Oleh : Dr. H. Uril Bahruddin, M.A
Gaya arsitektur modern memiliki karakter tersendiri jika dibandingkan dengan gaya-gaya yang lain. Rumah yang memiliki jendela yang lebar dan tinggi termasuk rumah dengan gaya modern. Bentuk asimetris yang ditemui pada bagian rumah juga merupakan gaya modern. Di Indonesia, arsitektur favorit ini tidak hanya digunakan untuk bangunan rumah tinggal saja, namun konsep perkantoran, rumah makan, gedung sekolah, apartemen juga banyak meniru konsep di atas. Banyak orang yang menganggap modern itu identik dengan kebaikan sehingga harus diburu, sementara klasik itu kuno yang harus ditinggalkan.
Kawan…
Kata modern memang selalu diidentikkan dengan sesuatu yang baik, canggih, gaul, indah, menarik dan sinonim lainnya yang sejenis. Orang modern selalu diidentikkan dengan orang yang selalu up-date dengan zamannya, wanita modern adalah wanita yang disebut-sebut bisa beradaptasi, mengup-date dan mengup-grade dirinya mengikuti perkembangan zamannya dan pasar. Budaya modern identik dengan budaya yang sesuai dengan zaman sekarang dengan segala bentuk dan polanya.
Begitu juga bahasa Arab modern, adalah bahasa Arab yang mengikuti perkembangan zaman, digunakan untuk komunikasi pada zaman modern ini. Sementara bahasa Arab klasik atau kuno adalah bahasa Arab yang tidak lagi digunakan untuk komunikasi di zaman modern ini, bahasa Arab kuno sudah habis masa berlakunya. Sekilas, pernyataan ini ada benarnya, dan memang begitulah kenyataannya. Namun, apabila kita perhatikan lebih jauh, sesungguhnya pernyataan itu mengandung racun yang membahayakan bahasa Arab itu sendiri.
Jika istilah bahasa modern itu diterapkan pada bahasa-bahasa selain Arab, semacam bahasa Inggris atau Indonesia, maka hal itu adalah sangat tepat, karena memang bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dalam waktu yang relatif singkat mengalami perubahan yang signifikan. Sementara apa yang terjadi pada bahasa Arab tidak demikian.
William Shakespeare, seorang sastrawan Inggris yang meninggal pada tahun 1616, hampir semua orang sepakat bahwa karya sastranya sulit difahami oleh penutur bahasa Inggris di zaman sekarang ini, bahkan oleh orang-orang yang “sangat Inggris” sekalipun. Padahal kalau kita lihat jeda masanya dengan kita baru 400 tahun saja. Sehingga wajar kalau mereka rame-rame meninggalkan bahasa Inggris klasik dan hanya menggunakan bahasa Inggris modern, karena memang bahasa Inggris yang klasik sudah tidak bisa difahami lagi apalagi digunakan dalam bentuk komunikasi sehari-hari.
Berbeda dengan bahasa Arab, hampir tidak ada perubahan yang berarti, padahal usia bahasa Arab fusha atau standar sudah melampaui 1645 tahun. Mulai saat itu hingga sekarang bahasa Arab masih bisa difahami dengan baik, karya sastra Jahiliyah juga masih dipelajari di dunia sastra modern. Untuk bahasa Arab, sesungguhnya tidak ada istilah modern atau klasik, karena bahasa Arab modern itu hakekatnya adalah bahasa Arab yang klasik juga. Jika dipaksakan ada pengklasifikasian, maka bahasa Arab modern itu maksudnya sama dengan bahasa Arab klasik, bedanya hanya dari istilah saja. Inilah salah satu diantara keistimewaan bahasa Arab.
Istilah klasik dan modern untuk bahasa Arab itu jika difahami dengan pengertian yang berbeda, maka justru akan berbahaya bagi bahasa Arab itu sendiri. Dengan persepsi bahwa bahasa Arab klasik harus ditinggalkan dan hanya boleh menggunakan bahasa modern saja, maka akan memunculkan persepsi bahwa bahasa al Quran itu termasuk bahasa klasik dan harus ditinggalkan, begitu juga bahasa hadis dan kitab-kitab referensi dalam Islam. Gagasan ini tentu sangat berbahaya.
Bahasa Arab modern yang diserukan oleh orang-orang “modern” adalah bahasa pasaran atau “’Ᾱmiyah” dengan alasan lebih mudah dipelajari dan lebih komunikatif. Perlu kita ketahui bahwa apabila hanya bahasa ’Ᾱmiyah saja yang dipelajari, maka dalam waktu yang cepat atau lebih cepat bahasa Arab standar atau fusha akan punah, dan untuk diingat sekali lagi bahwa bahasa al Quran itu adalah bahasa Arab fusha. Indikator menurunnya kompetensi para penutur asli dalam menggunakan bahasa Arab fusha sudah mulai nampak, banyak diantara mereka yang tidak mengerti lagi bahasa fusha, sebabnya karena mereka hanya menggunakan ’Ᾱmiyah dalam komunikasi sehari-hari.
Pada hakekatnya orang yang menyerukan kepada bahasa Arab modern “’Ᾱmiyah” adalah penyeru untuk meninggalkan bahasa Arab yang dipakai oleh al Quran, hadis dan referensi utama dalam Islam. Jika demikian, kita harus menolaknya karena berbahaya bagi umat Islam yang akan menjadi tidak memahami agamanya yang lurus dari sumber aslinya. Wallahu a’lam.
===============
cak.uril@gmail.com