PRINSIP DAN METODE PENINGKATAN AKIDAH ISLAM
PRINSIP DAN METODE PENINGKATAN AKIDAH ISLAM
Oleh : Isma Annisa Nur Ardhillah (210231605221) B12
Universitas Negeri (UM) Malang
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan prinsip dan makna sebenarnya dari akidah islam dan pentingnya akidah islam dalam kehidupan manusia serta mengupas tuntas metode apakah yang dapat diterapkan dalam meningkatkan akidah/kepercayaan umat islam pada Agama Islam. Dewasa ini banyak kita temui adanya penurunan kualitas aqidah islam pada kalangan remaja maupun orang dewasa disekitar kita, oleh karena itu, dibutuhkan metode yang tepat untuk mengatasi masalah keyakinan di Era-milenial ini. Selain penurunan kualitas aqidah/keyakinan pada kalangan umat islam, kita juga dihadapkan dengan serangan budaya barat yang mengoyak keyakinan umat islam dari berbagai sisi yang tidak diduga bahkan sering diabaikan manusia terutama kalangan remaja muslim. Terlebih lagi dengan maraknya budaya barat itu, banyak remaja bahkan masyarakat sekitar yang terkena dampaknya dan mulai kehilangan jati diri bahkan keyakinannya pada agama mereka dikarenakan melihat bebasnya budaya dan pergaulan orang barat yang mulai mendarah daging di kalangan anak bangsa Indonesia ini. Dengan demikian Studi Pendidikan Agama Islam yang membahas masalah Aqidah Islam sangat diperlukan untuk menyadarkan kalangan kita betapa pentingnya menjaga kekuatan aqidah dan keyakinan yang mulai koyak dengan kerasnya benturan zaman saat ini.
Keyword : Metode, Pembekalan, Kebiasaan Pendidikan Agama Islam, Dasar Aqidah Islam
A. METODE
Artikel ini disusun menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka (Library Research). Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan cara pengumpulan beberapa refrendi baik berupa buku, artikel dan dokumen mata kuliah yang berkaitan mengenai pembahasan yang saya ambil ini yaitu, Aqidah Islam. Adapun teknik analisis yang digunakan yaitu dengan pemaparan dekriptif, display data dan penarikan kesimpulan.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Aqidah
Secara bahasa (etimologi), aqidah diambil dari kata al-aqdu yang berarti Asy-Syaddu (Pengikatan), Ar-Babtu (Ikatan), Al-Itsaaqu (Mengikat), AtsTsubut (Penetapan), Al-Ihkam (Penguatan). Aqidah juga berasal dari kata al-aqdu (jamak=al aqaid) yang berarti simpul atau pegangan yang kuat, yakni suatu keyakinan yang menjadi pegangan yang kuat dalam diri manusia.
Menurut T.M.Hasbi Ash Shiddieqy, akidah adalah pendapat dan fikiran atau panutan yang mempengaruhi jiwa manusia lalu menjadi sebagai suatu suku dari manusia sendiri, dibela, dipertahankan dan di itikadkan bahwa hal itu adalah benar yang harus dipertahankan dan diperkembangkan.
Sebagai llmu, menurut Muhammad Abduh aqidah adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, juga membahas tentang Rasul-rasul-Nya, meyakinkan mereka, meyakinkan apa yang wajib ada pada mereka, apa yang boleh dihubungkan pada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkannya kepada diri mereka.
2. Pengertian Aqidah Islam
Maka Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang pasti kepada Allah SWT dengan melaksanakan kewajiban bertauhid kepadaNya, beriman kepada para MalaikatNya, Rasul-RasulNya, Hari Kiamat, dan Taqdir yang baik dan yang buruk. Dan mengimani pula seluruh apa apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama (ushuluddin).
Pengertian Akidah Islam Dinamakan Akidah Islam karena kepercayaan dan keyakinan itu tumbuh atau dibicarakan menurut ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan (rukun iman, yaitu keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta taqdir baik dan buruk).
3. Dasar Aqidah Islam
- Al – Qur’an
Q.S Al-Kahfi : 110
قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ
- Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
Q.S Al-Baqarah : 285
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
- Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
- Hadits Rasulullah SAW
فأخبرني عن الايمان قال أن تؤمن بالله وملائكته ورسله واليوم الآخر تؤمن بالقدر خيره وشره
Beritahukan aku tentang Iman. Lalu beliau bersabda :” Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk”
4. Ruang Lingkup Aqidah Islam
- ilhiyyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan masalah ketuhanan yakní tentang Aliah.
- Nubuwwat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan Allah, yaitu para nobi dan para rasul Allah.
- Ruhaniyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti jin dan malaikat.
- Sam’iyyat, yaitu pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti alam kubur, akhirat, surga, neraka, dan lain-lain.
5. Karakteristik Aqidah Islam
- Agama Fitrah
Dimana Agama Islam itu cenderung menopang fitrah manusia dan kebutuhan dasar mereka, hal ini dapat dibuktikan dengan subtansi Maqasid Al-Syari’ah yang bertujuan untuk menjaga agama, jiwa keturunan, harta, dan akal.
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ ………
- “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.”
- Bersifat Universal
Sifat universalitas agama islam tercermin dari ajaran dan tujuan dari agama itu, dimana kita ketahui, seluruh ajaran islam itu ditujukan untuk kemaslahatan bersama dan dengan adanya akulturasi budaya antara tradisi masyarakat sekitar dengan ajaran islam membuktikan bahwa agama islam adalah agama yang mampu menyatu dan menyempurnakan suatu tradisi yang tidak bertentangan dengan islam sendiri, misalnya dakwah dengan media wayang kulit maupun acara keagamaan misalnya pawai obor untuk memperingati tahun baru hijriyah/ tahun baru umat islam dengan bereliling dan mengumandangkan takbir. Dan adapun sifat universalitas yang tercermin dari tujuan agama islam yaitu sebagai agama rahmatan lil’alamin dan dinyatakan Allah SWT secara gamblang dalam Q.S Al-Anbiya’ : 107
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
- Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.
- Melanjutkan Tradisi Tauhid
Yaitu dengan tidak mencampuradukkan nilai ketuhanan dan kepercayaan kepada Allah pada apapun yang akan menghancurkan kredibilitas iman umat islam. Konsep Islam sebagai agama tauhid merupakan mata rantai ajaran sepanjang sejarah manusia dari para nabi dan rasul. Mulai dari Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Daud, Musa, dan Isa sampai Muhammad SAW, sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam Q.S. al-Anbiya : 25.
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ
- Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku.
- Menyempurnakan Agama Terdahulu
Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Khatamul Anbiya Wal Mursalin yaitu Nabi Muhammad SAW yang dimana dalam agama ini, telah mencakup semua ajaran agama sebelumnya dan menyempurnakan agama tersebut. Yang disempurnakan dalam agama islam yaitu pertama, mengenai objek dari ajaran tersebut, yang dimana daam agama islam objeknya meliputi orang-orang yang tergerak hatinya untuk masuk agama islam Ajaran agama islam dan siapa saja yang ingin mempelajari agama islam. kedua, yaitu mengenai otentiknya nilai dalam ajaran islam diamana semuanya teramktub dalam Al-Qur’an al karim yang tidak akan dapat dipalsukan karena otentisitasnya dijaga langsung oleh Allah SWT hal ini berdasar pada firmannya Q.S Al-Hijr 9
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ
- Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.
- Mendorong Kemajuan
Kemajuan peradaban manusia akan terwujud apabila manusia mampu memanfaatkan potensi akalnya dengan baik. Misi tauhid adalah membebaskan manusia dari penjara mitos, tahayul, dan penghambaan kepada ciptaan Allah yang hakikatnya lebih rendah martabatnya.
Banyak sekali ayat al-Qur‟an yang menantang manusia untuk menggunakan akal pikirannya. Islam mengajarkan bahwa hukum-hukum Allah (sunnatullah) dalam kehidupan ini ada dua macam, yaitu yang tertulis (qauliyah) dan yang tidak tertulis (kauniyah). Sunnah qauliyah adalah hukum yang diwahyukan kepada para nabi. Sedangkan sunnah kauniyah ialah ketentuan yang tidak diwahyukan, seperti suhu udara, tata surya, panas matahari, iklim, derajat panas air, hukum titik cair baja, gravitasi, dan sebagainya. Hal itu dimaksudkan agar manusia melakukan penelitian dan memikirkan betapa dahsyat ciptaan-Nya6.
قُلِ انْظُرُوْا مَاذَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗوَمَا تُغْنِى الْاٰيٰتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ
- Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!” Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman.
6. Tujuan Aqidah Islam
- Menyelamatkan Umat Islam Dari Keyakinan Yang Tidak Benar
Keyakinan bahwa islam dengan seluruh ajarannya bersumber dari Allah yang maha benar membawa diri pada arah dan tujuan yang benar
- Mengikhlaskan Niat Dan Ibadah Kepada Allah SWT
Memfokuskan diri untuk beribadah kepada Allah dan mengingat Allah menjadikan manusia akan selalu introspeksi ketika akan mengambil suatu tindakan dan senantiasa mengingat bahwa segala yang kita lakukan itu diawasi oleh Allah SWT
- Meluruskan Arah Pemikiran Dan Tindakan
Dengan berakidah kita pasti akan memiliki pemikiran yang jernih dalam mengambil keputusan dan memiliki dasar yang jelas dalam bertindak
- Membebaskan Akal Dari Kekacauan Berpikir
Kita tentu sudah tahu bahwa kemampuan akal manusia itu terbatas dan dalam menganalisis, otak kita cenderung membutuhkan acuan atau dasar dalam mengambil suatu keputusan, oleh karena itulah dibutuhkan akidah atau keyakinan dalam menyandarkan pemikiran yang benar sehingga tidak terjadi kekacauan berpikir ketika mengambil suatu keputusan
- Ketenangan Jiwa Dan Pikiran
Selain menjaga diri kita dari tindakan yang salah, brakidah juga mampu membuat hati kita tenang dan tentram. Karena dalam berakidah,kita sudah pasti akan menjadi orang yang dekat dengan Allah dan dengannya lah kita akan memiliki ketentraman dalam menjalani kehidupan.
7. Prinsip Aqidah Islam
- Iman Kepada Allah
Meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia telah menciptakan, membina, mendidik dan menyediakan segala kebutuhan manusia. Alam raya dicipta Allah dengan tujuan dan bukan sia-sia. Di antara dasar iman kepada Allah yaitu:
- S. Al Ikhlas: 1-4
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
- Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
- Allah tempat meminta segala sesuatu.
- (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
- Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
- S. Al Bayyinah : 5
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
- Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
- Iman Kepada Malaikat
Meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah menciptakan mahluk dari cahaya. Berikut adalah kisah dan keberadaan Malaikat dalam Al-Qur’an:
- Keberadaanya sangat patuh dan tunduk kepada perintah Allah sesuai (QS. Al a’raf: 206).
- Malaikat-malaikat Allah mempunyai sifat dan tugas beragam seperti Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu (QS. An Nahl : 2)
- Malaikat juga mempunyai kekuatan luar biasa (QS AI Haqqah:16).
- Iman kepada malaikat merupakan salah satu dari jenis keimanan kepada hal yang ghaib (QS. Al Baqarah 3).
- Iman Kepada Kitab Suci
Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah, seluruhnya ada empat, yaitu
- Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, (Al Baqarah: 185)
- Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa (QS. AI Maidah: 44)
- Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud (QS. An Nisa: 163)
- Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa (QS Al-Ma’idah: 46)
- Shuhuf kepada Nabi Ibrahim
Sebagaimana firman Allah Q.S An-Nisa’ 136 mengenai iman kepada kittab suci :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
- Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.
- Iman Kepada Nabi Dan Rasul
Allah SWT mengutus para nabi dan rasul untuk membawa kabar gembira kepada umat manusia, memberi teladan ahlak mulia dan berpegang teguh terhadap ajaran Allah seperti dalam QS. Al Baqarah :136.
Keberadaan Al-Quran menjadi dalil yang meyakinkan bahwa Muhammmad Saw adalah seorang nabi dan rasul (QS. Al Baqarah: 23) dengan sifat-sifat mulia yang ada pada diri Nabi Saw yakni, Siddiq, Amanah, Fathanah, dan Tabligh.
- Iman Kepada Hari Akhir
Meyakini bahwa manusia akan mengalami kesudahan dan dimintai tanggung jawab kelak dikemudian hari. Al-Quran selalu menggugah jiwa dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa hari akhirat, dengan nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah, al-qari’ah, an-naba, al-qiyamah. Istilah-istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan keadaan yang bakal dihadapi oleh manusia pada saat itu.
- Iman Kepada Qodho’ Dan Qadar
Qada adalah ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar adalah terjadinya suatu ciptaan yang sesuai dengan penetapan (qada). Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya (QS AI Furqan: 2). Para ulama kalam membagi takdir ada dua macam, yakni takdir muallaq dan takdir mubram. Takdir muallaq berkaitan dengan ikhtiar manusia. Misalnya seorang murid ingin mendapat ilmu maka harus belajar. Sedangkan takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan. Misalnya, waktu kematian seseorang.
8. Metode Peningkatan Aqidah Islam
- Mengakui Allah Sebagai Pencipta, Pengatur, Dan Pembina Alam Semesta
Keyakinan bahwa Allah adalah pencipta, pengatur dan pembina alam semesta adalah keharusan yang tidak dapat diragukan lagi. Pemhaman yang kuat dalam hal ini tentunya akan sangat berpengaruh dalam menguatkan keyakinan pada diri untuk beraqidah yang benar dan mengambil keputusan ang benar guna membaskan diri dari pengaruh sikap yang menyesatkan seperti tertera dalam Q.S Yunus:31
قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اَمَّنْ يَّمْلِكُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَمَنْ يُّخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُّدَبِّرُ الْاَمْرَۗ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللّٰهُ ۚفَقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ
- Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, “Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”
- Beribadah Kepada Allah Dengan Tulus
Beribadah semata mengharap ridha Allah SWT sebagai wujud syukur dan hikmah penciptaan mereka merupakan bentuk pengabdian seorang hamba dan sikap yang seharusnya ditunjukkan seorang hamba kepada tuhannya, hal ini sesuai dengan Q.S Adz Dzariyat : 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
- Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
- Menyadari Bahwa Allah Telah Memuliakan Manusia
Allah memuliakan manusia tanpa pandang status atau kedudukannya,yang membedakan manusia menurut penilaian Allah ialah imannya, dan ini hanya bisa di dapat apabila seorang manusia itu memiliki iman yang kuat dan aqidah yang kuat kepada agamanya dan kepada tuhannya, hal ini sesui dengan firman Allah SWT Q.S Al-Isra : 70
۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ
- Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
- Mengikuti Petunjuk Allah Dan Rasulullah
Rasulullah SAW telah meninggalkan kepada umatnya 2 perkara penting, yang dengan berpegang kapada 2 tuntunan itu,manusia terutama umat islam akan selamat dunia dan akhirat, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits hal ini sesuai dengan haditsnya yang berbunyi
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
- Menjalankan Ketaatan Kepada Allah Dan Rasulullah Saw
Menjalankan ketaatan kepada Allah dan Rasulullah SAW setiap saat merupakan bagian yang menentukan kesuksesan muslim untuk meraih kebahagiaan dunia hingga akhirat yang termaktud dalam Q.S An-Nisa’:80
مَنْ يُّطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ اَطَاعَ اللّٰهَ ۚ وَمَنْ تَوَلّٰى فَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًا ۗ
- Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka.