Penyakit yang diakibatkan virus tak henti menghantui para orang tua di Indonesia dalam mengasuh balita mereka. Salah satunya adalah campak yang gampang menular.
Campak yang biasa kita kenal sebagai tampek, morbili atau measles ini, adalah penyakit infeksi pada balita yang disebabkan virus morbili dan memberikannya kekebalan seumur hidup. Penyakit yang biasanya nongol pada masa pancaroba ini jarang menyerang bayi dibawah usia 5 bulan. Karena pada usia itu, bayi masih mewarisi kekebalan dari ibunya, kecuali jika ibunya belum pernah menderita penyakit ini.
Awalnya, gejala campak sangat mirip dengan influenza, yakni panas tinggi, batuk dan pilek. Sehingga sukar menentukan apakah anak terkena campak atau bukan. Namun pada campak, gejalanya diikuti dengan mata memerah dan berair, sariawan, atau diare selama 3-5 hari. Bila panas tubuhnya terlalu tinggi, anak bisa kejang (stuip).
Selanjutnya, mulai bermunculan bercak-bercak merah di belakang telinga yang menjalar ke leher, dada, punggung dan perut. Pada saat ini, batuk anak makin menjadi. Badannya agak panas dan sariawan yang dideritanya menyebabkan ia malas makan. Akibatnya balita bertambah kurus, apalagi jika dibarengi diare. Bercak-bercak merah akan tinggal pada tubuh penderita selama kurang lebih seminggu dan selanjutnya berubah kehitaman. Meski kulit menjadi bersisik dan kering dalam 10 hari, namun warna kehitaman akan tetap awet hingga sebulan. Bercak-bercak merah kehitaman dan kulit kering bersisik merupakan gejala khas pada campak.
Gejala penularan campak tampak kira-kira 10-20 hari sejak kontak pertama degnan penderita cacar air. Penularannya terjadi melalui air ludah penderita dan melalui minum atau makan dari wadah yang sama dengan penderita. Komplikasi yang timbul biasanya radang paru-paru (bronchopneumonia), radang otak dan radang telinga tengah (otitis media).
Seperti halnya cacar air, pengobatan campak pun bersifat simtomatik. Untuk menolongnya, segera kompres penderita, namun jangan sekali-kali menyelimutinya karena panas tubuhnya justru akan meninggi. Sehingga menyebabkan kejang demam. Jika panasnya meninggi, sebaiknya anak tidak dimandikan. Namun kebersihan tubuhnya harus tetap terjaga dengan melap tubuhnya dengan air hangat. Untuk mengurangi rasa gatal, olesi dengan bedaki. Anak juga harus banyak minum atau makan makanan cair agar tidak dehidrasi. Berikan makanan dalam porsi kecil, namun sering.
Yang patut kita ingat, sebaiknya penderita mendapat perawatan tersendiri agar orang lain tidak tertular dan sebagai langkah mencegah komplikasi. Pada kasus berat, pemberian vitamin A mampu menurunkan morbiditas dan mortalitas (angka kematian).
Pencegahan penyakit campak bisa dilakukan dengan pemberian imunisasi, yakni vaksin campak atau vaksin MMR (Mumps, Measles and Rubella)
www.ayahbunda.co.id