Sejarah termasuk salah satu pembahasan yang bersifat abstrak

Nama   : Fikriyah Mahyaddin

Nim     : 15741002

 

  1. Fazlur Rahman merupakan salah satu pemikir Islam yang mempunyai keinginan terhadap kemajuan umat Islam. Ia mempunyai banyak ide-ide untuk mengembangkan Islam. Pemikiran Fazlur Rahman tergabung antara pemikiran tradisional dan modern. Fazlur Rahman menguasai khazanah Islam klasik atau tradisional karena ia berasal dari Pakistan dan juga khazanah modern karena ia belajar di Barat. Keduanya berpengaruh dalam membentuk intelektual keilmuannya.

Di antara pemikirannya dalam bidang politik, Fazlur Rahman menyebut bahwa dari prinsip-prinsip yang disebut Al-Qur’an dan Hadis, preferensi Islam adalah sistem politik demokratis. Dalam berbagai tulisannya Fazlur-Rahman menekankan masyarakat Islam adalah masyarakat menengah yang tidak terjebak pada ekstrimitas, dan ûlil al-amri-nya (para pemegang kekuasaan) adalah mereka yang tidak menerima konsep elitisisme ekstrim. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang egaliter dan terbuka atau inklusif, saling berbuat baik dan kerjasama, dan tidak melakukan diskriminasi berdasarkan gender atau kulit. yang terpenting prinsip-prinsip yang terdapat dalam Alquran itu harus di-transformasikan ke dalam bentuk rumusan-rumusan kenegaraan yang dipandang perlu akan memenuhi hajat kebutuhan kaum muslimin tentang sebuah negara pada zamannya.

Gagasan-gagasan dan pemikirannya banyak berpengaruh terhadap Negara Islam. salah satunya adalah tanah air kita Indonesia. Warisan Fazlur Rahman banyak menyebar ke Indonesia di tangan kaum Muslim Modernis, terutama yang pernah menjadi murid Fazlur Rahman di Universitas Chicago, seperti Nurcholis Majid, Amien Rais, dan Ahmad Syafi’i Ma’arif. Fazlur Rahman pernah juga berkunjung ke Indonesia dan tinggal selama dua bulan dan ia juga sempat memberikan kuliah di beberapa tempat.

Fazlur Rahman pernah mengatakan bahwa Islam di abad ke-21 akan dipelopori oleh kebangkitan Islam Indonesia. Dengan kata lain, kebangkitan Islam di dunia akan muncul bukan di Timur Tengah, atau negara Islam lainnya, tetapi justru di Indonesia. Pandangan itu menurut beliau, didasarkan pada data yang sangat kuat. Hal ini juga Ia katakan kepada muridnya yang ada di Amerika bahwa pandangannya itu tidak hanya sekedar untuk menyenangkan hati. ia melihat bahwa hanya di Indonesia terdapat organisasi seperti Muhammadiyah yang tidak mengikuti satu mazhab namun menghormati semua mazhab. ia juga menegaskan bahwa di Indonesia bermunculan banyak sarjana muslim yang berpandangan maju, berpikiran progresif, modern, dan menghayati ajaran agama secara baik. Mereka juga mendukung demokrasi, penghayatan terhadap HAM, kesetaraan gender dan lainnya.

Melihat kepada uraian di atas terhadap pemikiran Fazlur Rahman yang mendukung demokrasi dalam suatu negara, dan juga membuka pintu ijtihad, saling menghormati semua mazhab dan tidak melakukan diskriminasi, ini senada dengan pandangan dan alasan-alasan Fazlur Rahman terhadap kebangkitan Islam di Indonesia. Dan hal- hal yang di ataslah yang mendorong Fazlur Rahman mengatakan bahwa Islam bangkit di Indonesia.  Dan menurut penulis, Sesungguhnya dari berbagai aspeknya Indonesia sudah memiliki kekayaan dan luas wilayah luar biasa dan merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk Muslim terbanyak di dunia.

Islam berkembang pesat di Indonesia bukan melalui penaklukan militer seperti (futuhat) melainkan melalui perdagangan yang dilakukan oleh para sufi. Islam tersebar di sebagian besar Asia Tenggara  melalui jalur perdagangan, terbuka dan tidak ada paksaan sehingga Islam mudah diterima oleh masyarakat. 

Agama Islam yang datang ke Indonesia mendapat perhatian khusus dari kebanyakan rakyat yang telah memeluk agama Hindu. Agama Islam dipandang lebih baik oleh rakyat yang semula menganut agama Hindu, karena Islam tidak mengenal kasta, dan Islam tidak mengenal perbedaan golongan dalam masyarakat. Daya penarik Islam bagi pedagang-pedagang yang hidup di bawah kekuasaan raja-raja Indonesia-Hindu agaknya ditemukan pada pemikiran orang kecil. Islam memberikan sesuatu persamaan bagi pribadinya sebagai anggota masyarakat muslim. Di dalam Islam, ia merasa dirinya sama atau bahkan lebih tinggi dari pada orang-orang yang bukan muslim, meskipun dalam struktur masyarakat menempati kedudukan bawahan.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode dan corak penyebaran Islam di Indonesia berlangsung secara damai, terbuka, dan tanpa paksaan. Tidak seperti penyebaran Islam di sebagian besar wilayah Timur Tengah, Afrika yang dalam realitasnya melibatkan kekuatan militer atau perang.

Melihat sejarah masuknya Islam di Indonesia, Islam dikenal sebagai agama yang toleran dan damai. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan melihat terhadap fakta realita yang terjadi di Indonesia saat ini Islam dikenal sebagai agama yang intoleran. Banyak yang memandang bahwa non muslim harus diperangi, sehingga perubahan kini terjadi di Indonesia, agama Islam yang dulu dikenal sebagai agama yang damai, kini dikenal agama yang ekstrim padahal itu hanya kelompok kecil yang belum mengenal hakikat dari agama Islam.

Untuk mewujudkan perkataan Fazlur Rahman tersebut bahwasanya Islam harus jauh dari hal-hal yang berbau ekstrim, sebagaimana yang diungkapkan oleh syekh Ahmad Thayyeb dalam pidatonya ketika berkunjung ke Indonesia, dalam ajaran Islam tidak mengenal peperangan, karena Islam yang sesungguhnya adalah Rahmatan lil-alamin. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Di samping itu modal utamanya adalah Rakyat yang beriman dan bertaqwa, Jama’ah Islam yang bercita-cita besar, Pemimpin islam yang berwibawa, mendukung demokrasi, Asas peradaban yang kukuh, Pejuang-pejuang Islam yang gigih, Sumber Alam yang kaya, Jumlah penduduk yang banyak.

 

  1. Sejarah termasuk salah satu pembahasan yang bersifat abstrak, hal ini berarti bahwa kita tidak dapat menentukan kebenaran naskah sejarah berdasarkan analisa yang sederhana. Salah satu yang dilakukan oleh peneliti Barat untuk mengenal Islam yang mana dikenal dengan julukan Orientalisme adalah meneliti tentang sejarah Islam, al-Qur’an, dan lain sebagainya.

Orientalisme mencakup periode zaman yang sangat panjang Sejak mereka mengenal agama Islam dan berusaha untuk menelitinya, mereka telah menuliskan buku dan artikel tentang Islam, terlepas apa motivasi di balik itu semua, sebagian memang untuk mengenal dan memperkenalkan agama Islam, dan sebagiannya lagi untuk menentangnya.

Tujuan para peneliti sejarah bermacam-macam, selain untuk keilmuan digunakan juga untuk motif-motif lain seperti, ekonomi, politik, dan budaya, dan lain sebagainya.

  1.  Motivasi Ekonomi dan Penjajahan Lembaga-lembaga keuangan perusahaan-perusahaan raksasa dan pihak pemerintah sendiri telah mengeluarkan biaya sangat besar untuk para peneliti dalam rangka mengenal lebih jauh kondisi negara-negara Islam melalui laporan lengkap mereka. Penelitian tersebut sangat digalakkan terutama pada masa sebelum penjajahan Barat dalam abad ke-19 dan ke-20 M.
  2.  Motivasi Politik, Melemahkan semangat ukhuwah islamiah dan memecah-belah umat agar mudah dikuasai. Menghidupkan bahasa Arab ‘amiyyah dan mengkaji adat istiadat yg berlaku. Para pegawai di negara-negara diarahkan  untuk  mempelajari bahasa asing agar memahami seni dan agama penjajah tujuannya agar mereka mudah dipengaruhi dan dikuasai.
  3. Motivasi Keilmuan Sebagian orientalis ada yg mengarahkan peneliteian dan analisisnya semata-mata utk pengetahuan.

 

Orientalisme pada awal munculnya masih terbilang mentah, para orientalis hanya berusaha untuk menampilkan rupa yang buruk dan menakutkan dari agama Islam dan Nabi Muhammad saw. penelitian orientalis di Barat sudah mengalami perubahan yang besar dan tidak lagi seperti dulu. Pada abad ke-18 dan 19,  khususnya abad kesembilan belas dan dua puluh, kecenderungan negatif seperti itu sedikit-banyak telah disingkirkan, sebagai gantinya muncullah penelitian-penelitian spesialis di bidang bahasa dan sejarah.

Salah satu orientalis pada masa itu adalah, Edward Said mencoba mengupas segala macam bentuk tindakan dan pemikiran dari para tokoh orientalis dari masa Islam datang sampai pada Islam sekarang. Menurut pandanggannya pemikiran orientalis pada Abad XIX an sampai sekarang sudah mulai berubah. Pada masa ini lebih menekannkan kepada wilayah akademis dalam penelitian yang dilakukan oleh mereka.

Adapun peneliti-peneliti barat dalam hal meneliti sejarah menggunakan dua metode penelitian, yang satu lebih mirip dengan metode yang biasa kita gunakan, adapun yang lain jauh sekali dari metode yang Islam gunakan.

Metode yang pertama, mereka menggunakan sumber-sumber Islam yang ada. Adapun metode yang kedua mempunyai prinsip yang jauh berbeda dengan prinsip peneliti klasik di Barat, mereka dikenal dengan sebutan reformis.  Menurut mereka, Apabila kalian betul-betul ingin meneliti Islam secara serius, maka kalian harus memperhatikan seluruh proses yang menetapkan dan merubah sebuah agama. Islam bukanlah agama yang pertama, oleh karena itu kalian harus meneliti bagaimanakah agama-agama yang lain muncul, dan bagaimana sebagian dari agama itu berubah atau hancur. Oleh karena itu, menurut mereka, dengan bersandarkan pada sumber-sumber tersebut seseorang tidak akan pernah sampai kepada sejarah awal Islam yang sebenarnya. Metode mereka dalam meneliti sejarah awal Islam murni akademikal.

Seorang peneliti muslim mungkin sekali menolak sebuah riwayat hanya karena dia melihat cacat dalam literal atau silsilah sanadnya, sedangkan bagi peneliti barat itu merupakan awal penelitian dia; dia berusaha menemukan sebab-sebab pemalsuan hadis di periode tertentu, bagi dia penting sekali kapankah riwayat itu dipalsukan, apa saja faktor yang membuat riwayat itu jadi populer, masih banyak lagi persoalan yang terkait. Dia sangat tertarik untuk menyingkap sebuah fenomena historis dalam sejarah awal Islam.

Menurut uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa mereka yang memperhatikan tema penulisan sejarah, perkembangan, proses kesempurnaan dan faktor-faktor terbentuknya ilmu-ilmu yang ada serta transformasi teoritis yang terjadi di dalamnya.

Orang yg jernih pemikirannya dan objektif di dalam menilai Islam kebanyakan mereka justru memeluk Islam. Kini perkembangan orang-orang Barat dalam memeluk Islam semakin kuat. Dengan demikian meskipun di satu sisi pemikiran para orientalis itu mengacaukan bagi umat Islam tetapi di sisi lain karya-karyanya mengembangbiakkan penganut Islam di sarangnya sendiri. Orang yg berpikiran rasional akan menelitei lbh jauh tentang tulisan yg bersifat tidak rasional. Dari sinilah para intelektual Barat banyak yg mengkaji tentang Islam. Akhirnya melihat betapa tingginya nilai yg terkandung di dalam Alquran mereka banyak yg masuk Islam.

Oleh Karena itu, dari sekian banyaknya pemikiran orientalis yang berbeda-beda, kita juga tidak bisa mengatakan bahwa para peneliti dan cendikiawan muslim senada dan sealiran Bukan satu macam orientalis yang kita hadapi, oleh karena itu tidak mungkin kita menyamakan tujuan dan target mereka.

Kesimpulannya adalah kelompok orientalis dan islamolog barat telah banyak membantu kita umat Islam dalam hal percetakan dan penerbitan teks-teks agama Islam, seperti Al-Qur’an, hadis, sejarah, indeks Al-Qur’an dan hadis, kamus bahasa dan lain-lain.

kita bisa menggunakan hasil penelitian mereka dalam penelitian-penelitian kita, tapi dengan syarat kita mengetahui titik-titik perbedaan, metode dan referensi mereka, bahkan kita juga harus mengetahui perbedaan antara metode-metode yang mereka gunakan, karena seringkali mereka sendiri berselisih dalam metodologi penelitian.

 

About The Author

Saya adalah Bloger asal Malang yang menyukai kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan IT, Design dan juga Pendidikan. Berupaya untuk selalu menebarkan kebermanfaatan bagi sesama.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *