Sunday, 16 March 2025
above article banner area

ILMU LUGHAH ( LINGUISTIK )

PENGERTIAN ILMU LUGHAH ( LINGUISTIK )

Frase ‘ilmu al-lughah (علم اللغة), terdiri dari dua kata; ‘ilm (علم) dan lughah (اللغة). Secara etimologis, ‘ilm (علم) berarti ‘ilmu’, dan lughah (لغة) berarti ‘bahasa’. Jadi secara etimologis ‘ ilmu al-lughah (علم اللغة) = ilmu bahasa = linguistik = linguistics = linguistique = linguistiek. Istilah lisaniyat(اللسانيات)dan alsuniyah (الألسنية)masing-masing diderivasi dari nomina lisan (لسان) ‘lidah’ atau ‘bahasa’. Sedangkan istilah ‘lughawiyat(اللغويات) , diderivasi dari nomina lughah (لغة) ‘bahasa’. Morfem (sufiks) –yat (يات) yang melekat pada akhir kata-kata itu bermakna ‘mengenai/tentang’ dan menunjukkan makna ‘ilmu’ (keilmuan) sebagai akibat dari penisbatan. Ketiga istilah terakhir (lisaniyat, alsuniyah, dan lughawiyat) merupakan istilah lain yang maknanya dan pemakaiannya sepadan dengan istilah ilm al-lughah.[1]

Ilmu lughah menurut bahasa pertama ilmu yaitu hasil tahu manusia atas sesuatu  sedangkan bahasa salah satunya- biasa dipahami sebagai sistem dari pada lambang yang dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan. Sedangkan ilmu lughah menurut istilah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau segala perbuatan manusia untuk memahami sesuatu objek yang dihadapinya atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.[2]  Atau lebih tepat lagi telaah ilmiah mengenai bahasa manusia atau ilmu yang mengadakan telaan terhadap bahasa misal menelaan bahasa tentang struktur bahasa, pemerolehan bahasa, dan tentang hubungannya dengan bentuk-bentuk lain dari komunikasi, Secara singkat, bisa dikatakan, bahwa ilmu bahasa adalah ilmu yang membicarakan tentang bahasa; atau ilmu yang digunakan untuk mengkaji bahasa; atau ilmu yang objek kajiannya adalah bahasa; atau ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa

Berikut beberapa pendapat pakar bahasa mengenai definisi linguistik:

  1. Hornby (ed. III: 494) linguistics: “(1) The scientific study of languages, (2) the science of language, e.g. of it structure, acquisition, relationship to other forms of communication.”
  2. Kridalaksana (1993; 128): “Ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah.”
  3. Lyons (1995: 1): “Linguistik mungkin bisa didefinisikan sebagai pengkajian bahasa secara ilmiah.”
  4. Martinet (1987: 19): “Linguistik adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.”
  5. Chaer (1994: 1): “Ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.”

Istilah linguistik dikenal juga oleh orang Arab, namun mereka tidak menggunakan istilah ini sebagai nama ilmu yang mengkaji bahasa mereka. Alih-alih penggunaan istilah linguistik, linguis Arab menggunakan istilah  ‘ilmu al-lughah, fiqh al-lughah, lisaniyat, alsuniyah, atau lughawiyat.Banyaknya istilah yang mereka gunakan telah menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat tentang istilah mana  yang tepat untuk menamai ilmu yang di Barat dan juga di Indonesia disebut dengan linguistik ini.  Berikut beberapa pendapat linguis Arab mengenai istilah-istilah di atas

RUANG LINGKUP ILMU LUGHAH ( LINGUISTIK )

      Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bahasa itu sangat komplek dan universal, yang terdiri atas komponen-komponen yang satu sama lain berkaitan erat, umpanya segi bunyi, susunan kata dan makna yang dikandungnya. Adapun cakupan atau ruang lingkup linguistik ada empat macam yaitu:

  1. Linguistik umum (general linguistik) yaitu ilmu bahasa secara umum.
  2. Linguistik historik disebut juga linguistik diakronik yaitu cabang linguistik yang  mempelajari perkembangan sejarah bahasa tertentu.
  3. Linguistik komparatif yaitu studi pernbandingan antara bahasa-bahasa serumpun dan perkembangan-perkembangan sejarah satu bahasa.
  4. Linguistik deskriftif yaitu memberikan deskripsi (pemerian) dan analisis bahasa.

 

  1. Fonologi 

Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris, ada gugus konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa Inggris karena tidak sesuai dengan sistem fonologis bahasa Inggris, namun gugus konsonan tersebut mungkin dapat dengan mudah diucapkan oleh penutur asli bahasa lain yang sistem fonologisnya terdapat gugus konsonan tersebut. Contoh sederhana adalah pengucapan gugus ‘ng’ pada awal kata, hanya berterima dalam sistem fonologis bahasa Indonesia, namun tidak berterima dalam sistem fonologis bahasa Inggris. Kemaknawianutama dari pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah dalam pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang akan dipasarkan di dunia internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik jika disesuaikan dengan sistem fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.

2. Morfologi

Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?) perlu memahami zat apa yang dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama halnya seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar. Misalnya akhiran ­en dapat direkatkan dengan kata sifat dark untuk membentuk kata kerja darken, namun akhiran ­en tidak dapat direkatkan dengan kata sifat greenuntuk membentuk kata kerja. Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan kata tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.

4.Sintaksis

Analisis sintaksis mengacu pada analisis frasa dan kalimat. Salah satu kemaknawiannya adalah perannya dalam perumusan peraturan perundang-undangan. Beberapa teori analisis sintaksis dapat menunjukkan apakah suatu kalimat atau frasa dalam suatu peraturan perundang-undangan bersifat ambigu (bermakna ganda) atau tidak. Jika bermakna ganda, tentunya perlu ada penyesuaian tertentu sehingga peraturan perundang-undangan tersebut tidak disalahartikan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

5. Semantik 

Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Analisis semantik mampu menunjukkan bahwa dalam bahasa Inggris, setiap kata yang memiliki suku kata ‘pl’ memiliki arti sesuatu yang datar sehingga tidak cocok untuk nama produk/benda yang cekung. Ahli semantik juga dapat membuktikan suku kata apa yang cenderung memiliki makna yang negatif, sehingga suku kata tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai nama produk asuransi. Sama halnya dengan seorang dokter yang mengetahui antibiotik apa saja yang sesuai untuk seorang pasien dan mana yang tidak sesuai.[5]

6. Leksikografi

Leksikografi adalah bidang ilmu bahasa yang mengkaji cara pembuatan kamus. Sebagian besar (atau bahkan semua) sarjana memiliki kamus, namun mereka belum tentu tahu bahwa penulisan kamus yang baik harus melalui berbagai proses. Secara umum, definisi yang diberikan dalam kamus tersebut seharusnya dapat mudah dipahami oleh pelajar karena semua entri dalam kamus tersebut hanya didefinisikan oleh sekelompok kosa kata inti. Bagaimana kosa-kata inti tersebut disusun? Tentu hanya ahli bahasa yang dapat menjelaskannya.[6]

HUBUNGAN ILMU LUGHAH DENGAN ILMU YANG LAIN

Berkontribusi dengan linguistik dan ilmu-ilmu lain dalam bahasa pencarian sebagai bahasa tidak hanya terdengar rapi, atau berongga formula, atau kombinasi makna kosong. Tapi mereka bahan eksistensi manusia, dan kebiasaan kebiasaan, dan rasa indra, dan sistem dalam masyarakat, dan untuk memfasilitasi pusat dari hidupnya di komunitasnya. Karena antarmuka bahasa antara linguistik dan berbagai ilmu-ilmu lainnya, hal ini menyebabkan pertukaran dan kerjasama di antara mereka, agar ada banyak ilmu lain yang terlibat dalam pencarian dalam yaitu dibawah ini:

  1. Sosiologi
  2. Psikologi
  3. Antar Pologi
  4. Geografi
  5. Politik
  6. Tajwid dan al-qur’an bacaan
  7. Pedagogi fiqh ( Logikka Islam )
  8. Filsafat

Dan meminjam penelitian linguistik dalam nama ilmu-ilmu lainnya (linguistik) Vitalegh pada dirinya sendiri kadang-kadang, dikatakan: sosiolinguistik, psikolinguistik, pengetahuan antropologi bahasa. Kadang-kadang label demikian: pengetahuan tentang bahasa pertemuan (atau linguistik) pertemuan, ia belajar bahasa diri (atau psikologi bahasa), antropologi linguistik … dll, mungkin untuk melestarikan bendera penelitian linguistik nya, atau penjelasan dari cabang setelah yang asli, nama label ini lebih digunakan.[7]

 

[1] https://jualgrating.wordpress.com/2012/07/16/konsep-linguistik-dan-ruang-lingkupnya

[2] فهمي محمود حجازيز. مدخل ألي علم اللغة. 2226/1978. الترقيم الدولي. رقّم18

[3] http://jualgrating.wordpress.com/2012/07/konsep-linguisti-dan-ruang-ruang-lingkupnya-/مفهم-اللغة-وأحاثه

[4] Ibid.رقّم 20-28

[5] Ibid.رقّم 18-19

[6] http://jualgrating.wordpress.com/2012/07/konsep-linguisti-dan-ruang-ruang-lingkupnya-/مفهم-اللغة-وأحاثه

[7] http://jualgrating.wordpress.com/2012/07/konsep-linguisti-dan-ruang-ruang-lingkupnya-/مفهم-اللغة-وأحاثه

 

Share
below article banner

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *