Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan fluks tersebut adalah dari oksidasi-oksidasi logam, karbonat, silikat, florida, zat organik, baja paduan dan serbuk besi. Adapun jenis bahan fluks yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Jenis Oksida Titan.
Jenis ini juga disebut rutil atau titania dan berisi banyak Ti O2 didalamnya. Busurnya dihasilkan oleh elektroda yang terbungkus denga fluks. Jenis ini tidak terlalu kuat, penetrasi atau penembusan cairan logamnya dangkal dan menghasilkan manik yang halus. Karena itu jenis ini tepat untuk pengelasan pelat-pelat tipis atau untuk pengelasan terakhir pada pengelasan pelat tebal.
2. Jenis Titania Kapur.
Jenis ini mengandung rutil dan kapur. Disamping punya sifat seperti jenis oksida titan, akan tetapi jenis ini menghasilkan manik yang halus walaupun penetrasinya dangkal. Hasil pengelasannya mempunyai sifat mekanis yang baik. Pengelasan ini dapat dilakukan pada semua posisi, terutama tegak dan posisi diatas kepala.
3. Jenis Ilmenit.
Jenis ini terletak diantara jenis elektroda diatasnya, bahan fluks utamanya adalah Ilmenit (Fe Ti O2). Busur-busur yang dihasilkan sangat kuat sehingga penetrasinya dalam. Derajat dari terak cukup tinggi sehingga dapat menghasilkan sambungan dengan sifat mekanis yang tinggi. Karena sifat-sifatnya yang mencakup penggunaan yang luas, maka elektroda ini dianggap sebagai elektroda serba guna.
4. Jenis Hidrogen Rendah.
Nama lain dari jenis ini adlah jenis kapur, Karena bahan utamanya adalah kapur dan fluorat. Jenis ini menghasilkan sambungan dengan kadar nitrogen rendah sehingga ketangguhannya baik. Digunkan untuk konstruksi yang memerluakan tingkat pengamanan tinggi, seperti untuk konstruksi pelat-pelat tebal dan bejana tekan.
5. Jenis selolusa.
Bahan ini berisi 30 % bahan organik yang dapat menghasilkan gas dengan volume yang besar. Busurnya kuat dan penetrasinya dalam, terak yang terbentuk hanya sedikit akan tetapi manik yang dihasilkan kurang halus.
6. Jenis Oksidasi Besi.
Bahan utama adalah oksidasi besi. Busur yang dihasilkan terpusatkan dan penetrasinya dalam, karena itu baik untuk pengelasan sudut horizontal.
7. jenis Serbuk Oksidasi.
Bahan utamanya meliputi 15 – 50 % silicon dan serbuk besi. Pemindahan butir-butir cairan berupa semburan halus dan tidak banyak percikan, kecepatan pengisian sangat tinggi, banyak digunakan untuk pengelasan sudut horizontal dan pengelasan gaya berat.
8. Jenis Serbuk Besi Titania.
Bahan jenis ini adalah serbuk besi dan titania. Busur yang sedang menghasilkan manik yang halus. Efisiensi pengelasan tinggi dan sangat baik untuk pengelasan sudut horizontal satu lapis.
9. Jenis-jenis Fluks lainnya. Misalnya : Jenis lempung silikat, talek dll.
Pada pengelasan ini Fluks yang digunakan adalah jenis Oksida Titan. Jenis ini juga disebut rutil atau titania dan berisi banyak Ti O2 didalamnya. Busurnya dihasilkan oleh elektroda yang terbungkus denga fluks. Jenis ini tidak terlalu kuat, penetrasi atau penembusan cairan logamnya dangkal dan menghasilkan manik yang halus. Karena itu jenis ini tepat untuk pengelasan pelat-pelat tipis atau untuk pengelasan terakhir pada pengelasan pelat tebal.
Dinegara-negara industri elektroda terbungkus sudah distandarisasi berdasarkan pengguanaannya. Di Jepang misalnya elektroda las terbungkus untuk baja, kekuatannya telah distandarkan berdasarkan standar Jepang (JIS). Untuk standar Amerika Serikat (ASTM) berdasarkan pada standar asosiasi las Amerika (AWS).
Standarisasi elektroda, baik dalam JIS maupun ASTM didasarkan pada jenis fluks, posisi pengelasan dan arus las. Walaupun dalam memberikan symbol agak berbeda antara kedua system standar tersebut tetapi pada dasarnya adalah sama. Sebagai contoh missal huruf D dalam JIS dan huruf E dalam ASTM menunjukkan elektroda yang dipakai adalah elektroda terbungkus, kedua angka pertama menunjukkan kekuatan terendah dari logam las, hanya dalam JIS memakai satuan kg/mm2 dan ASTM menggunakan satuan psi. sedangkan dua angka terakhir menunjukan jenis fluks yang dipakai dan posisi pengelasan.