Home / Artikel Ilmiah / Belajar Fonologi dalam bahasa Arab

Belajar Fonologi dalam bahasa Arab

 

 

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya, untuk membedakan makna leksikal disebut fonologi
 
B.      Tujuan Penulisan
 
–          Melatih diri di dalam pengembangan materi yang telah ditentukan guna kelancaran kegiatan belajar mengajar dikampus
–          Guna memenuhi tugas pada mata kuliah linguistik
 
C.      Metode Penulisan
 
Dalam pensulisan makalah ini kami mempergunakan metode (library research) yakni dengan cara membaca buku-buku yang relavan denagan materi yang dibahas kemudian dianalisis dan ditambah dengan pemikiran dari kawan-kawan
 
 
BAB II
 
FONOLOGI
 
A.     Defenisi vokal
Vokal adalah ”bunyi yang dihasilakan dengan getaran pita suara ,dan tanpa penyampitan dalam saluran suara di atas glotis”[1] atau dengan kata  lain ,bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya  ditentukan oleh tiga factor: tinggi – rendahnya posisi lidah ,bagian lidah yang di naikkan dan bentuk bibir pada pembentukan vocal tersebut.
–          Klasifikasi vokal
            Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasrkan posisi lidah dan bentuk mulut. posisi lidah bisa bersifat vertikal dan bersifat horizontal. secara vertikal dibedakan adanya  vokal tinggi, misalnya bunyi [i], dan [u], vokal tengah, misalnya bunyi [e], dan [Ə] dan vokal rendah, misalnya bunyi [a].[2] Secara horizontal dibedakan adanya vokal depan, misalnya bunyi [i], dan [e], vokal pusat  misalnya bunyi [Ə], vokal belakang, misalnya bunyi [u], dan [o]. kemudian menurut bentuk mulut dibedakan  adanya vokal bundar dan vokal tak bundar. Disebut vokal bundar, karena bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal itu, misalnya vokal [o] dan vokal [u]. Disebut vokal tak bundar, karena bentuk mulut itu tidak membundar, melainkan melebar, pada waktu mengucapkan vokal tersebut, misalnya vokal [i] dan vokal [e].
            Berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut tersebut kita memberi nama akan vokal-vokal itu, misalnya: [3]
[i] adalah vokal depan tinggi tak bundar
[e] adalah vokal depan tengah tak bundar
[Ə] adalah vokal pusat tengah tak bundar
[o] adalah vokal belakang tengah bundar
[a] adalah vokal pusat rendah tak bundar
B.      Defenisi konsonan
Konsonan adalah “bunyi bahasa yang dihasilkan denganmenghambat aliran udara pada salah satu tempat di asaluran suara di atas glotis”.[4]
Dari sumber yang lain ,konsonan adalah fonem yang bukan vokal dan dengan kata lain di realisasikan dengan obstruksi .jadi aliran yang melewati mulut di hambat pada tempat-tempat artikulasi .[5]
a.      Bunyi –bunyi konsonan biasanya di bedakan berdasarkan tiga patokan atau kriteria yaitu pita suara, tempat artikulasi dan cara artikulasi. Dengan ketiga kriteria itu, juga orang memberi nama akan konsonan itu.
b.      Berdasarkan posisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara dan tak bersuara. Bunyi bersuara, terjadi apabila pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga terjadilah getaran pada pita suara itu. Yang termasuk bunyi bersuara, antara lain, bunyi [b],[d],[g], dan [c]. bunyi tidak bersuara terjadi apabila pita suara terbuka agak lebar, sehingga tidak ada getaran pada pita suara itu. Yang termasuk tidak bersuara, antara lain, bunyi [s],[k], [p].
            Bila ditinjau dari faktor daerah artikulasinya kosonan dapat bersifat sebagai berikut :
1.      Bunyi bilabial (huruf bibir) yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara mempertemukan an tara bibir atas dengan bibir bawah. Kedua bibir tersebut terkatup rapat sehingga udara dari paru-paru tertahan untuk sementara waktu sebelum katupan itu dilepaskan. Huruf-huruf yang dihasilkan adalah : [b],[p],[m]dan [ w]
2.      Bunyi labiodental, yakni konsonan yang terjadi pada gigi bawah dan bibir atas ; gigi bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk konsonan adalah [v].
3.      Bunyi laminoalveolar, yakni konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi. Dalam hal ini daun lidah menempel pada gusi. Yang termaasuk konsonan laminoaveolar adalah bunyi [t] dan [d].
4.      Bunyi dorsovelar, yakni konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velum atau langit-langit lunak. Yabg termasuk konsonan dorsovelar adalah bunyi [k] dan [g].
5.      Bunyi avico-alveolars, yaitu bunyi yang dihasilkan melalui sentuhan ujung lidah kepada gusi, sehingga menyebabkan penyempitan keluarnya udara yang kemudian keluar secara pelan-pelan tanpa letupan. Proses artikulasi ini melahirkan beberapa konsonan, dalam bahasa indonesia yaitu bunyi : [s], [r], dan [z].
6.      Bunyi inter-dental adalah bunyi yang dihasilkan dengan cara meletakkan ujung lidah antara gigi atas dan gigi bawah, tanpa menutup arus udara secara sempurna.
7.      Bunyi foronto- palatal, yaitu bunyi yang dihasilkan menekan daun lidah pada langit-langit keras. Bunyi yang dhasilkan adalah [sy], [ny].
8.      Bunyi dorso-uvulars, yaitu bunyi konsonan yang di hasilkan melalui pertemuan antara pangkal -maka terjadi letupan.
9.      Bunyi root- pharyngeals, adalah bunyi yang dihasilkan dengan cara mendekatkan akar lidah kepada dinding rongga, tetapi tidak sampai menyentuhnya.
10.  Bunyi golotals atau faringal, yaitu bunyi yang dihasilakan dengan cara merapatkan dua pita suara sehingga udara dari paru-paru yang melewati antara akar lidah dan dinding belakang rongga terhambat. Proses artikulasi ini melahirkan huruf [h].
11.  Bunyi madio-patatals, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara menaikkan lidah bagian tengah kearah langit-langit keras tanpa menyentuhnya. proses artikulasi ini dalam bahasa Indonesia melahirkan huruf [y].[6]
Berdasarkan proses artikulasinya, artinya bagaimana atau hambatan yang dilakukan terhadap arus udara itu, dapatlah kita bedakan adanya konsonan :
1.      Hambat (letupan, plosif, stop)
2.      geseran atau flikatif
3.      paduan atau frikatif
4.      sengawan atau nasal
5.      getaran atau trill
6.      sampingan atau lateral
7.      hampiran atau oproksiman
 
 
 
 
C.      Fonologi
–          Pengertian Fonologi
            Bidang linguistic yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa itu disebut fonologi, yang secara etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi, dan logi yaitu ilmu.
            Menurut Hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik biasanya dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.
            Marilh kita lihat percakapan ini :
            Dula : apakah tugasmu hari ini Ina?
            Ina : membuat resensi buku­­
            Dula : resensi buku? buku siapa?
            Ina : ah, buku dalam bahasa inggris
            Dula : dalam bahasa inggris?
            Ina : ya,kita kan mahasiswa
            Dari percakapan sependek ini kita hanya mendengar deretan bunyi baik yang dikeluarkan oleh ina maupun dula. Bunyi-bunyi ini disebut, bunyi bahasa yang  kebetulan kita mengerti, karena kita adalah penutur bahasa Indonesia. Seandainya ada orang jerman yang kebetulan mendengar percakapan dula dan ina, pasti dia tidak mengerti bahasa Indonesia. Ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya, untuk membedakan makna leksikal disebut fonologi  ( phonology). Di Amerika istilah fonologi disebut fonemik (phonemics) sedangkan di eropa disamping fonemik terdapat pula fonetik. Jadi, bagi sarjana di eropa, misalnya Belanda dan Inggris terdapat fonetik dan fonologi, sedangkan di Amerika Serikat, baik fonetik maupun fonemik dibicarakan dalam satu tataran yang disebut fonologi. [7]
            Berdasarkan pembidangan seperti itu , Verhaar menguraikan tersendiri  fonetik dan kemudian fonologi. Pada buku ini, baik fonetik maupun fonemik akan dibicarakan pada satu subbab saja yakni fonologi. Para sarjana di eropa memisahkan persoalan fonetik dari fonologi, karena bagi mereka “fonetik hanya menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut perbedaan diantara, tanpa memperhatikan segi fungsionalnya”
D.     Hal- hal terkait fonologi
a.      Fonem
Fonem adalah kesatuan bunyi yang terkecil dan sistem bunyi-bunyi bahasa yang dapat berfungsi sebagai pembeda makna. Dan fonem juga adalah  merupakan objek kajian dalam ilmu fonemik.
b.      Identifikasi Fonem
Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita harus mencari sebuah satuan bahasa biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi, lalu membandingkannya dengan satuan kata yang lain yang mirip dengan satuan bahasa yang pertama. kalau ternyata kedua satuan bahasa itu mempunyai makna yang berbeda maka dapat kita simpulkan bahwasanya bunyi tersebut adalah fonem, karena dia bisa atau berfungsi membedakan makna kedua satuan bahasa tersebut. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kata “tajam” dengan ”talam”. Keduanya memiliki kemiripan bunyi bahkan jumlah bunyinya sama (lima bunyi). “Ternyata perbedaannya hanya pada bunyi “J” dan “l”. Maka dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa bunyi “j” dan  “l” dalam bahasa Indonesia adalah fonem, karena berfungsi dalam membedakan makna. Dalam bahasa arab juga ditemukan adanya fonem, misalnya pada kata “ ذنوب“ dengan “ زنوب“ yang mempunyai arti yang berbeda yaitu “dosa-dosa” dan “bulu ketiak”.
c.       Klasifikasi Fonem
Dalam kajian fonologi, fonem dapat diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu : fonem segmental dan fonem suprasegmental. Adapun yang dimaksud dengan fonem segmental adalah vokal dan konsonan dalam fonologi ataupun fonem-fonem yang berupa bunyi yang didapat sebagai hasil segmentasi terhadap arus ujaran. Dan yang dimaksud dengan suprasegmental adalah jalinan atau susunan bunyi yang dapat membedakan arti suatu kata dengan kata yang lain. Sedangkan yang dimaksud  dengan segmen adalah satuan bahasa yang diabstraksikan dari suatu teks, misalnya fon atau fonem sebagai suatu bunyi, morf atau morfem sebagai satuan gramatikal.
d.      Identifikasi Fonem Bahasa Arab Berdasarkan Klasifikasi Fonemnya
1.      Fonem vokal
Dalam pembuktian bunyi-bunyi vokal dalam bahasa arab termasuk fonem atau tidak, dapat dilihat sebagai berikut :
a.   Vokal  /i/ dan /î/ misal :
                    سن     /sinnun/           “umum atau gigi”
              سېن /sÎn/                 “huruf s”
Vokal /i/ dan /Î/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama namun dapat membedakan makna.
b.   Vokal /a/ dan /â/ misal :
                    نصر  /nasara/          “dia telah menolong”
                    ناصر          /nâsara/          “saling menolong”
Vokal /a/ dan /â/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama namun dapat membedakan makna.
 
c.       Vokal /u/ dan /û/ misalnya :                    
      نذر  /nuzurun/        “peringatan”
      نذور          /nuzûrun/        “nazar”
Vokal /u/ dan /û/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hamper sama, namun dapat membedakan makna.
 
d.      Vokal /i/ dan /a/ misalnya :
                  من     /min/   “dari”
                  من     /man/  “siapa”
Vokal /i/ dan /a/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama, namun dapat membedakan makna.
 
e.      Vokal /i/ dan /u/ misalnya :
                  بر     /birrun/           “kebaikan”
                  بر     /burrun/          “gandum”
Vokal /i/ dan /u/  dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama, namun dapat membedakan makna.
 
f.   vokal /a/ dan /u/ misalnya :
                                   بر    / barrun /          “daratan”
                                   بر    / burrun /          “gandum”
                        Vokal /a/ dan /u/  dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama, namun dapat membedakan makna.
 
2.      Fonem konsonan
Diantara beberapa fonem yang teridentifikasi memiliki kesamaan dalam bahasa arab adalah sebagai berikut :
 
a.      konsonan “ﺖ” /t/ dan “ﻄ” /t/, misalnya :
            ﺗﻳﻥ      / tin /   ”buah tin”
            ﻄﻳﻥ    / tin /   ”tanah”
konsonan “ﺖ” /t/ dan “ﻄ” /t/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
 
b.      konsonan “ﺖ” /t/ dan ”ﺪ” /d/, misalnya ;
            ﺘﺏ      / tabba /          ”celaka, binasa”
            ﺪﺏ      / dabba /         ”merangkak, merayap”
konsonan “ﺖ” /t/ dan ”ﺪ” /d/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
 
c.  konsonan ”ﻙ” /k/  dan ”ﻕ” /q/, misalnya :
            ﻜﻟﺏ    / kalbun /        ’anjing”
            ﻗﻟﺏ     / qalbun /        ”hati”
konsonan ”ﻙ” /k/ dan ”ﻕ” /q/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
 
         d. konsonan  ”ﺪ” /d/ dan ”ﺽ” /d/, misalnya :
            ﺪﻝ       / dalla /           ”menunjukkan”
            ﺿﻝ    / dalla /           ”menyesatkan”
konsonan ”ﺪ” /d/ dan ”ﺽ” /d/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
 
                        e. konsonan ”ﺙ” /t/ dan ”ﺫ” /z/, misalnya :
            ﺛﻡ         / samma /       ”disana”
            ﺫﻡ        / zamma /       ”mencela’
Konsonan  ”ﺙ” /t/ dan ”ﺫ” /z/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
 
f.        konsonan ”ﺫ” /z/ dan ”ﻅ” /z/, misalnya :
            ﺫﻟﻴﻝ    / zalillun /        ”yang hina”
            ﻅﻟﻴﻝ   / zalilun /         ”yang melindungi”
Konsonan ”ﺫ” /z/ dan ”ﻅ” /z/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
 
g.      konsonan ”ﺱ” /s/ dan ”ﺹ” /s/, misalnya :
            ﻧﺴﺭ    / nasrun /        “burung garuda”
            ﻧﺼﺭ   / nasrun /        “pertolongan”
Konsonan ”ﺱ” /s/ dan ”ﺹ” /s/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
h.      konsonan ”ﺱ” /s/ dan “ﺶ” /sy/, misalnya :
            ﺣﺭﺱ / harasa /        “menjaga”
            ﺣﺭﺵ / harasya /      “memburu”
Konsonan ”ﺱ” /s/ dan “ﺶ” /sy/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
 
i.        konsonan “ﺡ” /h/ dan “ﻫ” /h/, misalnya :
            ﻧﺣﺭ    / nahara /        “menyembelih”
            ﻧﻫﺭ     / nahara /        “membentak”
Konsonan “ﺡ” /h/ dan “ﻫ” /h/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
 
j.        konsonan “ﺡ” /h/ dan “ﻉ” /’a/, misalnya :
            ﻧﺣﻝ    / nahlun /        “lebah”
            ﻧﻌﻝ     / na’lun /         “sendal”
Konsonan “ﺡ” /h/ dan “ﻉ” /’a/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
 
k.       konsonan “ﺀ” /’a/ dan “ﻫ” /h/, misalnya :
            ﺴﺄﻝ    / sa’ala /          “bertanya”
            ﺴﻬﻝ    / sahala /         “mudah”
Konsonan  “ﺀ” /’a/ dan “ﻫ” /h/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
l.        Konsonan “ﺀ” /’a/ dan “ﻉ” /’a/, misalnya :
            ﺑﺩﺃ       / badaa /         “memulai”
            ﺑﺩﻉ     / bada’a /        “menciptakan”
Konsonan “ﺀ” /’a/ dan “ﻉ” /’a/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
 
m.    konsonan “ﻙ” /k/ dan “ﺥ” /kh/, misalnya :
            ﺃﻛﺑﺭ    / akbarun /      “lebih besar”
            ﺃﺧﺑﺭ   / akhbarun /    “mengabarkan”
Konsonan “ﻙ” /k/ dan “ﺥ” /kh/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
 
n.      konsonan “ﺥ” /kh/ dan “ﻍ” /g/, misalnya :
            ﺑﺧﻳﺭ   / bikhairin /     “dengan baik”
            ﺑﻐﻴﺭ    / bigairin /       “dengan yang lain”
Konsonan” ﺥ” /kh/ dan “ﻍ” /g/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
 
o.      konsonan “ﺙ” /t/ dan “ﺱ” /s/, misalnya :
            ﻟﺛﻡ       / latsama /      “mencium”
            ﻟﺳﻡ      / lasama /       “mengecap”
Konsonan ” ﺥ” /kh/ dan “ﻍ” /g/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
p.      konsonan “ﺯ” /z/  dan ”ﺝ” /j/, misalnya :
                                    ﻣﺯﻟﺔ   / mazallatun /             “tempat yang licin”
                                    ﻣﺟﻟﺔ   / majallatun /              “majalah”
                        Konsonan  “ﺯ” /z/  dan ”ﺝ” /j/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
KESIMPULAN
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Chaer, Abdul., linguistik umum, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1994
http://en-us.start2.mozilla.com/firefox?client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official
 
Pateda, Mansoer,.Linguistik (sebuah pengantar), Bandung : Angkasa, 1990
 
Sahkholid.,Pengantar Linguistik (analisis teori-teori linguistic umum dalam bahasa arab), Medan: Nara Press, 2006
 
           
 
 
 
 


[1] Sakholid,Pengantar Linguistik ,analisis teori-teori linguistic dalam bahasa arab,(Medan,Nara Press,2006)hal.72
[2] Chaer,Abdul., linguistik  umum (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1994) hal. 113
[3] Ibid., hal. 114
[4] Sakholid,Pengantar Linguistik ,analisis teori-teori linguistic dalam bahasa arab,(Medan,Nara Press,2006) hal. 73
[5] http://en-us.start2.mozilla.com/firefox?client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official
[6] Chaer,Abdul., linguistik  umum (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1994) hal. 117-118
[7] Pateda, Mansoer,. Linguistik sebuah pengantar, (Bandung, Angkasa, 1990) hal. 33

About Moch Wahib Dariyadi

Saya adalah Bloger asal Malang yang menyukai kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan IT, Design dan juga Pendidikan. Berupaya untuk selalu menebarkan kebermanfaatan bagi sesama.

Check Also

KAMUS AL-‘AIN (العين)

KAMUS AL-‘AIN (العين) PENDAHULUAN Penyusunan mu’jam (kamus) bahasa Arab yang menghimpun kosakata bahasa Arab dan ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *