Hasil analisis efisiensi pasar valuta asing Indonesia terhadap dollar Amerika dalam rentang waktu penelitian 1994.1 sampai dengan 2002.7 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.  Kointegrasi model Engle-Granger dengan menggunakan ECM menunjukkan bahwa nilai spot periode mendatang hanya dipengaruhi oleh nilai spot sekarang. Sehingga dapat disimpulkan model RWH (Random Walk Hypothesis) valid dan dapat digunakan untuk analisis jangka panjang.
2. Model UFH (Unbias Forward Hypothesis) hanya dapat menganalisis jangka pendek. Hasil analisis menunjukkan tidak dimungkinkan untuk menggunakan nilai Forward sebagai indikator untuk mengukur nilai spot periode mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar valas tidak efisien , karena memiliki point estimasi tidak sama dengan nol
3.  Model CEH (Composite Efficiency Hypothesis) menunjukkan  nilai spot periode mendatang akan dipengaruhi oleh nilai spot dan forward saat ini secara simultan. Model ini dapat digunakan untuk analisis jangka panjang tapi tidak dianjurkan karena R kuadrat  kecil yang seharusnya 99%.
4.  Analisa pasar valuta asing di Indonesia dengan Mortingale Model mengindikasikan bahwa pasar sangat tidak efisien, dasar pemikirannya adalah selisih antara expected spot rate dan spot rate sangat besar (tidak sama dengan nol) sehingga untuk nilai tukar diperlukan variabel lain selain nilai tukar spot dan nilai tukar forward, misalnya tingkat pendapatan riil, neraca pembayaran, tingkat bunga, inflasi, jumlah uang beredar  dan tingkat output riil.
5.  Faktor yang menyebabkan pasar valas Indonesia inefisien adalah faktor yang berasal dari dalam negeri dan faktor yang berasal dari luar negeri. terutama lemahnya lembaga keuangan negara, sentimen pasar dan contagion effect.