Manfaat Soal yang Telah Ditelaah

Manfaat Soal yang Telah Ditelaah

Tujuan utama analisis butir soal dalam sebuah tes yang dibuat guru adalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran (Anastasi dan Urbina, 1997:184). Berdasarkan tujuan ini, maka kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah: (1) dapat membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan, (2) sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa di kelas, (3) mendukung penulisan butir soal yang efektif, (4) secara materi dapat memperbaiki tes di kelas, (5) meningkatkan validitas soal dan reliabilitas (Anastasi and Urbina, 1997:172). Di samping itu, manfaat lainnya adalah: (1) menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan, (2) memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagai dasar untuk bahan diskusi di kelas, (3) memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa, (4) memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum, (5) merevisi materi yang dinilai atau diukur, (6) meningkatkan keterampilan penulisan soal (Nitko, 1996: 308-309).

Linn dan Gronlund (1995: 315) juga menambahkan tentang pelaksanaan kegiatan analisis butir soal yang hiasanya didesain untuk menjawab pert anyaan-pertanyaan berikut ini.

(1) Apakah fungsi soal sudah tepat? (2) Apakah soal ini memiliki tingkat kesukaran yang tepat? (3) Apakah soal bebas dari hal-hal yang tidak relevan? (4) Apakah pilihan jawabannya efektif? Lebih lanjut Linn dan Gronlund (1995: 3 16-318) menyatakan bahwa kegunaan analisis butir soal bukan hanya terbatas untuk peningkatkan butir soal, tetapi ada beberapa hal, yaitu bahwa data analisis butir soal bermanfaat sebagai dasar: (1) diskusi kelas efisien tentang hasil tes, (2) untuk kerja remedial, (3) untuk peningkatan secara umum pembelajaran di kelas, dan (3) untuk peningkatan keterampilan pada konstruksi tes.

Berbagai uraian di atas menunjukkan bahwa analisis butir soal adalah: (1) untuk menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya; (2) untuk meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh soal, serta meningkatkan pembelajaran melalui ambiguitas soal dan keterampilan tertentu yang menyebabkan peserta didik sulit. Di samping itu, butir soal yang telah dianalisis dapat memberikan informasi kepada peserta didik dan guru.

Dengan assessment publik dapat mengetahui capaian yang telah berhasil diraih oleh mahasiswa melalui kualifik si tertentu atau kredit yang diperoleh. Agar dosen lebih konsisten dan lebih fair dalam melakukan assessment, model penilaian secara rubric merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh dosen/guru.

Secara umum rubric adalah panduan assessment yang menggambarkan kriteria dari berbagai tingkatan kualitas kemampuan siswa mulai dari yang paling baik sampai yang kurang baik, yang dapat dimanfaatkan untuk menilai hasil pekerjaan siswa.

Rubrik biasanya terdiri dari dua bagian yaitu (1) daftar criteria dan (2) tingkat pencapaian criteria. Setiap criteria merupakan acuan yang wajib dimanfaatkan untuk menilai pekerjaan siswa.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menyusun rubric:

1. Menentukan kompetensi

2. Menentukan kriteria yang digunakan sebagai acuan pencapaian kompetensi.

3. Untuk setiap kriteria, disusun deskripsi tentang pencapaian kriteria dari yang paling

baik sampai ke yang kurang baik kualitasnya.

4. Masukkan kriteria dan deskripsi yang dimaksud ke dalam matriks

5. Tentukan skor untuk masing-masing deskripsi mulai dari kriteria terbaik sampai

dengan yang kurang baik.

Ada dua macam rubrik yaitu (1) rubrik deskriptif dan (2) rubrik holistic

Penilaian yang diterjemahkan dari evaluation memiliki makna sebagai proses umum dari analisis yang dilakukan secara kritis dan sistematik menuju pemberian keputusan dan atau rekomendasi yang menyangkut pencapaian standar atau tingkat kualitas suatu unit yang dinilai. Unit dalam hal ini dapat berarti institusi, program, atau mata kuliah. Evaluasi dapat berupa proses internal seperti self-evaluation โ€“ prose s eksternal yang umumnya dilakukan oleh pakar/tenaga ahli atau penilai. Tujuan penilaian terutama untuk memberikan rekomendasi dalam menetapkan kebijakan baru dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. Singkatnya output dari evaluation adalah rekomendasi sedangkan output assessment ini adalah grade.

ย 

PENILAIAN UNJUK KERJA/KINERJA SISWA

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ \deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak
, sehingga semua dapat diamati.

e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati
Teknik Penilaian Unjuk Kerja

Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:

  1. Daftar Cek (Check-list)

  2. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.

ย 

ย 

Contoh checklists

Penilaian Lompat Jauh Gaya Menggantung

(Menggunakan Daftar Tanda Cek)

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik

1. Teknik awalan

2. Teknik tumpuan

3. Sikap/posisi tubuh saat di udara

4. Teknik mendarat

Skor yang dicapai

Skor maksimum

Keterangan:
– Baik mendapat skor 1

– Tidak baik mendapat skor 0

Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.
Contoh rating scales

Penilaian Lompat Jauh Gaya Menggantung
(Menggunakan Skala Penilaian)

Nama Siswa: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai Nilai

1. Teknik awalan

2. Teknik tumpuan

3. Sikap/posisi tubuh saat di udara

4. Teknik mendarat

Jumlah Skor Maksimum 14

Keterangan penilaian:

1 = tidak kompeten

2 = cukup kompeten

3 = kompeten

4 = sangat kompeten

kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut
1). Jika seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten
2). Jika seorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten
3). Jika seorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten
4).
Jika seorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang pe
rlu dipertimbangkan yaitu:

โ€ข Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

โ€ข Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
โ€ข Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Teknik Penilaian Proyek

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:

a) penelitian sederhana tentang air di rumah;

b) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.

Contoh Penilaian Proyek

Mata Pelajaran : Sejarah

Nama Proyek : Perkembangan Islam di Nusantara

Alokasi Waktu : Satu Semester

Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1

No Aspek * Skor (1 โ€“ 5)

1. Perencanaan:

a. Persiapan

b. Rumusan Judul

2. Pelaksanaan

a. Sistematika Penulisan

b. Keakuratan Sumber Data/Informasi

c. Kuantitas Sumber Data

d. Analisis Data

e. Penarikan Kesimpulan

3. Laporan Proyek

a. Performans

b. Presentasi / Penguasaan

Total Skor

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah

Share

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *