Ruang Lingkup Solidaritas Organik
Ada semacam kontroversi sengit terkait ciri persis dari solidaritas organis, khususnya utilitarian yang ditolak oleh Durkheim di lain tempat. Pembuatan kontrak diantara para individu yang otonom, tampaknya hanyalah sesuatu yang katanya tidak menghasilkan kohesi sosial yang stabil. Dan, manakala didalam masyarakat yang kompleks ada pengurangan intensitas dan kadar kesadaran kolektif, apakah lantas pengurangan ini tidak menghancurkan dasar-dasar yang dianggap penting untuk hubungan kontrak sosial. Namun jelaslah bahwa Durkheim dalam hal ini tidak pernah berfikir kalau masyarakat komplek bisa dilepaskan dari dukungan kesadaran kolektif, sekalipun kesadaran ini kurang ekstensif dan kurang kuat dibandingkan dengan kesadaran kolektif masyarakat sederhana.
Solidaritas organis bukanlah sebuah alternative dari solidaritas mekanis; yang terakhir ini bisa ada tanpa yang pertama tetapi yang pertama tidak bisa tanpa yang pertama tetapi yang pertama tidak akan ada tanpa yang terakhir pad taraf tertentu. Namun, lebih penting lagi, persetujuan diam-diam Durkheim akan perbedaan individu tidak membuatnya menerima tesis bahwa individu bebas mengambil setiap tujuan; didalam sebuah masyarakat organis yang diorganisir dengan baik tujuan-tujuan yang berbeda-beda dari masyarakat tidak dipilih secara acak melainkan ditetapkan oleh masyarakat itu. Lagipula tujuan-tujuan ini tidak mementingkan individu melainkan pada taraf tertentu terarah pada tujuan-tujuan kemasyarakatan. Selanjunya, kesadaran para individu yang bersangkutan mencakup akan gambaran-gambaran kesadaran kolektif yang mengandung ide saling ketergantungan dan kerja sama. Kesadaran itu bukanlah harmoni kepentingan-kepentingan yang artificial karena mencakup sebuah ketergantungan aktual dan timbal balik yang sadar dari kepentingan yang pada dirinya tidak bertentangan satu sama lain.
Bentuk kohesi sosial yang rumit ini bukanlah hasil sepesialisasi atao organisasi sosial yang bersifat universal. Durkheim berpendapat bahwa bisa jadi ada bentuk-bentuk pembagian kerja yang tidak biasa dimana pperbedaan-perbedaan tidk menimbulkan daya tarik timbal-balik melainkan konflik dan permusuhan. Hal demikian disebabkan oleh berkurangnya kekuatan kesadaran kolektif, karena hal semacam ini biasa dalam masyarkat industri. Hal tersebut khususnya terjadi dalam masa-masa peralihan sebelum solidaritas organis berkembang penuh untuk mengisi kekosongan yang tercipta karena karena kemerosotan kesadaran kolektif. Jadi, ruang lingkup operasional dari solidaritas organis akan signifikan manakala masyarakat benar-benar mencapai kesadaran kolektif secara menyeluruh.
- b. Implikasi Solidaritas Organis
Setelah solidaritas organis terlalui dari pengertian sampai ruang kerjanya maka, giliran bagaimana implikasi yang ditimbulkan akibat solidaritas organis yang melampaui batas. Solidaritas organis yang beroperasi menuju solidaritas yang seluas-luasnya pada akhirnya akan bermuara pada penyeragaman centralistik menuju solidaritas yang sangat mekanistis. Di dalam masa-masa itu (disebut Suicide) individu, yang tercerabut dari kepastian-kepastian solidaritas mekanis, lebih cenderung kependeritan-penderitaan batiniah, bunuh diri “anomis” dan tingkah laku sosial yang kacau balau pada umumnya. Keadaan ini dianggap sebagai pembagian kerja yang dipaksakan dan kejahatan-kejahatannya tidak dapat diatasi, seperti yang pernah diterapkan Adam Smith, dengan pendidikan, atau yang pernah diyakini Marx, dengan penghapusan spesialisasi secara hampir menyeluruh, melainkan dengan pertumbuhan sedikit demi sedikit bentuk-bentuk kerja sama kompleks yang lebih normal dan kurang memaksa.[1]
Implikasi-implikasi praktis dari Suicide searah dengan Devision Of Labor dimana ia persis mencapai kesimpulan yang sama mengenai kebutuhan akan penataan organis untuk membendung anomie. Dari sini ada andaian perkembangan kerja-sama industrial yang mencakup norma-norma yang dipaksakan secara efektif untuk mempertemukan bentuk-bentuk kehidupan sosial yang baru. Kelompok-kelompok macam itu akan memiliki lebih dari sekedar fungsi-fungsi ekonomis. Kelompok-kelompok tersebut mau melengkapi individu dengan sebuah latar belakang sosial yang lengkap, didalamnya individu memenuhi kehidupannya yang tersepesialisasi-karena sepesialisme akan menjadi salah satu kewajiban yang ditanamkan oleh kerjasama-kerjasama, dan pada saat yang sama kelompok-kelompok jabatan ini akan memungkinkan orang untuk menikmati persaudaraan yang diperlukan secara kodrati tetapi tidak ada dalam masyarakat sekitar.[2]
Jelaslah bahwa indikasi yang tercerna dalam uraian solidaritas adalah keseimbangan (equilibrium) antara kebutuhan individu dan masyarakat. Tidak ada solidaritas tanpa batas, tidak ada masyarakat tanpa sepesialisasi dan tidak ada pula masyarakat individual yang melulu sepesial. Semua menjadi satu kesatuan yang dinamis, tidak menimbulkan harmoni kejumudan sosial dalam masyarakat. Patologi yang nantinya akan mengendap dalam tingkah polah masyarakat. Assemua akan tetap tersandarkan dan terregulasi dalam dimensi sosial yang amat sangat mengikat. Tidak ada deregulasi hubungan sosial. Jadi solidaritas dalam dimensi sosial adalah hal yang terpenting dan wajib. Tidak ada fakta sosial, realitas sosial, interaksi sosial, konflik sosial tanpa solidaritas sosial.
