• Beranda
  • Tips
    • Android
    • Internet
    • Kesehatan
    • komputer
  • Artikel
    • Artikel
    • Hikmah
    • Pendidikan
    • Artikel Ilmiah
    • Opini
    • Kuliah
    • Lainnya
  • Hiburan
    • Nasyid
    • Lucu
  • Wisata
  • News
  • Tutorial
    • Photoshop Tutorial
  • Kuliah
Arabiyatuna
  • Beranda
  • Tips
    • Android
    • Internet
    • Kesehatan
    • komputer
  • Artikel
    • Artikel
    • Hikmah
    • Pendidikan
    • Artikel Ilmiah
    • Opini
    • Kuliah
    • Lainnya
  • Hiburan
    • Nasyid
    • Lucu
  • Wisata
  • News
  • Tutorial
    • Photoshop Tutorial
  • Kuliah

Artikel

  • Home
  • Blog
  • Artikel
  • “Shalat Dhuha, Ritual Pagi Hari yang Dianggap Remeh?”

“Shalat Dhuha, Ritual Pagi Hari yang Dianggap Remeh?”

  • Posted by Moch Wahib Dariyadi
  • Categories Artikel
  • Date 28/12/2021
  • Comments 0 comment

“Shalat Dhuha, Ritual Pagi Hari yang Dianggap Remeh?”

 

NAMA: MUHAMMAD DENIS SATRIA

NIM: 210512520012

OFFERING: E9 PAI – C2/K1

 

Apa itu Dhuha?

Dhuha adalah permulaan hari, Shalat Dhuha merupakan ibadah sunnah yang pelaksanaanya dilakukan pada waktu pagi hari (setelah matahari mengenai ujung tombak sebagai penanda) sekitar pukul 7 atau 8 pagi hingga batas waktu dzuhur. Jumlah rakaat dari paling sedikit hingga paling banyak antara Dua rakaat sampai Dua Belas rakaat.

Shalat Dhuha, banyak sebagian besar seorang Muslim menganggap sepele ibadah sunnah ini Walaupun merupakan ibadah sunnah dan masih banyak sebagian orang meremehkan amalan ini, akan tetapi dibalik dari ibadah ini terdapat keajaiban dan keberkahan rezeki yang luar biasa. Disebutkan dalam salah satu Riwayat, “Barang siapa Shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuat untuknya istana di Syurga” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah), (Ustadz Arif Rahman, Keberkahan Shalat Dhuha, hal. 2).

Tata cara melakukan amalan ini, sebetulnya tata cara nya hampir mirip seperti shalat fardhu pada umumnya. Yakni dengan mula – mula berwudhu atau bersuci dari najis ataupun hadas (jika memiliki) kemudian dilanjutkan dengan mengucap atau meniatkan shalat di dalam hati dan dilanjutkan dengan ibadah shalat itu sendiri.

Adapun perlafadzan niat dari ibadah ini yang membedakan dari niat shalat pada umumnya, yakni: Jika ditulis latin “Ushalli sunnatadh dhuha rok’ataini qiblatil lillahi ta’ala” ataupun dengan niat dalam Bahasa Indonesia “Saya niat shalat sunnah dhuha karena Allah ta ala”.

Tentunya untuk surah wajib membaca Al-Fatihah, surah yang dibaca setelahnya dianjurkan membaca surah ad-Dhuha, as-Syams, al-Ikhlas, al- Kafirun yang sebagaimana diriwayatkan: “Nabi Muhammad SAW menganjurkan kami melaksanakan dua rakaat shalat Dhuha dengan membaca dua surah, surah (Matahari)  dan surah (Waktu Dhuha) Jika melebihkan rakaat hendaknya disunnahkan menambahkan membaca surah al-Ikhlas serta al-Kafirun (HR. Imam Al-Baihaqi dari Uqbah) dan (HR. At-Thabrani) (Ustadz Arif Rahman, Hasyiyah Jamal 1/485).

Tatkala selesai melakukan shalat, alangkah baiknya berdoa terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas berikutnua.  Doa dalam amalan ini sama dengan ibadah shalat pada umumnya, diantaranya: Mengucap Istighfar, mengucap tasbih, tahmid, takbir, tahlil, membaca Ayat Kursi, membaca surah Makkiyah (an-Nas, al-Falaq, al-Ikhlas) serta memohon dan meminta hajat yang ditujukkan kepada Allah SWT. Walaupun sebenarnya terdapat bacaan doa khusus setelah melaksanakan amalan ini, yakni :

Jika ditulis latin: “Allahumma innadh ddhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwata quwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka, wa inkaana fil adhi fa-akhirjhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahirhu, wa inkaana baidan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadikash shalihin”.

Yang berarti; “Ya Allah, sesungguhnya waktu permulaan hari adalah -Mu, keagungan adalah kebesaran-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah perlindungan-Mu.

Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah.

Dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padauk apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Melaksanakan amalan ini memiliki keutamaan atau dampak tersendiri, Pertama, sebagai pilihan metode bersedekah. Dalam riwayat disebutkan, “Setiap permulaan hari , dari kalian wajib dikeluarkan sedekahnya.

Dan setiap bacaan tasbih, tahmid, tahlil, serta takbir termasuk sedekah, mengajak berbuat baik itu sedekah ataupun sebaliknya juga. Dari semua itu dapat diganti dengan dua rakaat Dhuha (HR. Muslim).

Bingung mau bersedekah? Ya, pakai pilihan metode Sholat Dhuha aja.

Rintangan tersendiri ketika hendak melaksanakan amalan ini, Bagaimana tidak disebut rintangan jika kalau ketika hendak melaksanakan Shalat Dhuha ini yang pelaksanaanya pada waktu permulaan hari, ini terkadang sering bertabrakan dengan jadwal jam masuk kerja, jam masuk sekolah (kelas pagi), jam memasak dan jam belanja kebutuhan pangan misalnya.       Bahkan tidak jarang, orang pun lebih memilih pekerjaan atau aktivitas yang serasa itu lebih diprioritaskan ketimbang melaksanakan amalan ini.

Memang amalan ini termasuk kategori sunnah walaupun sunnah muakkad yang dimana berarti amalan ini sangat dianjurkan. Ada beberapa orang mungkin masih bertanya tanya, sholat itu kan paling afdhol dilaksanakan di Masjid atau Musholla, memang benar shalat paling baik itu dilaksanakan di tempat ibadah lebih lagi kalau berjamaah. Namun diriwayatkan Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik shalat seorang adalah di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim) (Ustadz Arif Rahman, Keberkahan Shalat Dhuha, hal 5 &6).

Tentang shalat sunnah di rumah, Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jadikanlah shalat – shalat kalian di rumah kalian dan janganlah jadikan rumah tersebut seperti kuburan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam beberapa kasus mungkin ditemui, Di suatu perusahaan seorang karyawan memilih meninggalkan tugasnya (untuk sesaat) yang dimana dia ingin melaksanakan amalan sunnah sholat dhuha yang serasa amalan sunnah ini lebih penting disbanding dengan kewajiban pekerjaan sebagai seorang karyawan. Hal ini jelas tentunya menjadi salah kaprah si karyawan ini mengartikan dengan salah bila mana yang harus lebih di prioritaskan bagi dirinya antara kewajiban pekerjaan seorang karyawan atau amalan sunnah sholat dhuha.

Akan tetapi, terdapat pula solusi mengatasi permasalahan seperti ini tadi, mungkin bisa dicoba si karyawan datang lebih awal ke kantor sekitar 30 menit atau 1 jam yang dirasa perjalanan dari rumah si karyawan menuju kantor cukup jauh. Dengan melakukan hal ini kemungkinan jam masuk ataupun jam kerja tidak bertabrakan dengan waktu pelaksanaan sholat dhuha yang ingin ditunaikan oleh si karyawan.

Atau mungkin terdapat opsi lain,bila si karyawan ini atau seseorang yang dimana dia dalam keadaan yang tetap ingin menunaikan amalan ini walaupun sudah masuk jam kerja, Yaitu dengan meminta izin kepada pengawas kepala di bidang pekerjaan tersebut.

Bila mana jika pengawas kepala bidang kerja tersebut tidak mengizinkan, maka kembali ke opsi pertama tadi.

Jumlah rakaat shalat dhuha, yang disebutkan di atas tadi sekiranya yang paling sedikit terdapat 2 rakaat serta yang paling banyak berjumlah 12 rakaat.

Apakah dengan shalat dhuha 2 rakaat saja per hari nya sudah cukup? Lantas berapakah jumlah rakaat yang paling afdhol atau dianjurkan menurut ajaran atau sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam?

Dua rakaat itu cukup, tapi alangkah lebih baiknya menjaga serta melaksanakan empat rakaat yang sebagaimana Allah berfirman: “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

Dalam firman tersebut, dianjurkan untuk menjaga 4 rakaat shalat Dhuha. 2 rakaat cukup tapi alangkah lebih baik 4 rakaat. Dan dalam firman tersebut Allah akan berikan rezeki yang berkecukupan yang dimana ini merupakan salah satu fadhilah dari Shalat Dhuha itu sendiri. (Nasrudin Abd. Rohim, 5 Shalat Pembangun Jiwa, 2017, hal.86).

Kenapa kita dianjurkan untuk Shalat Dhuha? Tentu saja yang sudah dijelaskan di awal tadi, Dikarenakan shalat Dhuha itu merupakan salah satu metode pengganti sedekah per hari yang dianjurkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Dan dimana shalat Dhuha itu justru membawa dampak yang begitu bagus bagi diri kita yang salah satu fadhilah nya tercantum pada awal tadi. Jadi, tidak ada ruginya melaksanakan shalat Dhuha bukan (terkecuali terdapat urusan yang lebih prioritas)? Yah memang, semua shalat itu tidak ada ruginya. (Sabil elMa’rufie, Dahsyatnya Shalat Dhuha, 2010, hal 11).

Termasuk rintangan tersendiri (yang salah satunya telah dicantumkan di halaman sebelumnya) bila seseorang senantiasa menjaga dan mengamalkan amalan sunnah ini, yakni sikap riya’ dan ujub. Tak terhindar dari lingkungan sekitar maupun dari diri kita sendiri, sifat manusia yang naik turun dalam menjaga kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah.

Sifat manusia dalam menjaga kualitas iman naik turun, seringkali hal ini tentunya dimaanfatkan oleh nafsu dalam diri kita maupun dari musuh kita syaiton. Syaiton senantiasa menarik diri kita manusia dari perbuatan amal shaleh dan mendorong ke dalam beragam godaan (nafsu) yang tentunya berakibat dosa.

Riya dan Ujub adalah salah satunya, godaan ini seringkali datang ketika kita senantiasa menjaga amalan amalan shaleh (Shalat Dhuha salah satu contohnya), Dengan jika yang melaksanakan shalat atau amalan shaleh yang lain meniatkan dan menginginkan secara sengaja agar ibadah nya dinilai atau dilihat oleh orang.

Maka sifat ini dalam melakukan kegiatan Ibadah harus berhati-hati karena akan percuma bila kita melakukan semua itu (ibadah) dengan banyak-banyak hanya untuk niatan pamer kepada sesama mahluk dan ibadah dengan niat seperti itu tidak akan diterima oleh Sang Pencipta (Allah SWT).

Berkaitan dengan hal tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya, yang paling aku takuti dari hal yang aku takuti atas umatku ialah riya’ (menampakkan amal) dan nafsu-nafsu syahwat yang tersembunyi. Sebab itu lebih samar daripada semut hitam di atas batu hitam pada malam hari yang gelap gulita.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim) Iqra’ al-Firdaus, 11/148.

Sifat seperti inilah yang harus kita jauhi, dengan senantiasa berucap Istighfar dan mendekatkan diri kita hanya untuk Allah SWT. Oleh karena itu kita harus beradaptasi untuk menyembunyikan amal kebaikan (Shalat Dhuha contohnya) serta mencegah diri dari      perasaan ingin mendapat pujian atau sanjungan oleh orang lain.

TerdapatKedahsyatan dan Keajaiban Shalat Dhuha yang lain , Dengan menunaikan ibadah ini serta senantiasa menjaganya coba bandingkan diri kita pribadi dengan diri kita yang lampau. Yang biasanya suka putus asa ketika dihantam begitu banyak ujian sekarang Insya Allah sudah mulai Nampak dihiasi dengan sikap optimis, yang biasanya malas-malasan dan suka menunda nunda pekerjaan, sekarang sudah lebih giat lagi serta lebih produktif lagi. Dengan hanya melaksanakan 2 atau 4 rakaat shalat ini, begitu banyak membawa dampak bagi kehidupan kita tentunya dengan catatan melaksanakan ibadah dengan niat hanya untuk kepada Allah SWT saja tanpa adanya rasa ingin disanjung oleh orang, jika meniatkan ibadah dengan tulus dan ingin mendapat ridha Allah SWT, Insya Allah kita akan mendapat berkah dan kelimpahan rezeki karena Nya.

 

  • Share:
author avatar
Moch Wahib Dariyadi

Saya adalah Bloger asal Malang yang menyukai kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan IT, Design dan juga Pendidikan. Berupaya untuk selalu menebarkan kebermanfaatan bagi sesama.

Previous post

METODE EFEKTIF UNTUK MENGOBATI KETERGANTUNGAN
28/12/2021

Next post

TATA KELOLA ZAKAT DALAM PERUNDANGAN INDONESIA
28/12/2021

You may also like

Yang Sedang-Sedang Saja
12 August, 2022

Apa yang terlintas dalam kata “yang sedang-sedang saja?” sebagaimana disebutkan dalam Mahfuzhat   خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahannya (yang sedang saja). Maksud dari Mahfuzhat ini adalah bahwa kita hendaklah menjauhi Ifrath (Terlalu berlebihan) dan Tafrith (Terlalu kurang) dalam setiap hal. Misalnya, …

hayya nataalm arabibiyah
E-learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
8 July, 2022
Mendekatkan siswa dengan realitas kehidupan
23 June, 2022

Pentingnya kita memberikan pengalaman pada siswa untuk mendekatkan sistem pembelajaran dengan realita kehidupan mereka. Banyak sekali contoh dimana anak jauh dari realta kehidupuan mereka. Banyak anaka petani yang memiliki layan yang luas, akan tetapi mereka justru tidak paham dan bahkan …

Leave A Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

Categories

  • Ahlaq
  • Android
  • aqidah
  • Artikel
  • Artikel Ilmiah
  • Bahasa
  • Berita
  • Biologi
  • Desain
  • desain website
  • Download
  • Ekonomi
  • Fasilitas Jasa
  • Fasion
  • Fonologi
  • Gaya Hidup
  • Harga Mobil Baru dan Bekas
  • Hiburan
  • Hikmah
  • Hobi
  • Humor
  • Ibadah
  • Info Malang Raya
  • Info Umum
  • Internet
  • Jasa Pembuatan Website
  • Kata Kata Gombal
  • Kata Kata Mutiara
  • Kata-kata cinta
  • Kebugaran
  • Keislaman
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Kewanitaan (islam)
  • Khat & Imla'
  • Klien
  • Koleksi Sms
  • komputer
  • Kuliah
  • Lainnya
  • Linguistik
  • Lowongan
  • Lucu
  • Media dan TV Online
  • Motivasi
  • Muhasabah
  • Music
  • Nahwu
  • Nasyid
  • News
  • Opini
  • Pekerjaan & Beasiswa
  • Pembelajaran
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Photoshop Tutorial
  • Serba serbi
  • Shorof
  • SOAL-SOAL
  • software
  • Sosial
  • Status Facebook
  • Tafsir
  • Teknologi
  • Tip Internet dan website
  • Tips
  • Tutorial
  • Umum
  • Website dan Coding
  • Wisata

Komentar

  • Herlina on Contoh Teks MC Bahasa Arab
  • Chamid Ky on Contoh Teks MC Bahasa Arab
  • Agus on Contoh Teks MC Bahasa Arab
  • Delmer Helbig on Islamic School Sebuah Alternatif
  • wanita super glow on Citra Sekolah Kejuruan dan Madrasah Sebagai Sekolah Kelas Dua

Recent Posts

  • Yang Sedang-Sedang Saja
  • E-learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
  • Mendekatkan siswa dengan realitas kehidupan
  • Mata kuliah dengan menggunakan case method team based project
  • Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif, Ranah Afektif, Ranah Afektif dan Proses Psikomotor

https://arabiyatuna.com

  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Privacy Policy
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Terms of Service