Bahan Bakar Alternatif

Hak cipta Indah Fitriani desainwebsite.net

1) Biodiesel Sawit.

Ketersediaan bahan bakar minyak bumi semakin hari semakin terbatas.

Sebagaimana gambaran, diperkirakan cadangan minyak bumi di Laut Utara akan

habis pada th. 2010. Indonesia yang saat ini dikenal sebagai salah satu negara

pengekspor minyak bumi juga diperkirakan akan mengimpor bahan bakar minyak

pada 10 tahun mendatang. Karena produksi dalam negeri tidak dapat lagi memenuhi

permintaan pasar yang meningkat dengan cepat akibat pertumbuhan penduduk dan

industri.

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menghadapi krisis energi ini, diantaranya

adalah dengan memanfaatkan sumber energi dari Matahari, batubara, dan nuklir, serta

mengembangkan bahan bakar dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui

(renewable). Brasil telah menggunakan campuran bensin dengan alkohol yang

disintesis dari tebu untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Beberapa jenis minyak

tumbuhan seperti minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak sawit juga telah diteliti

untuk digunakan langsung sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, seperti halnya

nenek moyang kita dahulu menggunakan minyak tumbuhan lokal sebagai bahan bakar

alat penerangan.

Beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat telah mengembangkan dan

menggunakan bahan bakar dari minyak tumbuhan yang telah dikonversi menjadi

bentuk metil ester asam lemak, yang disebut dengan biodiesel. Negara-negara Eropa

umumnya menggunakan biodiesel yang terbuat dari minyak rapeseed, sedangkan

Secara umum emisi gas buang terdiri dari partikulat, hidrokarbon, sulfur

oksida dan nitrogen oksida. Partikulat merupakan hasil pembakaran kendaraan

bermotor yang tidak sempurna yang berupa fasa padat terdisperi di udara. Partikulat

ini dapat mengakibatkan berkurangnya jarak pandang dan dapat menganggu

ksesehatan mahluk hidup. Hidrokarbon juga meripakan hasil pembakaran tak

sempurna pada kendaraan yang menghasilkan gas buang yang mengandung

hidrokarbon, termasuk di dalamnya senyawa alifatik dan aromatik yang terdapat

dalam bahan bakar. Senyawa aromatik dapat mengakibatkan pencemaran udara

karena sifatnya yang aktif secara biologis dan dapat menyebabkan kanker

(carcinogenic). Karbon monoksida berasal dari pembakaran tak sempurna bahan

bakar yang merupakan gas yang tak berwarna, tak berasa dan tak berbau.gas ini dapat

menganggu pernafasan pada konsentrasi yang tinggi. Sulfur dioksida juga berdampak

negatif terhadap lingkungan, material maupun manusia. Pada manusia, asam sulfat

(H2SO4), sulfur dioksida (SO2) dan garam sulfat dapat menimbulkan iritasi pada

membran lendir saluran pernapasan dan memperparah penyakit pernapasan.

Karena dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh emisi gas buang ini

maka perlu diambil suatu tindakan pengendaliannya. Tindakan tersebut dapat

dilakukan dengan berbagai macam cara seperti: Uji emisi sehingga membatasi

kendaraan yang berpotensi untuk menghasilkan emisi gas buang yang berbahaya,

pemilihan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, dan penggunaan katalitik

konverter untuk mengkonversikan gas buang yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

umber pencemaran udara dapat dikategorikan atas sumber bergerak dan sumber tidak bergerak, yang meliputi berbagai sektor termasuk transportasi, industri, dan domestik. Pada umumnya proses pembakaran bahan bakar fosil, baik yang di dalam mesin (transportasi), proses pembakaran dan pengolahan industri, maupun pembakaran terbuka (domestik) mengeluarkan pencemar-pencemar udara yang hampir sama; walaupun secara spesifik jumlah relatif masing-masing pencemar yang diemisikan tergantung pada karakteristik (properti) bahan bakar dan kondisi pembakaran.

Share