Ruvita Sari (Vita), bintang iklan cilik kabur ke Sorong karena sering dipukul oleh ibunya. Psikolog anak, Kak Seto menilai, bukan zamannya lagi saat ini mendidik anak dengan kekerasan.
“Memang sekarang ini sudah bukan zamannya lagi anak diperlakukan secara kasar dan kekerasan. Pasti reaksinya melawan atau kabur dari rumah,” ujar Kak Seto, kepada detikcom, Sabtu (28/1/2012).
Menurut Kak Seto, zaman dulu informasi dapat diperoleh dari orangtua. Namun saat ini, anak-anak mendapatkan sumber informasi dari internet, ponsel dan teman.
“Kalau anak tertekan akhirnya anak-anak punya sumber informasi. Jadi mencari rasa aman,” kata Kak Seto.
Kak Seto menuturkan, kasus Vita banyak terjadi dan semestinya menjadi instropeksi orangtua bahwa bukan zamannya lagi mendidik anak dengan kekerasan. Sebaiknya anak diperlakukan sebagai sahabat, dan teman untuk berdiskusi.
Anak, lanjut pria yang memiliki nama asli Seto Mulyadi ini, juga jangan diperintah terus. Orangtua sebaiknya menjadi pendengar yang baik.
“Orangtua juga bisa menanyakan bagaimana kesannya terhadap ayah dan ibu. Apa yang kamu rasakan. Dengan begitu anak menjadi dihargai. Dengan begitu anak-anak merasa betah tinggal di rumah,” kata dia.
Kak Seto berharap, kasus Vita segera terselesaikan. Orangtua diharapkannya tidak memploitasi Vita. Kak Seto juga siap menjadi perantara untuk memediasi antara Vita dan orangtuanya. Namun untuk saat ini, menurut Kak Seto, keberadaan Vita di tangan orangtua angkatnya juga sudah tepat.
“Bayangkan kalau ada orang jahat malah bisa diculik,” ucapnya.
Sebelumnya di Polda Metro Jaya pada Jumat (27/1), Vita mengaku sering dipukuli ibunya.
“Dipukuli karena masalah kecil. Kadang kalau mau main pakai baju syuting diomeli. Kalau mau jalan-jalan mesti nangis-nangis dulu, dipukul juga. Mau main siang-siang nggak boleh,” kata Vita.
Vita meninggalkan rumah pada 9 Januari 2011 lalu. Terakhir kali dia pamit meninggalkan rumah untuk pergi ke warnet. Namun Vita tak juga pulang, sehingga keluarga melaporkan menghilangnya Vita ke polisi sehari kemudian.
Rupanya Vita kabur ke Sorong dan tinggal bersama Bunda Maya di Perumahan Pemda, Jl Sorong Plamono KM 24, Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Vita pergi ke Sorong dengan menaiki kapal dengan uang hasil menjual HP. Keberadaan Vita ditemukan polisi pada Kamis (26/1) sore kemarin.
Menuju Perubahan Sikap Mendidik Anak Remaja-Dewasa Awal
Apa yang terbayang jika anda sebagai orang tua atau anda yang akan menjadi calon orang tua kelak menghadapi anak anda sebagai remaja “Broken Home”, belakangan ini banyak terjadi penyimpangan perilaku yang proporsional tentang konsep mendidik anak- anak dengan mendidik anak remaja. Perilaku mendidik anak sangat disesuaikan dengan perkembangan usianya, begitu pula dengan remaja. Sebab itu dengan mengetahui psikologis anak dan remaja berarti mengetahui tentang cara, tentang kebutuhan, juga tentang penyikapan yang bijaksana dalam mendidik anak usia tumbuh-kembang.
Perubahan sikap oleh remaja dialami sebagai respon terhadap dunia luarnya, mengapa demikan?, itu terjadi oleh karena mereka sedang meniru atau sedang mengkonsepkan dirinya pada hal yang ideal menurutnya. Itulah mengapa remaja dikatakan labil dan sedang dalam masa transisi, boleh jadi yang mereka tiru adalah sebuah life style atau gaya hidup semata yang tengah menjadi trend masa kini. Yang harus kita arahkan bagi para remaja kita adalah menemukan sosok dirinya sebagai pribadi yang independent yang memiliki self style atau gaya pribadi sebagai manusia unik dan autentik yang membedakan ciri khas karakter antara pribadi satu dengan lainnya
Life styleterbawa oleh karenaperkembangan zaman yang penuh akulturasi budaya yang mempengaruhi pola pikir dan pola perilaku anak, inilah tantangan orang tua masa kini dalam mendidik anak yaitu mengacu tentang bagaimana menyikapi hal modern dengan tidak lupa mengajarkan pula mengenainilai- nilai kearifan lokal, hal- hal yang juga normatif pada kebudayaan setempat.
Terkadang bagi beberapa orang tua yang awam tentang kemajuan zaman yang semakin mengemas ilmu pengetahuan dan tekhnologi saat ini seringkali memanjakanputra- putrinyadengan materildan membebaskan sang anak bermain dengan apa yang baru dikenalnya “Tekhnologi”.
Tahukah anda bahwa sikap memanjakan seorang anak dengan materil adalah sikap yang mengurangi kreatifitas anak untuk memperoleh sesuatu yang dibutuhkan bagi anak?, dan itu juga mempengaruhi perkembangan sang anak dalam menerima tanggung jawab sebagai pribadidimasa depannya dan dewasanya?, adanya kemajuan zaman yang serba instan dan prilaku yang memanjakan anak dengan materil akan mendorong pola pikir sang anak menuju budaya konsumtif, sehingga secara psikologis ia belum mampu berprilaku mandiridan produktifdalamtuntutan masa depannya.Inilah kesalahan terbesar bagi masyarakat metropolis dalam menyikapi perkembangan anak.
Semestinya prilaku konsumtif sang anak dihentikan saat umur 15 tahun, setelah 15 tahun keatas orientasi yang perludilakukan oleh para orang tua adalah membimbing anak menuju kematangannya yaitu dengan mengayomi, membimbingnya, mengarahkandan memberikan ksempatan padasang anak mengenai perencanaan masa depannya, mengenai peranan sosial dalam lingkungansetempat, maupun mengenai motivasi untukberprestasiyang akan menjunjungnya kearah karir.
Orang tua yang bijak selalu berpedoman bahwa sejak anak dalam kandungan harus mendapatkan perlakuan yang baik mengenai asih, asuh dan asah agar ketika dewasa kelak ia dapat menunjukkan siapa dirinya dan berguna bagi masyarakat. Sekilas bentuk perhatian itu antara lain adalah kebutuhan cinta dan kasih sayang, pemberian kesempatan untuk mengarahkan dirinya dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya, juga mengarahkan pada pergaulan yang baik dan bermanfaat bagi dirinya.
Bentuk perlakuan mendidik anak usia remaja sampai dengan dewasa awal antara lain adalah; (1) memberikan nasehat dan petuah- petuah bijak yang menimbulkan motivasidan gairahbagi sang anak untuk berprestasi. (2) mengarahkandan membimbinganak mengenai cara dan etika yang baik dalambergaul dengan sebayanya, orang yang lebih muda, serta orang yang lebih tua diatasnya, maupun terhadap lawan jenis. (3) memberikan arahan dalam memilih jodoh yang baik, serta (4) bentuk- bentukketeladanan yang baik dalam menyikapi permasalahansehari- hari dalam memaknai hidup.
Dengan demikan, apapun bentuk perkembangan zaman yang akan kita hadapi nanti tidak akan berpengaruh signifikanterhadapperubahanperkembangan anak sampai dengan usia dewasanya,jika kita berlaku bijak sebagai orang tua yang baik. Percayalah bahwa awal peradaban yang baik adalah dilihat dari bagaimana pola kehidupan remaja pada saat itu.“karna pemuda adalah tonggak harapan bangsa.”