Wednesday, 19 March 2025
above article banner area

Sekolah Unggul

Baru saja saya ketemu teman yang berhasil menghentak pikiran saya melalui pandangannya tentang Islam dan sekolah unggul. Setelah menyapa dengan kalimat-kalimat yang menyenangkan, langsung ia mengajak berpikir tentang pendidikan Islam unggul. Selama ini ia merasa prihatin melihat institusi pendidikan Islam yang hanya bisa bertahan hidup, tetapi sulit maju, dan ditambah dengan kaya masalah. Ia melihat bahwa lembaga pendidikan Islam, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun yang dikelola oleh swasta pribadi atau organisasi sosial keagamaan, kecuali dalam jumlah yang terbatas, kondisinya kurang menggembirakan. Pendidikan Islam, baik dari sisi konsep, kelembagaan dan bahkan juga daya dukungnya lemah. Sayangnya keadaan seperti itu sudah menjadikan tokoh dan umat Islam terpuaskan, lantaran telah diberi sebutan Islam itu. Padahal semestinya Islam tidak saja cukup dipenuhi dalam bentuk label, tetapi justru yang lebih utama adalah isi atau substansinya. Label memang penting, tetapi jangan berhenti pada tataran label. Pendidikan Islam semestinya memiliki dasar-dasar filosofi yang kokoh, baik menyangkut orientasi, guru, murid, lingkungan hingga aspek-aspek yang lebih teknis misalnya menyangkut sarana dan prasarana pendukungnya. Pendidikan, menurut teman saya tadi, harus menggambarkan adanya kualitas yang unggul. Islam sebagai ajaran yang unggul itu semestinya terefleksi dalam lembaga pendidikannya, yakni harus menggambarkan sebagai karya-karya yang unggul atau berkualitas. Islam semestinya tidak boleh dimaknai sebagai ajaran atau tuntunan hidup apa adanya, sesuatu yang dijalankan secara asal-asalan, apalagi hanya sebatas simbol-simbolnya saja. Islam harus dipahami telah mengajarkan umatnya agar bekerja secara sholeh. Konsep amal sholeh harus diartikan sebagai bekerja secara jujur, benar, lurus, ikhlas, cerdas, istiqomah dan tulus. Hanya dengan cara kerja seperti ini akan mendatangkan hasil yang berkualitas. Gambaran sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas harus dimanage secara rapi dan kokoh, dibangun atas dasar niat ikhlas dan dikerjakan secara sungguh-sungguh. Sekolah itu harus memiliki kepemimpinan yang dinamis, visionerm dan jiwa berkorban yang tinggi. Lembaga pendidikan yang unggul harus didukung oleh tenaga pengajar, sarana, dan prasarana yang memadai. Lembaga pendidikan unggul, menurut teman saya itu, harus mampu mengantarkan para siswanya memiliki kedalaman spiritual, akhlak, ilmu, dan profesional. Al Qur’an dan hadits sesungguhnya mengajarkan yang demikian itu semua. Sekolah unggul harus mampu mengantarkan para siswanya memiliki jiwa dan pikiran besar, mencintai Allah dan rasul-Nya. Sekolah Islam yang unggul tidak hanya sebatas telah berhasil meraih ujian nasional dengan nilai unggul. Memang nilai itu perlu, tetapi tidak harus dipandang sebagai segala-galanya. Nilai ujian nasional tidak boleh dilihat sebagai tujuan. Sekolah Islam unggul harus mampu mengantarkan para siswanya memahami dirinya, alam raya, dan juga Tuhannya agar dengan itu melahirkan keimanan, amal sholeh dan akhlakul karimah. Tenaga pengajar yang unggul, yang akan melahirkan lulusan yang unggul, selain kaya pengetahuan dan pengalaman, harus mencintai ilmunya, memiliki integritas yang tinggi, ikhlas, jujur, amanah, istiqomah dan bertanggung jawab. Guru yang bekerja hanya didorong oleh semangat mencari rizki harus segera diganti dengan mereka yang memang mencintai tugasnya sebagai pendidik. Pendidik harus rela berjuang dan berkorban untuk mengantarkan para muridnya menjadi manusia terbaik. Setelah berdiskusi panjang lebar tentang sekolah unggul itu, ia sedemikian optimis bahwa umat Islam sesungguhnya sangat mungkin membangun sekolah unggul itu. Keyakinannya itu didasarkan atas kenyataan bahwa sesungguhnya umat Islam memiliki potensi, semangat, dan jiwa berjuang membela agamanya melalui karya-karyanya amal sholeh, secara sungguh-sungguh. Jika selama ini belum berhasil melahirkan lembaga pendidikan yang unggul dalam jumlah besar, hanya disebabkan oleh terbatasnya kekuatan penggerak serta ketauladanan. Oleh sebab itu, yang diperlukan pada saat ini adalah adanya tokoh yang mampu menghimpun dan menyatukan berbagai potensi, sekaligus menggerakkan dan memberikan ketauladanannya. Wallahu a’lam.

Penulis : Prof DR. H. Imam Suprayogo

Rektor  Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Share
below article banner

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *