WAWANCARA DAN KONFERENSI

WAWANCARA DAN KONFERENSI

Wawancara dan konferensi memberi peluang bagi guru dan siswa untuk bertemu bersama dan mendiskusikan materi pelajaran. Pertemuan pribadi dengan guru ini dapat merupakan pengalaman yang memilik daya motivasi yang kuat untuk kebanyakan hal yang bermanfaat untuk siswa. Hal ini juga dapat menyediakan bagi guru untuk memperoleh informasi yang bermanfaat tentang bagaimana siswa berpikir dan bagaimana penguasaannya terhadap materi pelajaran.

Wawacara dapat terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan suatu topik materi pelajaran tertentu. Sebagai contoh suatu wawancara pemecahan masalah, akan menghadapkan siswa pada masalah dan memintanya untuk memecahkannya. Bekerja dari sebuah set pertanyaan yang direncanakan, guru tertarik terhadap bagaimana siswa melakukan pemecahan masalahnya. Siswa menjelaskan model dan strategi yan dipilihnya untuk memecahkan masalah. Wawancara biasanya ditandai dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru dan respon oral oleh siswa.

Konferensi adalah diskusi tidak formal yang melibatkan guru dengan seorang siswa. Beberapa saran yang bermanfaat untuk melaksanakan wawancara dan konferensi:

– Siaplah dengan pertanyaan

Tempatkan siswa dalam keadaan santai

Jelaskan bahwa anda akan mencari hasil berpikir kreatif

Ajukan masalah

Buat catatan

Jadilah pendengar yang baik

(sumber: DEPDIKAS, 2001)


Menurut Sudijono (2008:82) yang dimaksud wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan. Sebagai alat penilaian, wawancara dapat digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar. Kelebihan wawancara ialah bisa kontak
langsung dengan siswa sehingga dapat mengungkapakan jawaban secara lebih bebas dan mendalam. Melalui wawancara data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi.
Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara berstruktur dan wawancara bebas.
a. wawancara berstruktur

Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga siswa tinggal mengkategorikannya kepada alternatif jawaban yang dibuat. Keuntungannya ialah mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat kesimpulan.

b.wawancara bebas

Dalam wawancara bebas, jawaban tidak perlu perlu disiapkan sehingga siswa bebas mengungkapkan pendapatnya. Keuntungannya adalah informasi lebih padat dan lengkap sekalipun kita harus bekerja keras dalam menganalisisnya sebab jawabannya beraneka ragam. Menurut Sudjana (2008:68), Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara yaitu tahap awal pelaksanaan wawancara, penggunaan pertanyaan, serta pencatatan hasil wawancara.

Pada tahap awal wawancara bertujuan untuk mengondisikan situasi wawancara. Setelah kondisi awal cukup baik, barulah diajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan wawancara. Pertanyaan diajukan secara bertahap dan sistematis. Kemudian pada tahap terakhir, adalah mencatat hasil wawancara. Hasil wawancara sebaiknya dicatat pada saat itu juga agar tidak lupa. Mencatat hasil wawancara berstruktur cukup mudah sebab tinggal memberikan tanda pada alternatif jawaban. Sedangkan pada wawancara terbuka kita perlu mencatat pokok-pokok isi jawaban siswa pada lembar tersendiri

Share

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *