Dari  pengertian  yang  telah  diuraikan  sebelumnya,  dapat  disimpulkan
Â
bahwa   strategi   menghadapi  masalah  adalah   suatu   usaha  individu   untuk mengurangi stres atau tekanan yang melebihi kapasitas, yang berasal dari tuntutan dari dalam diri dan lingkungan melalui usaha kognitif maupun perilaku langsung dan bersifat dinamis.
Siswa yang terlibat dalam proses belajar dituntut mencapai prestasi belajar yang  tinggi.  Tuntutan  ini dapat  menjadi  suatu  tekanan  bagi dirinya.  Salah  satu mata  pelajaran  yang  harus  dipelajari  oleh siswa  SMA  adalah  mata  pelajaran Bahasa Inggris, yang merupakan mata pelajar an yang diujikan dalam UAN.
Hasil   wawancara  menunjukkan  bahwa   siswa   mengalami   berbagai kesulitan dalam mempelajari Bahasa Inggris. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa berkaitan dengan pelajaran Bahasa Inggris adalah materi pelajaran, misalnya: menghapal arti kata, penggunaan grammer, pelafalan kata, kurang mampu dalam conversation, reading, translaion, dan  listening , juga mengenai kemampuan guru dalam mengajar turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa dituntut untuk mencapai prestasi belajar Bahasa I nggris yang tinggi, sementara siswa mengalami berbagai  kesulitan  dalam  mempelajari  mata  pelajaran  Bahasa  Inggris.  Hal ini dapat menimbulkan tekanan dalam diri siswa.
Secara  khusus  siswa  memiliki  perasaan  terancam  dan tantangan  yang harus  dihadapi  saat  meng hadapi  ujian  (Folkman  &  Lazarus,  1985).  Hal  ini membuktikan  bahwa saat-saat  menghadapi  ujian merupakan  sumber  stres yang
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
dihadapi  oleh siswa.  Penelitian  yang dilakukan  oleh Hamilton  & Fagot (1988) juga  menunjukkan  bahwa  siswa  mengalami  kecemasan  dan  tekanan  yang meningkat ketika sejumlah tugas yang harus diselesaikan atau ketika menjelang ujian semester.
Jadi  kesulitan- kesulitan  yang  dialami  oleh  siswa  dalam  belajar  Bahasa
Â
Inggris, tugas-tugas yang harus diselesaikan, dan situasi menjelang ujian semester merupakan  sumber  tekanan  bagi  siswa  dalam  mencapai  prestasi  belajarnya. Sumber tekanan ini perlu dihadapi oleh siswa sehingga tidak menjadi hambatan dalam  mencapai  prestasi  belajar  Bahasa  Inggris  yang   tinggi.  Siswa  dalam menghadapi berbagai tekanan dalam proses belajarnya menggunakan strategi pemecahan masalah.
Lazarus & Folkman (dalam Terry & Hynes, 1998) mengemukakan bahwa strategi  menghadapi  masalah  dibagi  menjadi  dua, yaitu  strategi  menghadapi masalah  yang  berorientasi  pada  masalah  (SMM -M)  dan  strategi  menghadapi masalah yang berorientasi pada emosi (SMM -E).
Pada  SMM-M  individu  menghadapi  secara  langsung  masalah  yang menjadi  penyebab  timbulnya  stres.  Usaha  yang  dilakukan  individu  lebih diarahkan  pada  penyelesaian  masalah  (Aldwin  & Revenson,  1987).  Dengan demikian individu mengatasi masalah dengan mempelajari cara atau keterampilan baru.  Individu  menggunakan  strategi  ini jika  dirinya  yakin  dapat  mengubah situasi.  Bentuk  dari SMM- M ini menurut  Scheier,  dkk  (1986)  adalah:  perilaku aktif, perencanaan, penyaringan aktivitas-aktivitas lain, pengekangan diri, mencari dukungan sosial, dan mencari dukungan sosial secara emosional.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Siswa yang menggunakan  SMM-M dalam menghadapi berbagai tekanan dalam proses belajarnya dapat mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakanSMM-E. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan  siswa  dalam  memecahkan  berbagai  tekanan  yang dihadapi.  Misalnya siswa kurang memahami pelajaran mengenai  Tenses yang diterangkan oleh guru Bahasa  Inggris,  siswa yang me nggunakan  SMM- M akan mencari jawaban  atas ketidakmengertiannya, seperti: bertanya kepada guru, teman sekelas, atau bahkan mencari  dari  berbagai  buku  referensi  lainnya.  Hal  ini sejalan  dengan  hasil penelitian Taylor & Brown (dalam Aspinwill &Taylor, 1992), dilaporkan bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mengurangi tingkat stress dalam proses belajar, seperti merencanakan jadwal studi, cara belajar yang efektif, menanyakana saran kepada teman-teman, dan sebagainya.
Krantz  (1983)  juga  menyatakan  bahwa  bentuk  SMM  yang mendukung prestasi  belajar  siswa  adalah  SMM -M,  yaitu  mengambil  tindakan-tindakan langsung dan aktivitas-aktivitas pencarian informasi mencakup: meningkatkan performansi akadamik.
Hasil penelitian  Humburg  & Murphy (dalam Krantz, 1983) menjelaskan
Â
bahwa tindakan langsung yang dilakukan mahasiswa, seperti pencarian informasi dan diskusi  intelektual  dengan  teman  sebaya  dan dosen  dapat  meningkatkan prestasi akademik.
Pada  SMM- E  individu  berusaha  menghadapi  masalah  secara  tidak langs ung.  Usaha- usaha  yang  dilakukan  untuk  mengurangi  atau  menghilangkan stres yang dirasakan supaya diperoleh keseimbangan  afeksinya (Christin, 2001).
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Dengan  kata  lain,  strategi  ini  digunakan  untuk  mengatur  respon  emosional tehadap  stres.  Pengaturan  ini  sering kali  dilakukan  dalam  bentuk  perilaku penghindaran  dan  meniadakan  fakta -fakta  yang  tidak  menyenangkan  melalui strategi  kognitif.  Jika individu  tidak  berhasil  mengubah  kondisi  yang  penuh tekanan, maka individu cenderung mengatur emosinya (Scheier, dkk, 1986) .
Siswa  yang  menggunakan  SMM-E  dalam menghadapi  berbagai  tekanan dalam proses belajarnya kurang dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi dibandingkan  dengan  siswa  yang  menggunakanSMM-M.   Cara  pemecahan masalah yang dilakukan siswa lebih pada pengaturan respon emosionalnya bukan pada pemecahan  masalah.  Misalnya  siswa  kurang  memahami  masalah  Tenses, siswa yang menggunakan SMM- E tidak memiliki inisiatif untuk bertanya kepada guru maupun teman sekelasnya. Siswa berpikiran bahwa nanti dia dapat mempelajarinya di rumah, tetapi ketika sampai di rumah dia tidak melakukan apa – apa. Ada unsur penundaan atau menghindar. Menurut Aspinwill & Taylor (1992) penggunaan SMM menghindar (avoidance coping) mengakibatkan semakin meningkatnya  gejala -gejala kecemasan, karena masa lahnya sendiri belum selesai diatasi atau semakin memburuk.
Dari  penjelasan  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  siswa  menghadapi tekanan- tekanan yang harus diatasi dalam proses mencapai prestasi belajar Bahasa Inggris  yang tinggi,  terutama  ketika pada waktu pengumpulan  tugas-tugas atau saat menghadapi  masa-masa  ujian.  Strategi  menghadapi  masalah  yang terbaik bagi pelajar dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris adalah dengan menggunakan  SMM-M,  seperti:   pencarian  informasi  dan  diskusi  intelektual
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
dengan  teman  sebaya  dan guru,  mengutamakan  persiapan  dalam  menghadapi ujian yang membutuhkan strategi daripada menunggu hasil ujian, memecahkan masalah (problem solving ) dan mencari dukungan sosial (seeking social support ).
