Semangat Kebersamaan Antar Iman

Setelah beberapa kali saya diundang untuk memberikan ceramah ke beberapa Perguruan Tinggi Agama Kristen dan Hindu di beberapa kota, seperti Maluku, Palangkaraya, Bali  dan lain-lain, maka pada tanggal 8 Juli 2010 yang lalu sebanyak 52 Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Katholik  se Indonesia berama-sama datang ke UIN  Maliki Malang. Kedatangan mereka untuk mempelajari pengembangan kelembagaan dan pengembangan kampus secara keseluruhan.

  Mereka itu datang dari berbagai kota, mulai dari Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali, NTT, Papua, Maluku, dan lain-lain. Para Pastur dan Suster datang ke UIN Maliki Malang ingin melihat perkembangan kampus, dan selanjutnya informasi itu akan dijadikan bahan masukan pengembangan perguruan tinggi mereka masing-masing.   Selain itu, di akhir bulan Juli 2010 yang lalu, saya juga diundang oleh Universitas Hindu Bali dan Institut Agama Hindu Negeri di Bali. Mereka mengharapkan saya datang di kampusnya untuk melakukan penanda-tanganan MoU kerjasama.  Mereka menginginkan agar ada kerjasama, saling bertukar infomasi dan bahkan mereka menghendaki agar UIN Maliki Malang  bertindak sebagai  asesor  dalam sertifikasi para dosen Universitas Hindu dan Institut Agama Hindu Negeri Bali.     Belum selesai tugas itu dilaksanakan, Rektor Institut Agama Hindu Negeri Bali sudah meminta saya hadir ke kampusnya lagi untuk memberikan kuliah perdana, khususnya bagi mahasiswa program pascasarjana. Rektor IHDN menginginkan agar saya memberikan pandangan-pandangan  tentang pendidikan yang bernuansa keagamaan ke depan.       Dalam setiap pertemuan itu, saya merasakan bahwa mereka benar-benar memiliki keinginan agar ada kebersamaan dalam mengembangkan kelembagaannya masing-masing. Hal yang menggembirakan lagi, bahwa mereka menilai bahwa UIN Maliki Malang sebagai perguruan tinggi Islam telah memiliki kelebihan yang perlu ditiru. Mereka juga percaya bahwa kerjasama itu bisa dibangun, dan karena itulah  mereka hadir ke UIN Maliki Malang, dan juga menghendaki agar saya datang ke kampus mereka.      Gambaran itulah kemudian saya katakan, bahwa  telah  ada semangat kebersamaan di antara berbagai agama yang berbeda dalam mengembangan perguruan tinggi masing-masing.  Semangat ini tentu merupakan  sesuatu yang baik dan seharusnya dikembangkan. Dengan demikian maka  rasa ke bhinekaan di negeri ini akan terpelihara dengan baik.    Selain itu, dengan saling bertemu maka akan terjadi suasana saling memahami, menghargai,  dan juga akhirnya terjadi saling membantu. Masyarakat Perguruan tinggi kiranya memang harus saling membuka diri dan bahkan bekerja sama. Perbedaan tidak selalu menghalagi untuk bekerjasama dalam kebaikan. Di zaman Nabi pun pertemuan dan bahkan perjanjian untuk membangun kedamaian di antara umat Islam dan lainnya juga dilakukan. Maka, apa salahnya tradisi baik itu juga dikembangkan hingga sekarang. Wallahu a’lam.  

Penulis : Prof DR. H. Imam Suprayogo

Rektor  Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Share