Strategi-strategi pembelajaran yang dapat memberdayakan kecakapan berpikir:
1) PBMP yaitu siswa mendikusikan materi berdasar pertanyaan-pertanyaan pada lembar PBMP; 2) NHT yaitu siswa berdiskusi berdasarkan nomor soal yang sudah diundi oleh siswa; 3) problem posing yaitu pembelajaran berdasarkan masalah dari siswa; 4) Jigsaw yaitu tim ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan yang didiskusikan tim ahli; 5) Cooperative script yaitu siswa diskusi berpasangan ada yang menjelaskan dan ada yang mendengarkan diukur pada kemapuan kerjasama dan jga seharusnya mengukur kemampuan menerima ide orang.
Selain kelima metode diatas yang dapat meningkatkan kecakapan berpikir yaitu metode ARIAS yang memliki kelebihan yaitu: awal pembelajaran guru penting menumbuhkan motivasi dan pentingnya manfaat materi yang dipelajari. Selain itu pada metode ini juga terdapat pertanyaan evaluatif yang meningkatkan kemampuan berpikir tinggi dan siswa yang akan mengambil keputusan.
Relevansi dan keterkaitan konsep
Pada perkuliahan PBM semester lalu saya memahami berbagai teori belajar dan pada perkuliahan PPL saya memahami berbagai teori belajar tersebut diterapkan dalam pembelajaran dikelas sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan belajar/sekolah. Contoh: teori belajar Piaget (kognitif). Para ahli psikologi kognitivisme menekankan bahwa belajar merupakan proses intelektual yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur kognitif. Belajar dipandang sebagai upaya membangun kemampuan kognitif. Tingkah laku luar yang terbentuk dipandang sebagai hasil perubahan kognitif.
Tokoh yang sangat menonjol dalam teori belajar kognitif adalah Jean Piaget. Piaget sangat terkenal dengan teori perkembangan kognitif anak. Piaget berpendapat bahwa kognisi atau intelegensi adalah proses psikologis yang memungkinkan orang berinteraksi secara aktif dan beradaptasi dengan lingkungannya. Melalui proses belajar orang akan beradaptasi dengan lingkungan. Adaptasi terhadap lingkungan menyebabkan terjadinya perkembangan kemampuan kognitif. Perkembangan kognitif berlangsung secara bertahap.
Menurut Piaget belajar terjadi melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian informasi baru dengan skema yang sudah ada di dalam otak. Asimilasi terjadi jika orang mengamati benda atau kejadian yang mirip atau sama dengan skema tentang benda yang ada diotaknya.
Teori kognitif menerangkan bahwa pembelajaran adalah perubahan dalam pengetahuan yang disimpan di dalam memori. Teori kognitif bermaksud penambahan pengetahuan ke dalam ingatan jangka panjang atau perubahan pada skema atau struktur pengetahuan. Dengan cara ini pengguna perlu menggunakan struktur intelek untuk mengorganisasikan pengetahuan, seterusnya menghasilkan projek yang inovatif dan kreatif.
Kelompok teori kognitif beranggapan bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan dan perubahan tingkahlaku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.
Prinsip-prinsip teori kognitif yaitu belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan kontek situasi secara keseluruhan. Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, teori belajar bermakna Ausebel dll.
Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Dengan bertambahnya umur maka susunan syaraf seseorang akan semakin komplek dan ini memungkinkan kemampuannya meningkat. Oleh karena itu proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya. Perjenjangan ini bersifat hierarkis yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu diluar kemampuan kognitifnya. Ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu
- Tahap sensorik-motorik yang bersifat internal (0-2 tahun)
- Tahap preoperasional (2-6 tahun )
- Tahap operasional konkrit (6-12 tahun)
- Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)
Teori ini juga terkait erat dengan proses menyimpan infomasi. Informasi yang tersimpan di dalam ingatan seseorang sebenarnya telah melalui empat peringkat pemerosesan, yaitu:
1. Menerima informasi
2. Menyimpan informasi yang diperolehi ke dalam ingatan jangka pendek.
3. Menyimpan informasi ke dalam jangka panjang.
4. Mengeluarkan informasi itu kembali untuk digunakan.
Identifikasi masalah dan pemecahannya
Pada waktu belajar siswa sering mengamati benda atau kejadian asing yang tidak sesuai dengan skema yang ada didalam otaknya. Misalnya, anak yang pernah memakan apel mengasosiasikan/mengasimilasikan bola yang pertama kali dilihat sebagai apel, ia akan mengambil dan menggigitnya untuk dinamakan asimilasi itu terjadi karena bentuk bola bulat seperti apel. Namun, ketika digigit terasa tidak enak dan giginya tidak dapat mengunyahnya, sifat benda itu menjadi asing atau tidak sesuai dengan skema apel yang ada di otaknya. Dalam keadaan seperti itu terjadilah proses akomodasi di dalam otak anak. Jadi akomodasi dapat diartikan sebagai proses perubahan struktur kognitif jika anak mempelajari informasi (lingkungan) yang ciri-cirinya tidak sesuai dengan skema yang ada di otaknya. Akomodasi itu merupakan proses penyesuaian diri dengan kondisi lingkungan baru.
Proses akomodasi berlangsung sampai terjadi keseimbangan (ekuilibrium) antara perubahan skema terbentuknya skema baru dengan informasi atau kondisi lingkungan yang dipelajari. Proses perubahan atau pembentukan skema sampai terjadi kesesuaian dengan informasi yang dipelajari disebut ekuilibrasi. Menurut Piaget, proses belajar ada kaitannya dengan proses ekuilibrasi. siswa menghadapi pelajaran yang mudah, proses belajar yang terjadi di dalam otaknya adalah asimilasi. Jika yang dihadapi adalah pelajaran yang sukar, proses belajarnya adalah proses akomodasi. Maka dari itu Piaget menyarankan agar guru menciptakan situasi (permasalahan pelajaran) yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan sehingga di dalam otak siswa terjadi proses akomodasi dan ekuilibrasi. Hal itu dapat merangsang keingintahuan siswa. Dalam menghadapi masalah pelajaran itu guru hendaknya memotivasi siswa untuk belajar sendiri dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi.
Pada bagian awal dari uraian tentang teori belajar kognitif, disebutkan bahwa adaptasi terhadap lingkungan menyebabkan terjadinya perkembangan kognitif. Piaget menjelaskan bahwa perkembangan anak berlangsung secara bertahap sesuai dengan perkembangan umur mulai anak lahir sampai kira-kira berumur 13-15 tahun. Tahap-tahap perkemhangan kogniitif itu adalah: 1) tahap sensori motor, 2) tahap praoperasional, 3) tahap berpikir konkrit, 4) tahap berpikir formal. Para ahli psikologi pendidikan. pasca Piaget (Neo-Piugerian) mengembangkan implementesi teori belajar kognitif dalam proses pembelajaran.
Diantara para ahli yang menanggapi teori belajar behaviorisme ada yang memberikan koreksi terhadap teori Piaget, yaitu Vigotsky. la mengemukakan bahwa tahap-tahap perkembangan anak tidak fixed, artinya tahap perkembangan anak dapat. dipercepat asalkan pada waktu belajar anak mendapat bantuan yang sesuai. Jika anak diminta mempelajari bahan pelajaran yang sulit (berada dalam ketidak seimbangan dengan skema yang dimiliki anak) seperti yang dianjurkan oleh Piaget, suatu ketika anak akan sampai pada suatu kebatas kemampuan yang disebut daerah ambang perkembangan (proximal zone ofdevelopment).
Refleksi diri
Penerapan teori belajar sesuai konteksnya, tidak perlu dipertentangkan kapan saat tepat dilakukan Direct Instruction, kognitivisme, konstruktivisme, ataupun behaviorisme. Informasi yang diproses secara mendalam dalam ingatan jangka panjang mudah dikeluarkan kembali untuk digunakan. Pada akhir tahun 60an, telah mula kesadaran dikalangan ahli-ahli psikologi tentang pentingnya mengkaji apa yang berlaku dalam otak seseorang saat dia melakukan sesuatu. Walaupun fenomena-fenomena tersebut tidak boleh dilihat, adalah wajar pengaruh terkait apa yang berlaku dalam pikiran berdasarkan tingkah laku yang ditunjukkan. Kesadaran ini adalah permulaan revolusi kognitif yang telah dan sedang dikembangkan berbagai penelitian tentang otak manusia. Salah satu teknik awal yang digunakan ialah evaluasi dimana seseorang itu diminta menceritakan apa yang berlaku dalam otaknya saat melakukan sesuatu seperti menyelesaikan masalah
Perspektif kognitif bermula dengan mengkaji bagaimana manusia memproses, menyimpan dan mengingat kembali informasi. Pada permulaan, sistem komputer digunakan sebagai analogi untuk menerangkan ciri dan proses yang terlibat apabila manusia mendengar, melihat, menyentuh dan merasakan berbagai informasi.
Hak cipta Indah Fitriani desainwebsite.net