Pil KB Bisa Jadi Obat untuk Atasi Nyeri Karena Haid

Nyeri yang dialami ketika menstruasi bisa jadi salah satu keluhan paling umum yang dirasakan perempuan. Kini nyeri menstruasi bisa diatasi dengan mengonsumsi pil KB.

Hampir setengah dari jumlah perempuan menderita nyeri atau kram menstruasi yang dikenal sebagai dysmenorrhoea, bahkan pada kondisi yang parah bisa menyebabkan perempuan muntah dan pingsan. Nyeri ini bisa berlangsung beberapa hari di awal menstruasi dan cenderung lebih buruk pada masa-masa remaja.

Kini para peneliti telah menemukan bahwa pil KB bisa secara signifikan mengurangi gejala dysmenorrhea yang muncul pada sepertiga partisipan perempuan muda yang terlibat dalam studi ini. Penelitian ini melibatkan 1.300 relawan yang berusia 19-24 tahun.

Nyeri atau kram menstruasi disebabkan oleh hormon prostaglandin yang dihasilkan lapisan rahim dan memicu terjadinya kontraksi. Dr Ingela Lindh dan rekan dari Gothenburg University, Swedia percaya bahwa pil kontrasepsi ini bisa mencegah produksi hormon sehingga dapat mengurangi kram.

Studi yang hasilnya diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction ini menganalisis rasa sakit dari partisipan dengan memperhatikan faktor usia, tinggi dan berat badan. Selain itu partisipan juga dibagi menjadi 3 kelompok terpisah.

“Kami melihat pengaruh pil kontrasepsi terhadap tingkat keparahan dysmenorrhoea, sekaligus juga memeprhitungkan kemungkinan perubahan akibat peningkatan usia,” ujar Dr Lindh, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (19/1/2012).

Beberapa obat sudah dikenal populer untuk mengatasi nyeri atau kram menstruasi ini seperti mengompres dengan air panas atau hangat, melakukan olahraga ringan misalnya berenang, jogging atau yoga. Ternyata mengonsumsi pil KB bisa membantu mengurangi nyeri menstruasi pada skala tertentu.

“Hasil ini benar-benar baik bagi perempuan untuk mengetahui manfaat lain dari pil KB, informasi tentang penggunaan pil KB untuk mengatasi nyeri menstruasi harus dimasukkan dalam konseling kontrasepsi,” ungkapnya.

Dalam beberapa kasus perempuan yang memiliki gejala parah kadang harus mengambil waktu libur kerja atau tidak bisa beraktivitas normal, meskipun sudah mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.

Share