Dalam mengasuh anak yang kerap alergi, sebagai orang tua memang diharapkan lebih jeli dalam menghadang penyebab alergi. Usaha tersebut diantaranya sebagai berikut.
Jelaskan pada anak, apa yang membuatnya alergi. Yaitu, faktor lingkungan dan keturunan. Kalau ada anggota keluarga yang alergi, lebih mudah bagi orang tua menjelaskannya pada anak. Dan, saat alerginya muncul, orang tua dapat bertanya pada anak, “Tadi kamu makan apa? Tuh, kan jadi gatal.” Dengan demikian anak bisa mengenali penyebab alerginya dan menghindarinya.
Bagi anak usia di bawah lima tahun, menghindari makanan atau kegiatan karena alergi tidak mudah. Keluarga mesti lebih bertenggang rasa. Jika anak pantang makan coklat, misalnya, jangan sediakan makanan mengandung coklat di rumah.
Tumbuhkan empati pada diri anggota keluarga yang lain. Ajak saudara yang tidak alergi untuk terlibat saat anak menunjukkan gejala alergi. Misalnya, ikut membedaki adiknya yang gatal. Ini akan memudahkan si kakak untuk bertenggang rasa dengan adiknya.
Orang tua juga perlu konsisten. Kalau salah satu orang tua bilang “tidak”, yang lain pun demikian. Kalau sekali “tidak boleh” ya besok juga “tidak boleh”, walau anak merengek.
Anak penderita alergi pasti merasa dirinya berbeda. Namun jika orang tua bisa menjelaskan, anak dapat menerima. Kalau orang tua tidak memberikan penjelasan, bisa muncul perasaan ia berbeda. Misalnya melihat kakak yang boleh makan, sementara ia tidak.
Carilah kegiatan yang tetap dapat membuat anak senang dan menyalurkan kebutuhan anak untuk bergerak. Anak yang alergi debu, misalnya, tidak boleh bermain di bak pasir. Ajak dia bermain di kolam bola.
Sedapat mungkin hindari terlalu sering mengatakan “tidak boleh”. Lebih baik beri anak pilihan
Beri arahan seperti, “Lebih enak makan roti abon ayam daripada roti abon sapi”.
www.ayahbunda.co.id