SEIRING bertambahnya usia anak menjadi remaja, kelakuannya mungkin membuat Anda kesal. Hukuman pun diberikan ketika dia melanggar aturan. Tapi apakah sudah tepat pola pengasuhan yang Anda terapkan?
Tak terasa waktu cepat berlalu, anak Anda yang dulu masih sangat bergantung kini telah berubah menjadi seorang remaja yang mandiri. Namun namanya anak-anak, tingkah laku yang mereka buat saat tengah menginjak dewasa ini,sering kali membuat Anda merasa dongkol. Ambil contoh kelakuannya yang semakin sulit diatur.
Coba pikirkan sejenak, apakah Anda masih menerapkan hukuman yang sama kepadanya seperti pada saat dia masih anak-anak? Wajarnya, seiring bertambahnya usia anak menjadi lebih dewasa, orangtua juga harus mengadaptasikan hukuman yang sesuai bagi diri si anak.
Memang benar, anak kita kini sedang menuju proses pendewasaan menjadi lebih matang. Tetapi perlu diingat, bagaimana pun seorang anak tetap perlu mendapat bimbingan dan pengawasan dari orangtuanya. Sebab jika melepaskannya begitu saja tanpa pengawasan, salah-salah Anda malah akan menghadapi masalah yang lebih serius pada tahun-tahun ke depan.
Saat ini, anak pun akan sangat menguji kemampuan maupun kesabaran Anda. Ada beberapa kesalahan dalam pengasuhan yang mungkin tanpa sadar dilakukan oleh orangtua. Misalnya saja kekhawatiran akan perbuatan negatif yang berpeluang masuk dalam kehidupan anak. Kekhawatiran ini seperti anak bergaul dengan teman yang salah,memakai obat-obatan terlarang, sampai pergaulan bebas.
“Membesarkan anak dengan ketakutan akan hal-hal semacam itu, malah akan membuat anak terjerumus pada tindakan negatif yang Anda takutkan,” ujar Direktur Bidang Perkembangan Anak Muda di Universitas Tufts Richard Lerner PhD yang diambil dari halaman webmd.com.
Ketakutan pada hal-hal buruk yang memengaruhi pikiran orangtua, hanya akan menjadikan tahun-tahun yang dilewati bersama sang anak terasa tidak bahagia. Sebaliknya, Richard menyarankan agar orangtua lebih berfokus pada minat maupun hobi yang dilakoni oleh anak, walaupun Anda sebenarnya tidak memahami kesukaan mereka tersebut.
Dengan cara ini, Anda akan membuka jalan komunikasi baru dengan anak, yang dapat menghubungkan kembali hubungan orangtua dengan anaknya yang semula kaku. Tambahan, Anda pun juga akan mempelajari sesuatu yang terbilang baru dari hobinya itu.
Dalam mengasuh anak, apakah Anda tipe orang tua yang selalu menuruti aturan main seperti yang ditulis dalam buku-buku pola pengasuhan yang Anda baca? Awas terjebak dalam aturan yang kaku seperti di buku daripada mempercayai insting Anda
“Orangtua biasanya bertindak kaku mengikuti saran yang ada dalam buku parenting yang dibaca,” kata Robert Evans EdD.
Pengarang buku Family Matters: How Schools Can Cope with the Crisis in Child Rearing ini mengatakan, buku bisa menjadi masalah manakala orangtua menggantikannya dengan skills yang mereka miliki sendiri.
“Jika rekomendasi yang ditawarkan sebuah buku tidak sesuai dengan karakter si anak, orangtua malah akan menjadi lebih panik dan kurang percaya diri dalam mengasuh anak sendiri,” kata Robert.
Dikatakan Robert, tidak ada salahnya berkaca pada buku maupun artikel-artikel pengasuhan seperti ini. Namun jadikan bacaan tersebut untuk mendapatkan sebuah pandangan tersendiri dalam menghadapi masalah dan cermati keadaan yang terjadi. Jadi, buku hanya sebagai referensi dalam mengambil keputusan, yang diseimbangkan dengan insting yang Anda punya.
Luangkan pula waktu untuk berbicara dengan pasangan dan anak-anak, untuk mendapatkan solusi terbaik. Kesalahan lain yang dilakukan orang tua adalah terlalu memikirkan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak patut dipermasalahkan. Misalnya saja Anda tidak suka dengan pilihan baju yang dikenakan anak atau gaya potongan rambutnya. Atau anak tidak berhasil terpilih sebagai perwakilan sekolah dalam sebuah kompetisi.
Sebelum Anda mengintervensi, ada baiknya Anda berpikir dahulu. Selama perbuatan yang dilakukan anak adalah bagian dari ekspresi diri ataupun tidak membuatnya berada dalam masalah, berikan mereka kebebasan untuk bertindak dan memutuskan sesuatu.
okezone.com