Sedangkan Al-Rahim itu sifat kasih sayang (welas asih) Allah SWT yang dikhususkan kepada hamba-Nya yang ber-iman bertaqwa. Untuk itulah orang mukmin selama di dunia hidupnya kurang beruntung secara ekonomi, tetapi tetap ber-imana kepada Allah SWT dan Rosululullah SAW, kelak mereka akan tetap mendapatkana surga Allah SWT, karena sifat Al-Rahim “Kasih Sayang Allah SWT”.
Jika dilihat dari segi bahasa, keduanya termasuk salah satu “Sighot Al-Mubalaghoh, yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan “Kalimat Superlatif” yanga rtinya sangat. Dalam bahasa Arab, semua kalimat yang di ahiri “Alif dan Nun atau Ya’” memiliki makna “sangat”. Seperti Al-Rahman dan Arrahim berarti itu Allah SWT maha pengsih terhadap semua mahluk-Nya.
Dengan sifat “Arrahman” Allah SWT mengasihi semua mahluk-Nya, baik di darat, udara, maupun dilaut. Tidak satupun dari ciptaan-Nya, kecuali mendapatkan haknya masing-masing. Tidak satupun dari manusia yang hidup dimuka bumi ini, kecuali mendapatkan sinar matahari dan rembulan. Semua mendapatkan makan dan minum, itulah sifat Al-Rahman.Bagi orang mukmin tidak perlu iri dan dengki kepada orang-orang kafir yang memusuhi Allah SWT, tetapi hidupnya tercukupi karena memang Allah SWT itu bersifat “Arrahmim”. Seringkali orang kafir kadang lebih pinter dan lebih kaya dari pada orang-orang muslim yang taat beribadah. Ketahuilah bahwa kenikmatan duniawi itu bersifat sementara, sementara umat islam akan mendapatkan kenikmatan selamanya kelak di ahirat, karena Allah SWT itu bersifat “Arrahim”. Ketika orang mukmin kaya, dia harus memiliki sifat Al-Rahman dan Al-Rahim, sebagaimana sifat Allah SWT. Caranya harus berbagi tenaga, ilmu, juga berbagi materi kepada sesama. Itulah hakekat makna sifat Al-Rahim yang harus dimiliki setiap umat Rosulullah SAW.
Nabi SAW begitu penyangan kepada sesame, bahkan kepada hewan dan tumbuhan. Oleh sebab itulah, dalam sebuah riwayat, tumbuhan dan bebatuan, bahkan hewan yang ada di darat dan dilaut selalu menyapa Rosulullah SAW jika berjumpa. Sifat kasih syang itu akan melahirkan kasih sayang juga. Itulah ajaran Rosulullah SAW yang bersumber dari wahyu Allah SWT.
Sekali lagi, “Al-Rahman dan Al-Rahim” nukan hanya memiliki makna untuk dihafalkan, lebih dari itu lafadz “Al-Rahman dan Al-Rahim” jika dibaca secara terus menerus, istiqomah, dan ihlas karena Allah SWT, pasti akan mengeluarkan miracle yang sangat luar biasa. Kalaupun diniati agar supaya memberikan dampak yang positif, sesuai dengan makna kedua sifat Allah SWT, juga diperbolehkan.
Dengan demikian, orang yang sedang mengalami ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga, seperti; istrinya sering marah, atau sebaliknya. Dengan ijin Allah SWT, jika seorang suami/istri selalu membaca Al-Rahman dan Al-Rahim secara istiqomah (ajek). Dengan mengharap dan munajat kepada-Nya agar supaya Allah SWT menumbuhkan rasa kasih dan cinta serta sayang, maka itu sangat mungkin terjadi. Sebab, Allah SWT memerintahkan agar supaya manusia berdoa dengan menggunakan “Asmaul Khusna”.
Yang perlu digaris bawahi ialah, membaca dengan kondisi bersih (memiliki wudhu), dengan niatan baik, serta dalam kondisi khusu’, dan menghadirkan hati. Tidak lupa, istiqomah waktu dan jumlahnya, dan memerlukan waktu yang tidak singkat. InsaAllah, Allah akan memberikan ke-ajaiban yang sesungguhnya terkait dengan makna “Al-Rahman dan Al-Rahim”. Ketahuilah, tidak ada doa yang tidak didengarkan Allah SWT, yang ada adalah doa itu kurang sungguh-sungguh, juga banyaknya dosa yang diperbuat manusia, sehingga terkabulnya itu ditunda. Wallau A’lam (Abdul Adzim, 11/03/2015)
Leave a Reply