Pemilihan bentuk tugas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, melainkan juga secara lisan dan penilaian akan perbuatan (Sagala, 2006: 75). Pengetahuan disajikan secara mental dalam berbagai bentuk yaitu preposisi, produksi dan gambaran mental. Hasil belajar yang baik, akan diperoleh melalui proses yang baik, dan proses belajar yang baik akan memberi hasil yang baik pula, hasil yang baik ini menggambarkan mutu pendidikan. Dalam kenyataan proses pembelajaran seringkali terjadi kekeliruan, karena yang diutamakan hasil maka proses belajar kurang diperhatikan, demikian juga sebaliknya, karena yang diutamakan proses maka hasil diabaikan. Jadi hasil dan proses dalam kegiatan pembelajaran mempunyai keddukan sama kuat, guru tidak dapa memperlakukannya berat sebelah, harus seimbang diantara keduanya.
Proses diukur melalui hasil, dan hasil akan kelihatan melalui proses, jadi bersifat komplementer atau saling melengkapi. Diasmsikan bahwa jika proses pembelajaran dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang disusun sebelumya, maka hasilnyapun diperkirakan akan baik dan memuaskan. Tetapi jika prosesnya tidak baik, hanya melaksanakan kegiatan rutin belaka, yang penting ada guru dalam kelas dan siswa tidak berkeliaran, maka hasilnyapun tidak akan memuaskan. Kegiatan mengakses/mengukur siswa dalam pembelajaran yang berlangsung disekolah secraa formal, disengaja dan direncanakan dengan bimbingan guru berfokus pada penguasaan siswa terhadap bahan ajaran sesuai kurikulum yang berlaku.
Nur dan Wikandari (1998) menyatakan siswa dapat berperan serta dalam pengevaluasan suatu program, misal jumlah tugas yang terselesaikan dalam portofolio maupun jumlah buku yang dianalisis kritis dapat diceritakan dalam jurnal. Tugas-tugas yang harus diselesaikan tanpa pengawasan guru, seperti pekerjaan rumah atau belajar sendiri, juga merupakan contoh yang baik untuk pemonitoran sendiri oleh siswa.
Siswa memegang instrumen seperti catatan kemajuan belajar yang dapat membantu siswa kelas-kelas atas memerinci suatu tugas ke dalam langkah-langkah kecil, menentukan urutan terbaik untuk menyelesaikan langkah-langkah tersebut dan tetap mengikuti kemajuan harian dengan menetapkan tujuan untuk tiap hari. Evaluasi diri agak lebih sukar dibandingkan pencatatan diri, karena evaluasi diri melibatkan pemberian suatu pertimbangan tentang kualitas. Sangat sedikit penelitian dilakukan dalam daerah ini. Guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan berbagai macam model presentasi, mengijinkan siswa menetapkan tujuan mereka sendiri dan melalui pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan luas mengakses upaya dan peningkatan siswa selama proses pembelajaran.
Penggunaan penilaian portofolio dapat menunjukkan data peserta didik jika dirumuskan kriteria yang tegas tentang proses dan hasil yang didapat dari pengalaman belajar. Apabila kriteria jelas menunjang usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan karena siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan penilainnya (Muslimin, 2003b:99). Penilaian portofolio sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar yang ditentukan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Muslimin, 2003b). Fungsi portofolio sebagai berikut:
-
Mengetahui perkembangan kemajuan belajar siswa
-
Mengetahui perkembangan tanggung jawab siswa dalam belajar
-
Mengetahui perluasan dimensi belajar
-
Mengetahui pembaharuan kembali proses belajar mengajar
-
Mengetahui makna pada perkembangan pendapat siswa
(Muslimin, 2003b)
Portofolio adalah asesmen alternatif berdasarkan sampel kerja siswa yang dipilih secara hati-hati yang mendokumentasikan pertumbuhan dan kemajuan siswa dari waktu ke waktu (Muslimin, 2003b). Portofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa yang representatif menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dari waktu ke waktu (Muslimin, 2003b).
Jurnal ditujukan untuk membantu siswa mengorganisasikan pokok-pokok pikiranya, buku catatan kerja laboratorium, menyatakan pikiran siswa dalam bentuk gambar atau tuliasan, mengukur apakah pembelajaran sains menyenangkan atau menyulitkan (Arikunto, 2001:15). Jurnal adalah asesmen alternatif berdasarkan catatan tertulis siswa yang berisi pikiran-pikiran mereka sendiri (siswa) tentang mata pelajaran yang sedang mereka pelajari. (Ibrahim, 2003:34). Jurnal untuk mengukur pencapaian siswa tehadap isi belajar (Arikunto, 2001:15). Jurnal adalah rekaman tertulis tentang apa yang telah pelajari oleh siswa. Jurnal dapat meringkas topik-topik kunci yang telah dipelajari misal: perasaan siswa pada materi yang dipelajari, keberhasilan dalam memecahkan masalah pada topik-topik tertentu, berbagai catatan lain dan komentar yang dibuat siswa, refleksi dan instropeksi (Ibrahim, 2003:23).
ย
Leave a Reply