Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural dan Metakognitif
Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural dan Metakognitif
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang harus dimiliki peserta didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin ilmu atau untuk memecahkan masalah apapun di dalamnya yang berkaitan dengan pernyataan yang benar karena sesuai dengan kenyataan yang sebenernya (Anderson & Krathwohl, 2017:46). Pengetahuan faktual berkaitan dengan pernyataan yang benar karena sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Fakta merupakan informasi yang diperoleh dari bukti-bukti pada data. Jika ilmuan biologi menguji kembali fakta tersebut maka hasil pengerjaan, pengukuran, dan pengamatan akan menunjukan hasil yang sama, meskipun diuji berulang kali, siapapun yang mengerjakannya. Pengetahuan faktual sebagian besar muncul pada level abstraksi yang relatif rendah. Dua jenis pengetahuan faktual adalah pengetahuan terminologi dan pengetahuan detail dan elemen yang spesifik.
Pengetahuan terminologi meliputi pengetahuan nama-nama dan simbol verbal dan non verbal tertentu seperti angka, kata, dan gambar yang merupakan bahasa dasar dalam suatu disiplin ilmu. Pengetahuan detail dan elemen yang spesifik mengacu pada pengetahuan peristiwa, fakta, tempat, orang, tanggal, sumber informasi, dan semacamnya. Hal ini dapat melibatkan informasi yang sangat tepat dan spesifik, seperti tanggal yang tepat dan suatu peristiwa atau besarnya fenomena dengan tepat. Fakta spesifik merupakan informasi mendasar yang digunakan dalam memikirkan masalah atau topik tertentu.
b. Pengetahuan Konseptual
Anderson & Krathwohl (2017:46) mengungkapkan bahwa pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan mengenai skema, model, atau teori eksplisit dan implisit dalam model psikologi kognitif yang berbeda. Skema, model, dan teori menunjukan pengetahuan yang seseorang miliki mengenai bagaimana pokok bahasan tertentu diatur dan disusun, bagaimana bagian atau potongan informasi yang berbeda saling berhubungan dan berkaitan dalam suatu cara yang sistematis, bagaimana bagian-bagian ini berfungsi bersama-sama.
Pengetahuan konseptual memuat ide atau gagasan dalam suatu disiplin ilmu yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan suatu objek atau mengelompokan atau mengklasifikasikan berbagai objek. Pengetahuan konseptual berkaitan dengan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi, teori, model dan struktur. Penguasaan pengetahuan konseptual ditandai dengan kemampuan mengklasifikasikan data, mengelompokan data berdasarkan ciri-ciri kesamaannya, atau berdasarkan perbedaannya menunjukan kekuatan atau kelemahan suatu pernyataan, mengenai prinsip-prinsip, menyimpulkan, menguasai teori, menunjukan contoh, dan mengenali struktur.
Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang berbeda. Jenis pengetahuan ini lebih umum dan sering lebih abstrak daripada pengetahuan terminologi dan fakta-fakta tertentu. Pengetahuan prinsip dan generalisasi meliputi pengetahuan dari abstraksi- abstraksi tertentu yang merangkum pengamatan fenomena. Prinsip dan generalisasi cenderung lebih mendominasi suatu disiplin ilmu akademis dan digunakan untuk mempelajari fenomena atau memecahkan masalah dalam dalam disiplin ilmu (Suwarto, 2010:79). Pengetahuan prinsip atau generalisasi cenderung berupa gagasan-gagasan mendasar yang dapat menjadi sulit untuk dipahami karena tidak diperkenalkan secara keseluruhan dengan fenomena yang dibahas.
Pengetahuan teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan mengenai prinsip dan generalisasi bersama dengan hubungan diantara mereka yang menyajikan pandangan sistematis dan jelas mengenai suatu fenomena., masalah, atau pokok bahasan yang kompleks. Pengetahuan teori, model, atau struktur dalam biologi contohnya pengetahuan mengenai teori evolusi dan bagaimana untuk berpikir dalam istilah-istilah evolusioner untuk menjelaskan fenomena-fenomena biologi yang berbeda adalah suatu aspek yang penting dari bagian jenis pengetahuan konseptual (Suwarto, 2010:80).
c. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan mengenai bagaimana melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural sering mengambil bentuk dari suatu rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Hal ini meliputi pengetahuan keahlian alogaritma, tekhnik, dan metode secara kolektif sebagai prosedur-prosedur (Suwarto, 2010:80). Pengetahuan prosedural juga meliputi pengetahuan mengenai kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan menggunakan beragam prosedur.
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan mengenai tindakan peserta didik dan peluang meramalkan, memperkirakan, atau hipotesis dan merancang cara untuk penyelidikan (Star & Stylianides, 2013:4). Prosedur dapat diartikan sebagai tahap demi tahap suatu proses untuk mencapai hasil yang diharapkan. Anderson & Krathwohl (2001:46) menjelaskan bahwa pengetahuan prosedural meliputi tiga sub jenis, yaitu :
1) Pengetahuan Tentang Keterampilan dalam Bidang Tertentu
Pengetahuan prosedural dapat diungkapkan sebagai suatu rangkaian langkah-langkah, yang secara kolektif dikenal dengan prosedur. Kadangkala langkah-langkah tersebut diikuti perintah yang pasti, di waktu yang lain keputusan-keputusan harus dibuat mengenai langkah mana yang dilakukan selanjutnya.
2) Pengetahuan Tekhnik dan Metode Spesifik
Pengetahuan tekhnik dan metode spesifik suatu subjek meliputi pengetahuan yang secara luas merupakan hasil dari konsesus,
persetujuan, atau norma-norma disipliner daripada pengetahuan yang lebih langsung merupakan suatu hasil observasi, eksperimen, atau penemuan. Bagian jenis pengetahuan ini secara umum menggambarkan bagaimana para ahli dalam bidang disiplin ilmu berpikir dan menyelesaikan masalah-masalah daripada hasil-hasil dari pemikiran atau pemecahan masalah tersebut.
3) Pengetahuan Kriteria untuk Menentukan Kapan
Menggunakan Prosedur-Prosedur yang Tepat
Sebelum terlibat dalam suatu penyelidikan, peserta didik diharapkan dapat mengetahui metode-metode dan tekhnik-tekhnik yang telah digunakan dalam penyelidikan yang sama. Mereka diharapkan dapat menunjukan hubungan-hubungan antara metode- metode yang dilakukan oleh peserta didik lain.
d. Pengetahuan Metakognitif
1) Pengertian Metakognitif
Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran akan serta pengetahuan tentang kognisi diri sendiri (Anderson & Krathwohl, 2017:82). Sedangkan menurut Winn, W. & Snyder, D., (1996:25) metakognitif adalah tentang refleksi diri sendiri, tanggungjawab dan inisiatif diri sendiri serta menetapkan target dan pengelolaan waktu. Flavel (1979:907) memberikan definisi metakognitif sebagai kesadaran seseorang tentang bagaimana dia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran suatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
Berdasarkan teori tersebut dapat diartikan metakognitif merupakan kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui atau secara sederhana metakognitif mengukur kemampuan dengan menempatkan peserta didik dalam memahami tujuan, merencanakan, memahami penggunaan strategi yang dipakai, dan mampu merefleksikan kelemahan dan kelebihan hasil dari pencapaian tujuan yang di harapkan. Dalam konteks pembelajaran, peserta didik mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif. Pengetahuan metakognitif mengacu pada pengetahuan tentang kognisi seperti pengetahuan tentang keterampilan (skill) dan strategi kerja yang baik untuk pembelajar dan bagaimana serta kapan menggunakan keterampilan dan dtrategi tersbut. Pada kegiatan-kegiatan yang mengontrol pemikiran dan belajar seseorang seperti merencanakan, memonitor pemahaman, dan evaluasi.
2) Komponen Metakognitif
Schraw & Denison (1994:490) pengetahuan metakognitif merupakan sebuah pengetahuan tentang memahami keterkaitan antara aspek karakteristik perseorangan, karakteristik tugas, dan penggunaan strategi dalam situasi pembelajaran. Peserta didik yang berhasil adalah peserta didik yang secara sadar dapat memonitor dan mengontrol belajar mereka. Pusat dari pengetahuan dan kontrol diri adalah komitmen, sikap, dan perhatian, sedangkan elemen dari pengetahuan dan kontrol proses adalah pengetahuan penting dalam metakognisi dan kontrol pelaksanaan dari perilaku.
Hal tersebut bisa menjadi salah satu asumsi prediktor pembelajaran yang optimal. Pada dunia penelitian pendidikan, tipikal hipotesis ini seperti korelasi positif antara proses regulasi pembelajaran peserta didik terhadap tujuan pembelajaranya dan berdampak secara langsung pada tugas yang diberikan. Hal ini sejalan dengan penemuan penelitian lainnya yang menyatakan bahwa hubungan penggunaan metakognitif berkorelasi positif terhadap tingkat kebenaran tugas akademik peserta didik (Nett, Goetz, Hall, & Frenzel, 2012:3). Selain itu, pernyataan yang sama juga diutarakan oleh Hyerle & Alper (2011:34) peran metakognitif dapat sebagai pembuktian apakah pembelajaran disekolah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika peserta didik menerapkan aplikasi teori maka secara tidak langsung peserta didik sudah dapat memilah bagian konsep mana yang dapat diterapkan dan bagian konsep mana yang tidak dapat diterapkan.
Teori-teori diatas meskipun secara penjelasan terlihat berbeda akan tetapi sebenarnya secara umum sama. Pada penelitian ini kemampuan metakognitif menggunakan subjenis pengetahuan strategis pada kategoris mengelaborasi dan mengorganisasi. Pengetahuan tugas-tugas kognitif yang digunakan serta pengetahuan diri mencakup pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa kesadaran metakognitif peserta didik lebih dari strategi dan kemampuan yang disadari oleh peserta didik itu sendiri. Seorang peserta didik yang menggunakan kemampuan metakognitifnya secara luas, akan mempertimbangkan dirinya untuk lebih mengelaborasi proses pembelajaran yang diperoleh. Indikator metakognitif terdiri dari :
a) Declarative Knowladge
Pengetahuan tentang keterampilan kecerdasan dan kemampuan seseorang sebagai peserta didik, secara faktual diperlukan sebelum mampu berproses atau menggunakan pikiran kritis terkait dengan topik yang diperoleh melalui presentasi, demonstrasi, dan diskusi.
b) Procedural Knowladge
Pengetahuan tentang bagaimana mengimplementasikan prosedur-prosedur belajar yang menuntut peserta didik mengetahui proses dan juga kapan menerapkan proses dalam berbagai situasi.
c) Planning
Mencakup tujuan dan pengalokasian sumber bahan terutama untuk belajar.
d) Information management strategies
Keterampilan dan strategi yang digunakan untuk memproses informasi secara lebih efesien, menggabungkan, menyimpulkan, memfokuskan, atau menentukan prioritas.
e) Monitoring
Penilaian strategi belajar seseorang yang sedang digunakan. f) Debugging Strategies
Strategi atau langkah yang dilakukan untuk mengoreksi kesalahan pemahaman atau perolehan.
g) Evaluation
Analisa perolehan dan efektivitas strategi pada akhir kegiatan belajar.