Oleh : Dr. H. Uril Bahruddin, M.A
Ibnu Jinni, -seorang ahli linguistik muslim klasik- mengatakan bahwa bahasa itu adalah: “Bunyi ujaran yang digunakan oleh sekelompok masyarakat tertentu untuk mengungkapkan maksud dan keinginan mereka”. Pernyataan di atas mengandung arti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana komunikasi masyarakat pemakai bahasa,untuk kemudian berkembang hingga menjadi media ilmu pengetahuan dan peradaban manusia.
Dalam memerankan fungsi bahasa sebagai benteng ilmu pengetahuan dan peradaban, bahasa Arab adalah bahasa yang paling terdepan dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa-bahasa yang sezaman dengan bahasa Arab hampir semuanya sudah punah seperti bahasa Suryani yang pernah dipelajari oleh sahabat Zaid bin Tsabit ra atas perintah rasulullah saw. Seandainya masih ada, maka sesungguhnya yang bertahan hanyalah namanya saja, sementara bahasanya sudah mengalami banyak perubahan, seperti bahasa Ibriyah yang ada hari ini adalah bukan bahasa Ibriyah yang digunakan untuk menulis kitab Taurat pada zaman dahulu, bahasa Yunani sekarang juga bukan bahasa Yunani yang digunakan oleh Plato dan Aristoteles pada masa itu. Sementara bahasa Arab yang kita gunakan sekarang ini adalah sama persis dengan bahasa Arab yang digunakan oleh para penyair pada masa Jahiliyah seperti Umru’ al Qais dan semacamnya.
Apabila kita baca sejarah bahasa Arab, maka sesungguhnya bahasa Arab resmi terbentuk dan disepakati sebagai bahasa persatuan kawasan sejak 200 tahun sebelum lahirnya Islam. Artinya, sebelum itu bangsa Arab masih bercerai-berai dalam berbagai suku dan bahasa, seperti suku Quraisy, Tamim, Hijaz, Hudzail dan lain sebagainya. Masing-masing suku memiliki bahasa sendiri-sendiri yang tidak dimengerti oleh suku yang lain, padahal mereka butuh berkomunikasi dalam berbagai urusan kehidupan mereka, baik urusan perdagangan, politik maupun agama.
Kebutuhan untuk memiliki bahasa persatuan itu semakin meningkat seiring dengan perkembangan kehidupan mereka. Akhirnya mereka mengadakan konferensi bahasa di kota Makkah, tepatnya dua abad sebelum Islam datang. Hasil dari konferensi itu mereka menyepakati membentuk bahasa persatuan yang dikenal dalam sejarah dengan bahasa “Musytarakah”. Dalam berkomunikasi antar suku mereka kemudian menggunakan bahasa persatuan tersebut, demikian pula ketika menulis karya sastra yang mereka perlombaan setiap tahun di taman budaya “Sūq Uqadz”. Bahasa “Musytarakah” itu akhirnya berkembang menjadi bahasa Arab standar yang disebut juga dengan bahasa “Fusha” yang dipilih oleh Allah menjadi bahasa kitab suci al Quran.
Apabila kita hitung umur bahasa Arab, sejak disepakatinya menjadi bahasa persatuan, maka umurnya telah mencapai lebih dari 1645 tahun. Bahasa ini akan terus berkembang dan tidak pernah akan mati, karena Allah telah menetapkannya sebagai bahasa kitab suci. Al Quran yang datang dari Allah itu akan tetap terjaga oleh-Nya selama dunia ini belum berakhir, sehingga bahasa Arab juga akan terjaga selama itu pula.
42 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 18 Desember tahun 1973, melalui keputusannya nomer 3190, PBB telah menetapkan sebagai salah satu dari enam bahasa resminya, yaitu: Arab, Inggris, Perancis, Jerman, Cina dan Rusia. Salah satu alasannya adalah karena bahasa Arab telah digunakan oleh lebih dari 422 juta penutur. Alasan yang lain adalah karena penutur bahasa Arab ternyata bukan hanya bangsa Arab saja, namun banyak negara-negara yang bukan Arab yang sebagian besar penduduknya sudah memakai bahasa Arab dalam komunikasi sehari-bari seperti Turki, Sinegal, Mali, Eriteria dan lain sebagainya. Disamping itu juga karena bahasa Arab cepat tersebar dan mudah dipelajari sebagaimana cepat dan mudahnya Islam diterima dan dipelajari oleh manusia.
Kawan…
Bahasa Arab akan tetap dan terus berkembang, baik kita mau ikut bersamanya atau tidak, karena Allah sudah berjanji akan melestarikannya, dan Allah tidak akan menyelisihi janji-Nya. Kita mau belajar bahasa Arab atau tidak, bahasa Arab ini akan tetap melaju dan berkembang pesat. Justru kerugianlah yang akan kita dapatkan karena tidak mau segera ambil bagian dari kafilah bahasa Arab ini. Bukankan kita akan menjadi mulia jika kita menjadi media bagi Allah untuk menjaga bahasa kitab suci-Nya?, sebaliknya kita akan merugi jika tidak mendapatkan kemuliaan itu.
Yang paling disedihkan oleh rasulullah saw. adalah jika kaum muslimin banyak yang meninggalkan dan tidak mau mengamalkan al Quran. Sehingga dalam al Quran surat al Furqan ayat 30 rasul mengadukan kesedihannya kepada Allah swt. Bukankan makna dari meninggalkan al Quran itu adalah meninggalkan bahasa Arab dan tidak mau mempelajarinya?, membenci dan mengesampingkannya?.
Semoga kita dimudahkan oleh Allah swt. tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang diadukan oleh rasul kepada Tuhannya. Agar demikian, maka hendaklah kita bersegera untuk mempelajari al Quran dan belajar bahasa Arab. Wallahu a’lam.
===============
cak.uril@gmail.com