Judul: MENSTRERILKAN PENDIDIKAN DARI POLITIK
Bahan ini cocok untuk Perguruan Tinggi bagian PENDIDIKAN / EDUCATION.
Nama & E-mail (Penulis): M.Nur K. Amrullah Asq., S.Pd
Saya Konsultan di Surabaya & Banyuwangi
Topik: ORBIT INTELEKTUAL
Tanggal: 03 Januari 2008
MENSTERILKAN PENDIDIKAN DARI POLITIK
Saat pemilu tinggal hitungan jari, yang namanya politik menjadi komoditi utama, setiap rongga nafas kehidupan masyarakat seolah-olah oksigennya adalah politik, entah itu nafas berupa bendera parpol yang dibariskan di jalan – jalan, nafas layar kaca yang penuh dengan iklan parpol, ataupun nafas parpol yang sengaja dibuat di stadion atau gedung olah raga, nusantara ini seolah dikapling oleh parpol – parpol peseta pemilu.
Dunia politik memang sangat menjanjikan, bahkan sering dikatakan “transportasi ekspres” kesuksesan seseorang, maka jangan heran banyak diantara kalangan yang dulu non politik berputar seratus delapan puluh derajat menjadi hamba politik. Nuansa politik memang penuh dengan kepentingan dan sering kali menanggalkan objektifitas, tidak kecuali bagai Aktifis Kampus yang nota bene berlatar belakang intelektualitas yang sering berorasi tentang pentingnya objektifitas.
Peringatan dari Francis Bacon bahwa harus ada benteng pemisah yang jelas antara nilai – nilai intelektualitas dari kontaminasi kepentingan politik sesaat ternyata masih belum kadaluarsa; saat ini, menjadi rahasia umum ketika sosok intelektual (tidak tebatas Mahasiswa) terjun keranah politik paktis kerap menanggalkan idealita intelektualnya, yang terjadi; prinsip – prinsip keilmuan dikangkangi
Suatu hal pokok yang selama ini tidak disadari Intelektual, bahwa fitroh dari akuntabilitas publik seorang Intelektual adalah pada aspek keilmuan ; bagaimana dia memberdayakan bangsa, meningkatkan martabat bangsa melalui pendidikan yang murni bersendi nilai – nilai keilmuan. Selama tidak ada pemahaman murni terhadap nilai – nilai keilmuan, maka akan tetap terjadi politisasi keilmuan di masyarakat kita.
Lantas, bagaimana agar nilai – nilai keilmuan tidak terkontaminasi misi primitif politik., ada beberapa hal yang mesti dilakukan.
Pertama: semangat keilmuan Intelektual Kampus harus lebih digairahkan. Kampus sebagai tempat super penting pendalaman nilai keilmuan harus dijadikan tempat sentra sinergi antara pemikiran logis dan rasional yang didukung fakta empiri, kampus harus steril dari kepentingan dan aksi primitif politik. Kondisi semacam ini akan sangat mendukung aktifitas non politik Intelektual kampus, terlebih lagi akan menyelamatkan kampus dan civitasnya dari upaya ditunggangi kepentingan politik.
Upaya ini dapat diwujudkan dengan adanya kegiatan – kegiatan yang menunjang kedewasaan berfikir dan memupuk jiwa intelektualis serta beragam kegiatan nonpolitik lain yang mengerucut pada prinsip keilmuan. Langkah pertama ini, kuncinya adalah komitmen kolektif civitas kampus untuk mensterilkan kampus dari aksi primitif politik, jika tidak ada komitmen tersebut cita – cita mensterilkan kampus dari aksi primitif politik, alih – alih mensterilkan ; yang terjadi adalah utopia misioner dan memperkokoh bangunan kontaminasi politik terhadap prinsip keilmuan.
Kedua: pemerintah harus membuat batas yang jelas antara kepentingan politik dan misi keilmuan. Tidak adanya batas yang jelas antara dimensi keilmuan dan aksi politik akan memperparah kondisi politisasi keilmuan. Lebih – lebih keadaan yang tidak jelas itu akan menjadi wabah terselubung menjangkitnya pemikiran nonrasional, nonilmiah dan terlepas dari prinsip – prinsip keilmuan menuju arah politik buta dan memake -up politik seolah bernuansa keilmuan (nonpolitik).
Jika dua langkah altenatif diatas dilakukan sunggung- sungguh, penulis yakin akan ada nyawa baru bagi keberlangsungan prinsip – prinsip keilmuan nonpolitik, akan tetapi jika prinsip keilmuan yang bersumber pada objektifitas dan kearifan sebagai pengantar kearah kejernihan berfikir dan love wisdom dikangkangi aksi primitif politik, kita patut berduka dan tidak salah bila berpretensi buruk terhadap masa depan keilmuan di Indonesia, karena bagaimanapun juga antara prinsip – prinsip keilmuan dan teori aksi politik saling meniadakan
Tidak ada kemutlakan disini, akan tetapi perlu diingat sekali lagi bahwa orbit Intelektual adalah objektifitas prinsip – prinsip keilmuan (non politik).
Saya M.Nur K. Amrullah Asq., S.Pd setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyright). .