Dalam suatu perusahaan diperlukan seorang manajer yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Kemampuan manajer dalam memimpin perusahaan sangat dipengaruhi kompetensi manajerialnya. Tidak jauh beda dengan perusahaan lainnya, perusahaan jasa yang bergerak dalam pelaksanaan konstruksipun membutuhkan seorang manajer yang kompeten dan dapat mengorganisir setiap pelaksanaan suatu kegiatan usaha. Sehingga tujuan usaha tercapai, baik dalam pencapaian profitabilitas maupun dalam keberhasilan perkembangan usahanya.
Menurut Liang Gie (1982) dalam Maman Ukas (1999:245), bahwa kemampuan manajerial ( Managerial Competence) adalah: “Daya kesanggupan dalam menggerakkan orang-orang dan menggerakkan fasilitas-fasilitas dalam suatu organisasi. Nilai dalam manajemen sangat menentukan oleh karena nilai demikian berkenaan dengan aktivitas pokok yaitu memimpin suatu organisasi yang bersangkutan. Nilai ini dikenakan terutama kepada manajer organisasi itu. Kadangkala daya kemampuan ini disebut juga atau dikatagorikan dalam kemahiran manajemen”
Peter F Drucker dalam jurnal ekonomi yang ditulis oleh Muhamad Nur Sadik (2004:2) dalam jurnal yang berjudul “Produktivitas diukur dari meningkatkan Produktivitas melalui Pemberdayaan Manusia” mengembangkan suatu konsep yang dinamakan decentralization policy (desentralisasi kebijakan) dan ini diadopsi oleh perusahaan-perusahaan besar seperti General Electric Company dan Ford Motor Company. Salah satu temuan Peter F Drucker yang dikenal di mana-mana adalah management by objective (MBO).
Dalam konsep ini dikatakan bahwa seorang manajer profesional yang pertama-tama harus diketahuinya adalah tujuan perusahaannya. Berangkat dari tujuan perusahaan tersebut semua stafnya harus mengetahui dengan jelas dan memberikan kontribusinya sesuai dengan bidang kerjanya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Menurut Peter F Drucker dalam jurnal ekonomi yang ditulis oleh Muhamad Nur Sadik (2004:4), tugas utama dari seorang manajer profesional adalah bagaimana meningkatkan customer (meningkatkan pelanggan). Berangkat dari anggapan seperti itu maka semua staf dalam perusahaan tersebut harus mengutamakan penampilan kinerja dalam keuntungan dan produktivitas dari perusahaan tersebut. Dalam hal inilah seorang manajer menekankan perhatiannya bahwa stafnya itu adalah sumber daya (resources) bukan beban biaya.
Tanggung jawab dari seorang manajer yang profesional adalah memberikan sugesti dan selalu mendengarkan dari staf kemungkinan penyelesaian masalah dalam suatu persoalan yang spesifik. Dan yang tak kalah pentingnya adalah memberikan kesempatan kepada staf untuk melakukan sesuatu yang dianggap penting dibanding kalau staf itu tinggal mau menerima perintah baru mengerjakan sesuatu.
Untuk meningkatkan produktivitas, staf diberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu dalam pekerjaannya. Manajer itu adalah suatu kompetensi dan integritas yang harus diperlihatkan dalam kinerja suatu pekerjaan. Sebab, manajemen itu adalah suatu fungsi (function) bukan tingkatan (class).
Menurut Maman Ukas ( 1999 : 87), manajer yang memiliki kemampuan manajerial (manajer kompeten) adalah seorang yang memiliki kompetensi manajerial, yaitu memiliki pengetahuan dan sikap perilaku yang turut berkontribusi terhadap penampilan manajerial yang efektif
Para manajer adalah mereka yang mempersatukan uang, tenaga kerja, bahan baku, dan bahan-bahan lainnya dan mesin-mesin yang diperlukan untuk menyelenggarakan suatu perusahaan. Untuk itu mereka harus :
- Merencanakan untuk yang akan datang
- Mengorganisir perusahaan
- Mengarahkan kegiatan-kegiatan kaeyawan
- Mengendalikan seluruh perusahaan
Menurut Vincent Gaspersz (1998:3), tugas seorang manajer dalam organisasi bisnis adalah membuat keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah bisnis sedemikian rupa sehingga keputusan itu diharapkan akan memungkinkan organisasi mencapai tujuannya, seperti : meningkatkan produktivitas, memperluas pangsa pasar, meningkatkan keuntungan, mengurangi biaya, dan lain-lain yang pada prinsipnya akan meningkatkan performansi bisnis dalam situasi ekonomi yang sangat kompetitif.
Perusahaan memerlukan cara menilai sistem manajemen secara keseluruhan, dalam arti bagaimana sistem tersebut mempengaruhi setiap proses dan setiap karyawan serta diperluas pada setiap produk dan pelayanan. Pengendalian proses pelayanan adalah sebuah pertanda untuk perbaikan kualitas pelayanan, tetapi hal itu tergantung pada kesehatan dan vitalitas dari organisasi, kepemimpinan dan komitmen.
