Home / Artikel Ilmiah / Cara Menentukan Prestasi Belajar

Cara Menentukan Prestasi Belajar

Cara Menentukan Prestasi Belajar

Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan guru wajib mengetahui sejauh mana keberhasilan siswanya telah berhasil mengikuti pelajaranyang diberikan oleh guru. Untuk melaksanakan penilaian tentang prestasi belajar siswa  maka  guru sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes. Maka alat  evaluasi yang digunakan dapat digolongkan mennjadi dua macam, yaitu: tes  dan bukan tes (non – tes).

Selanjutnya tes dan non tes ini juga disebut sebagai teknik evaluasi. Tes adalah suatu alat, atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data–data atau keteranngan– keterangan yang diinginkan tentang seseorang, denngan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.  Menurut Mukthar Bukhari di dalam bukunya “Tehnik-tehnik Evaluasi”, bahwa tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hasil – hasil tertentu pada seseorang murid atau kelompok.

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur/menentukan prestasi  belajar siswa, maka dibedakan atas adanya  3 macam tes, yaitu;

  1. Tes Diagnostik

Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan – kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan – kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

  1. Tes Formatif

Dari kata “from” yang merupakan dasar dari istilah “formatif“, maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada ahkir pelajaran. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada ahkir setiap program. Tes ini  merupakan post-tes atau tes ahkir.

  1. Tes Sumatif

Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah ahkirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disaamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir catur wulan atau akhir semester akhir37.

 

Berhubungan dengan adanya bermacam-macam penilaian ini dengan  sendirinya akan memiliki fungsi yang berbeda-beda pula.38

1). Tes Dagnostik                                     

 Penilaian diagnostik berfungsi untuk menempatkan siswa, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

–        Menetapkan ada tidaknya pengetahuan – pengetahuan dan atau keterampilan – keterampilan yang disebut prerequisite.

–        Menetapkan tingkat penguasaan  siswa terhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan sebelumnya

–        Mengelompokan siswa atau dasar  bermacam-macam  metode pengajar

–        Menetapkan faktor-faktor penyebab kegagalan yang berulang-ulang dari siswa dalam belajarnya.

2). Tes Formatif

Sedangkan penilaian formatif memiliki fungsi sebagai berikut:

–            Sebagai umpan balik bagi siswa dan guru tentang kemajuan belajar yang berhasil di capai dalam suatu unit pelajaran.

–            Menetapkan dimana letak titik-titik kelemahan dari suatu unit pelajaran sehingga dengan demikian dapat di susun dan diberi alternatif-alternatif pengajaran perbaikan.

3). Tes Sumatif

Sedangkan penilaian sumatif memiliki fungsi untuk pemberian tanda lulus atau nilai untuk siswa pada akhir suatu unit pengajaran, semester atau suatu tahap dalam pendidikan di sekolah.

            Tiap guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan nilai akhir. Hal ini sangat di pengaruhi oleh cara pandang mereka terhadap penting dan tidaknya bagian kegiatan yang di lakukan oleh siswa. Yang di maksud dengan kegiatan-kegiatan siswa misalnya; menyelesaikan tugas, mengikuti diskusi, menempuh tes formatif, menempuh tes tengah semester, “tes semester”, menghadiri pelajaran dan sebagainya.

            Sementara guru berpendapat bahwa menghadiri pelajaran dan mengikuti diskusi sudah merupakan kegiatan yang sangat menunjang prestasi sehingga absensi siswa perlu di pertimbangkan dalam menentukan nilai akhir. Guru lain berpendapat sebaliknya, karena walaupun hadir dalam pelajaran, mungkin hanya raganya saja. Dengan demikian tidak ada gunanya memperhitungkan absensi.

            Penentuan nilai akhir di lakukan terutama pada waktu guru akan mengisi rapor atau STTB. Biasanya dalam menentukan nilai akhir ini guru sudah di bombing oleh suatu peraturan atau pedoman yang di keluarkan oleh pemerintah atau kantor/badan yang membawahinya.

a). Untuk memperoleh nilai akhir, perlu di perhitungkan nilai tes formatif dan tes sumatif dengan rus sebagai berikut39:

 

 

 

Keterangan:

NA           = Nilai Akhir

F               = Nilai tes formatif

S               = Nilai tes sumatif

 Jadi nilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai tes formatif (diberi bobot satu) dijumlahkan dengan nilai tes sumatif (diberi bobot dua) kemudian dibagi 3.

b). Nilai Akhir diperoleh dari tugas, nilai ulangan harian dan nilai ulangan umum dengan bobot 2, 3 dan 5. Jadi jika dituliskan dalam rumus menjadi:

 

Keterangan:

T     = Nilai tugas

H    = Nilai ulangan harian (rata-ratanya)

U    = Nilai  ulangan umum

 



37 Suharsini Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta 1991 hal: 33-36

38 Mulyadi, Hubungan antara Motivasi dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar, FT. IAIN Malang

 

39 Suharsini Arikunto, Op, Cit hal: 283-285

About Moch Wahib Dariyadi

Saya adalah Bloger asal Malang yang menyukai kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan IT, Design dan juga Pendidikan. Berupaya untuk selalu menebarkan kebermanfaatan bagi sesama.

Check Also

KAMUS AL-‘AIN (العين)

KAMUS AL-‘AIN (العين) PENDAHULUAN Penyusunan mu’jam (kamus) bahasa Arab yang menghimpun kosakata bahasa Arab dan ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *