https://blud.co.id/
https://feb.unwiku.ac.id/js/
https://poltes.ac.id/.well-known/public/
https://bbpkciloto.or.id/sertifikasi/eco_fonts/
PENERAPAN AQIDAH ISLAM DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT – Media Pendidikan
Wednesday, 18 September 2024
above article banner area

PENERAPAN AQIDAH ISLAM DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

NAMA          : ACHMAD NAUFAL FADHLURROHMAN

NIM              : 210512520031

OFFERING  : E9

 

PENERAPAN AQIDAH ISLAM

DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

 

Aqidah merupakan suatu istilah yang familiar di telinga umat islam. Namun istilah Aqidah sendiri bukan berasal dari al-quran maupun hadist, melainkan berasal dari para ulama’. Aqidah secara bahasa berasal dari kata ‘aqoda – ya’qidu – ‘aqidatan yang berarti ikatan atau perjanjian. Sedangkan secara istilah Aqidah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Sedangkan dalam Islam, Aqidah diartikan sebagai agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw yang merupakan agama penyelamat bagi umat manusia. Kata Aqidah tidak hanya ada pada ajaran islam, tetapi ada juga di luar islam. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa Aqidah Islam adalah pokok-pokok kepercayaan atau keyakinan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap orang yang mengaku dirinya beragama Islam (Muslim). Aqidah sendiri juga sering disebut sebagai pondasi agama yang mendasari agama islam sehingga sering dapat disebut sebagai Aqidah Islam.

 

Berbicara Aqidah, maka yang paling pertama dan utama yang dibahas adalah konsep ketuhanan, baru kemudian kepada konsep-konsep lainnya sesuai dengan keinginan Alloh melalui firman-firmanNya dalam Al Qur’an dan hadits-hadits Nabi Nya.

 

Pondasi awal untuk membangun Aqidah Islam adalah keyakinan terhadap Alloh sebagai tuhan yang wajib disembah, maha esa, maha pencipta dan pengatur alam semesta dan dzat ghoib yang merupakan sumber dari segala hal, termasuk juga kewajiban menjalankan aturan-aturanNya dalam segala aspek kehidupan, baik berhubungan dengan ibadah ataupun muamalah. Oleh karena itu, misi pertama yang diemban oleh tiap Rasul untuk disampaikan kepada umat manusia adalah konsep ketuhanan.

 

Aqidah Islam adalah sesuatu yang bersifat Taufiqi, yang artinya suatu ajaran yang hanya dapat ditetapkan dengan adanya dalil dari Alloh dan RasulNya. Maka sumber ajaran Akidah Islam adalah Al Qur’an dan Hadits.

 

 

  1. Al Qur’an

Al Qur’an adalah firman Alloh SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril. Melalui Al Qur’an Alloh menunjukkan konsep Akidah yang benar yang harus dan dijalankan secara mutalak oleh setiap muslim.

  1. Hadits

Hadits adalah segala ucapan, perbuatan dan taqrir nabi Muhammad SAW. Islam telah menegaskan bahwa Hadits menjadi sumber hukum Islam kedua setelah Al Qur’an, baik sumber hukum dalam akidah maupun muamalah.

Aqidah Islam harus menjadi pedoman bagi setiap muslim sehingga setiap muslim harus meyakini dan menjalankan pokok-pokok kandungan Akidah Islam. Tujuan mempelajari Aqidah Islam diantarannya :

  1. Mengetahui petunjuk hidup yang benar serta dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
  2. Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir.
  3. Memelihara manusia dari kesyirikan.
  4. Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.

Sedangkan Aqidah Islam juga memiliki hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan yaitu tiga unsur pokok dalam Aqidah Islam yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain dan juga saling berhubungan. Iman berarti membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan dilaksanakan dengan anggota badan (perbuatan). Islam yaitu agama yang mengajarkan agar manusia berserah diri dan tunduk sepenuhnya kepada Alloh SWT. Sedangkan Ihsan adalah adalah perbuatan baik sebagai bentuk penghambaan diri kepada Alloh sebagai makhluk individu, yaitu berhubungan dengan Alloh maupun sebagai makhluk social.

 

Jika nantinya ada seseorang yang bertanya kepada kita tentang percayakah kalian jika agama Islam merupakan agama yang benar? Maka kita sebagai umat islam yang kuat imannya maka kita wajib untuk menjawab “IYA”. Karena kita telah membuktikan dan memahami tentang kebenaran agama Islam. Jadi kita ber-islam bukan semata-mata karena diwariskan dari orangtua. Lalu bagaimana cara kita membuktikannya? Yaitu dengan cara senantiasa berfikir dengan otak, panca indra, objek/fakta dan dengan informasi sebelumnya.

 

 

 

 

Dunia modern yang antara lain ditandai oleh semakin hilangnya batas ruang dan waktu telah membuat kehidupan manusia semakin kompleks. Semakin cepatnya perputaran siklus kehidupan, membuat orang merasakan terbatasnya waktu yang hanya tersedia 24 jam sehari. Untuk memperluas kemampuan manusia mengatasi keterbatasan waktu tersebut dibuatlah perangkat teknologi seperti internet. Ini berguna untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah setiap manusia dalam merebut peluang kehidupan didunia ini.

 

Padahal jika diketahui orang hidup itu tidak hanya untuk hal yang berkaitan dengan hal duniawi saja tapi ada hal-hal yang lebih penting dari itu yaitu hal-hal yang berkaitan dengan akhirat. Jika mau dijabarkan orang pasti akan merasa kurang dengan 24 jam dalam sehari dan jika ditanya apakah mau menambah waktu lagi ? pasti jawaban mereka ‘’ya’’ karena waktu 24 jam bagi mereka yang memiliki banyak kesibukan akan merasa kurang saja. Padahal jika dibanding dengan memikirkan hal yang berkaitan dengan akhirat waktu 24 jam sangatlah banyak.

 

Manusia telah menjadi penganut suatu system kapitalis-liberalis yang semakin tidak menghargai nilai kemanusiaan dan kehidupan hanyalah sebuah kompetisi antar manusia yang semakin tidak memperdulikan suatu kerjasama antar umat manusia. Manusia lain bukanlah bagian dari sukses kehidupan melainkan bagian dari sebuah kompetisi. Manusia semakin tidak mampu membangun saling percaya padahal saling percaya merupakan perekat kehidupan manusia sehingga manusi tidak lagi melihat manusia sebagai musuh atau pesaing atauperebutan peluang. Kalau saling percaya itu hilang, maka kita tidak lagi sebagai ummat yang berhasil membangun persaudaraan. Hanya persaudaraanlah yamg bisa membuat dunia ini penuh kedamaian dan kemakmuran.

 

Dunia yang berorientasi materialistik telah menghantarkan manusia kedalam kehidupan tanpa kebahagiaan. Semakin kaya harta, semakin miskin mereka dalam kebahagiaan hidup. Tetapi dalam Islam bekerja keras mengumpulkan ilmu dan harta merupakan ibadah, karena ilmu dan harta tersebut harus diamalkan untuk kepentingan umat manusia. Kegiatan mengumpulkan ilmu dan harta pasti tidak akan lepas dari kerja keras dan pemanfaatan waktu, tenaga, dan biaya secara efisien. Kesibukan inilah yang seringkali menggoda manusia untuk melupakan Allah, saudara sesama muslim dan bahkan dirinya sendiri. Padahal jika disadari, semua yang dilakuikan manusia adalah sia-sia tanpa ridho dan kekuasaan Allah.

 

 

 

 

Saat ini banyak orang yang bertindak semaunya, mereka menunda-nunda waktu sholat, puasa, zakat, dan lainnya. Mereka menganggap bahwa ibadah-ibadah ini tidak memberikan dampak dalam ekonomi dan materi. Padahal prilaku seseorang itu ditentukan oleh kualitas imannya, jika iman mereka bagus dan mantap maka akan melahirkan prilaku yang bagus. Maka sasaran utama yang dilakukan adalah bagaimana meluruskan kualitas akidah dan ibadah mereka.

 

Perlu diketahui bahwa mahasiswa adalah sebagai titik sentral dalam suatu bangsa. Namun patut direnungkan sekali lagi bahwa gelombang atau pengaruh dari luar yang begitu dahsyat sehingga mampu membuat mahasiswa dapat melupakan ajaran-ajaran dalam Islam yang berkaitan dengan keimanan dan akidah mereka. Hancurnya moral, akhlak dan aqidah generasi muda saat ini berarti menambah buramnya wajah masa depan bangsa kedepan. Oleh karena itu, kualitas aqidah dari mahasiswa di zaman serba modern ini harus benar-benar diperhatikan sehingga mereka tidak menjadi bom waktu untuk bangsanya sendiri.

 

Aqidah atau keyakinan merupakan unsur rohani manusia yang paling besar perannya dan paling sering, dan banyak mengeluarkan instruksi kepada anggota jasmani untuk melakukan suatu perbuatan. Aqidah yang benar akan membuahkan aktifitas manusia yang benar, akan tetapi kalau sudah salah, maka perbuatan manusia yang ditimbulkannya menjadi salah pula. Akhlaqul Karimah mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan ketertiban dan keharmonisan aktifitas kehidupan manusia. Oleh karena itu usaha kearah perbaikan akhlak merupakan kebutuhan pokok yang harus dilaksanakan oleh setiap individu, rumah tangga dan masyarakat, bangsa dan Negara.  Oleh karena itu aqidah Islam mempunyai peranan yang sangat besar terhadap pendidikan dan perbaikan akhlak manusia agar memiliki akhlak yang mulia.

 

Kita sebagai umat Islam yang tentunya kuat akan imannya wajib untuk selalu menegakkan Aqidah Islam dalam segala sendi kehidupan, terutama dalam lingkungan Mahasiswa dan juga bermasyarakat. Supaya nantinya kita akan memiliki suatu pondasi yang kuat yaitu Aqidah yang kokoh untuk kehidupan yang lebih mulia, dan barokah.

 

 

 

 

Share
below article banner

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *