Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat merubah atau membuat sesuatu yang dapat langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap lingkungannya, perubahan tersebut akan mempengaruhi organisme yang ada pada ekosistem yang ditempati. Organisme yang ada di lingkungan juga saling mempengaruhi antara satu jenis dengan jenis lain.
Perubahan tersebut juga diakibatkan oleh serangga yang menempati /menghuni pada daerah lahan pertanian dan perkebunan, dimana sangat mempengaruhi hasil pertanian dan perkebunan. Oleh sebab itu para ilmuwan menciptakan obat insectisida untuk dapat mencegah pengaruh yang disebabkan oleh serangga, namun obat ini sangat berpengaruh pada lingkungan, maka timbullah ide untuk membuat sesuatu yang dapat menangkap/ membunuh serangga merugikan tanpa mencemari lingkungan. Sebelum membuat alat tersebut terlebih dahulu mengamati/meneliti serangga untuk dapat di jadikan referensi dalam membuat alat atau bahan untuk menangkap serangga.
Serangga sangat dipengaruhi oleh berbagai macam kondisi yang terjadi di lingkungannya temasuk didalamnya adalah warna. Inilah yang membuat para ilmuwan ekologi untuk mengamati serangga. Secara biologis serangga mempunyai kemampuan untuk merespon warna yang dapat dijelaskan diantaranya adalah : Mata pada serangga dapat melakukan adaptasi terhadap gerakan tetapi mata serangga juga teradaptasi untuk berbagai bentuk, namu serangga juga tidak semuanya memiliki kepekaan terhadap rangsangan yang ada di lingkungannya sehinggga kepekaan tersebut tergantung pada situasi yang berbeda pada lingkungan. Ada beberapa jenis serangga dapat membedakan warna dan beberapa yang lain dapat melihat bunga tumbuhan yang terpolarisasi oleh cahaya. Serangga dapat merespon cahaya dan stimulus yang lain secara terarah dan juga tidak terarah. Mata serangga juga berfungsi untuk melihat gambaran bentuk benda, pada seiap matanya terdapat omatida dan setiap omatida mempinyai fungsi untuk menangkap untuk menangkap cahaya dengan intensitas cahaya yang berbeda dan kerjanya bersama membentuk gambaran yang diamati. Kemampuan serangga untuk membedakan warna disebabkan oleh adanya perbedaan amatoda yang dimiliki baik dalam bentuk dan kemapuannya menerima cahaya yang direfleksikan.
Menerima cahaya.
Rhiabdom merupakan fotoreseptor yang dimiliki serangga kemungkinan berfungsi sebagai pengarah gelombang untuk menangkap sebagian besar cahaya yang masuk kedalam rhiabdom tersebut. Mekanisme penangkapan cahaya pada seranggga diduga sama dengan mekanisme yang terjadi pada vertebrata.
Penglihatan dan warna
Warna sangat penting dalam kehidupan serangga, karena serangga memiliki penglihatan warna. Contohnya serangga lebah menunjukan ketertarikan terhadap warna biru atau kuning dan kemungkinan warna merah juga akan dikunjungi. Reaksi serangga terhadap warna juga tergantung pada kondisi fisiologisnya, sebagai contohnya adalah serangga Pieris betina yang pada mulanya menunjukan ketertarikan pada warna biru, ungu, dan kuning yang berhubungan dengan keinginnanya meletakkan telur diatas daun.
Sensifitas mata
Sensifitas mata serangga tergantung pada karakteristik pigmen saraf penghubung di belakang mata dan pengaruh cahaya. Serangga dapat menyerap cahaya pada panjang gelombang antara 300-400 dan maksimal 600-650 panjang gelombang, dan beberapa jenis kupu-kupu dan kunang-kunang maksimum 690.
Perbedaan panjang gelombang
Perbedaan sesnsifitas terhadap panjang gelombang tidak menunjukan kemampuan serangga untuk memembedakan panjang gelombang tetapi jika serangga memiliki pigmen visual dengan kesensifitas spektrum yang berbeda, maka serangga tersebut mampu membedakan panjang gelombang dari suatu warna. Sebagai contoh : lebah dapat membedakan 6 warna utama yaitu kuning, biru hijau, violet, ultra violet, ungu dan campuran antara kuning dan ultra violet. Pada serangga yang lain belum diketahui, tetapi secara umum warna biru dan kuning dapat dibedakan oleh semua serangga.