Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

 

Status gizi menurut Husaini (1977) ditentukan oleh banyak faktor, yang sering dikelompokkan  kedalam  penyebab  langsung  dan tidak  langsung.  Secara langsung dapat disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan dan infeksi, sedangkan  secara  tidak  langsung  dapat  disebabkan  oleh  rendahnya  daya  beli terutama  untuk  konsumsi  pangan  yang  dipengaruhi  oleh  tingkat  pendapatan, tingkat pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan lingkungan serta berbagai faktor lainnya. Faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi  status gizi pada anak yang   merupakan   faktor   resiko   yaitu   pendidikan   orang   tua   yang   rendah, pendapatan yang rendah, terlalu banyak jumlah anggota keluarga, anak menderita

 

 

infeksi yang akut atau kronis seperti diare dan sanitasi di dalam dan di luar rumah yang tidak cukup baik. Salah satu hal yang terpenting  strategi UNICEF  dalam status   gizi   adalah   kerangka   kerja   konseptual   untuk   menganalisis   penentu kekurangan  gizi  dalam  konteks  spesifik.  Dalam  penentuan  status  gizi  ada  tiga elemen yang harus dipenuhi, yaitu makanan, kesehatan dan perawatan. Adapun

kerangka kerja konseptual UNICEF dalam status gizi disajikan pada gambar 2.

 

 

 

 

Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak        Hasil

 

 

 

 

Asupan Makanan yang Cukup                             Kesehatan


Penyebab langsung

 

 

 

 

 

 

 

Ketahana Pangan Rumah Tangga


Perawatan Wanita Pemberian Asi/Makanan Praktek-praktek Higiene Praktek-praktek Kesehatan Rmah


 

 

Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Sehat


 

 

 

Penyebab Tidak Langsung

 

 

 

 

 

 

 

Komunikasi   Informasi  dan   Edukasi

 

 

 

 

 

Sumberdaya Masyarakat dan Keluarga


Faktor yang menentukan

 

 

 

 

Struktur, Sosial, Budaya, Politik dan Keadaan Struktur Ekonomi

 

 

 

Sumberdaya Potensial

 

 

Gambar 2  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

 

Sumber : UNICEF (1997)

 

 

Pendapatan

 

Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kuantitas dan kualitas pangan yang dikonsumsi (Berg 1986). Rendahnya pendapatan (keadaan miskin) merupakan salah satu sebab rendahnya konsumsi pangan dan gizi serta buruknya status  gizi.  Kurang  gizi  akan  mengurangi  daya  tahan  tubuh,  rentan  terhadap penyakit, menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan pendapatan. Akhirnya masalah pendapatan rendah, kurang konsumsi, kurang gizi dan rendahnya mutu hidup membentuk siklus yang berbahaya (Suhardjo & Hardinsyah 1987).

Penelitian yang dilakukan Megawangi (1991) di tiga propinsi di Indonesia menunjukkan  bahwa  pendapatan  tidak  berpengaruh  positif  terhadap  status  gizi anak balita. Bagaimana hubungan antara pendapatan dan status gizi tidak secara langsung,  tetapi  melalui  variabel  antara  misalnya  distribusi  makanan  dalam keluarga,  kesehatan  dan keadaan  sanitasi,  pengetahuan  dan keterampilan  orang tua, dan banyak faktor lainnya.

Makanan adalah kebutuhan utama manusia sehingga dalam keadaan pendapatan  rendah  (terbatas)  sebagian  besar  pendapatan  tersebut  akan  dipakai atau dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan makanan. Semakin meningkat pendapatan  biasanya  semakin  berkurang  presentase  yang  dibelanjakan  untuk makan. Hal tersebut sesuai dengan hukum Engel yang mengatakan  bahwa jika pendapatan meningkat, proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap pendapatan total menurun, tetapi pengeluaran absolut untuk makanan meningkat. Hukum ini tidak berlaku pada masyarakat miskin, yang sudah memiliki pengetahuan absolut untuk makanan sudah sangat rendah (dibawah kebutuhan minimum) sehingga jika terjadi peningkatan pendapatan maka proporsi pengeluaran untuk makan pun meningkat (Berg 1986).

 

 

Share