubungan komunikasi yang baik, sebaliknya, jika setiap ada masalah dalam pasangan yang selalu dipendam dan tidak dikomunikasikan dengan pasangan masing-masing yang terjadi adalah konflik terselubung dalam keluarga yang bila terus dibiarkan akan menjadikan kerukunan dalam keluarga terganggu.
Semoga keluarga kita dijadikan keluarga yang sakinah mawadah wa rohmah. Aamiin Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Nama : Lindha Kurniawati
Alamat : Pondok Pesantren TIDAR, Tidar Dudan Rt 01 Rw 10 Kel. Tidar Utara Kec. Magelang Selatan Kota Magelang 56123
Nomor : 085702659055