https://diksiwa.uhnsugriwa.ac.id/wp-includes/alt/
https://feb.unwiku.ac.id/js/
https://poltes.ac.id/.well-known/public/
https://bbpkciloto.or.id/sertifikasi/eco_fonts/
RAMADHAN BULAN PERASAAN – Media Pendidikan
Wednesday, 18 September 2024
above article banner area

RAMADHAN BULAN PERASAAN

Oleh : Dr. H. Uril Bahruddin, M.A

Ramadhan adalah madrasah agung, merupakan kesempatan berharga bagi orang yang mampu memanfaatkan kehadirannya dengan baik. Lulus dari sekolah Ramadhan dengan predikat cumlaude akan memperoleh kebaikan yang tak terhingga jumlahnya. Bukan hanya kebaikan yang akan didapatkan, mereka para alumni sekolah Ramadhan juga akan mengusung sejumlah pengalaman yang sulit didapatkan di luar bulain ini. Ramadhan adalah merupakan kegiatan latihan perawatan yang sempurna buat manusia.

Diantara pengalaman yang paling berharga yang dapat dipelajari oleh orang yang berpuasa di bulan Ramadhan adalah menumbuhkembangkan perasaan. Ramadhan akan menumbuhkan perasaan seseorang dalam kehidupannya sekaligus mengembangkannya. Seringkali kenikmatan itu baru dapat dirasakan sebagai suatu kenikmatan setelah nikmat itu berlalu.

Kesehatan fisik, seringkali tidak terasa bahwa itu adalah kenikmatan, melainkan setelah seseorang ditimpa sakit. Orang yang memiliki harta berlimpah juga sulit merasakan bahwa hartanya adalah kenikmatan, kecuali setelah jatuh miskin atau ketika membutuhkannya. Waktu juga demikian, kebanyakan orang tidak menyadari adanya kenikmatan waktu atau tidak menghargai urgensinya kecuali setelah waktu itu berlalu atau ketika seseorang memiliki kesibukan yang luar biasa sehingga tidak ada waktu luang lagi baginya.

Ramadhan adalah lembaga pelatihan yang akan melatih seseorang untuk memunculkan perasaannya yang hilang. Akan meluluhkan hati yang keras dan tidak mudah tergerak untuk melakukan kebaikan karena pemiliknya terlalu sibuk dan tenggelam dalam dunia mereka.

Kawan…
Dengan ibadah puasa, seseorang pasti merasa lapar. Selanjutnya dia akan merasakan bahwa di luar sana banyak sekali tetangga yang kelaparan, mereka hidup di muka bumi tidak mendapatkan hak makanan yang cukup untuk menyambung hidupnya. Mereka adalah orang yang lebih berhak untuk kita santuni, karena mereka adalah kerabat dan tetangga dekat kita. Setelah itu baru mengirimkan santunan buat saudara-saudara kita yang ada di negara lain yang memiliki nasib yang sama.

Di luar bulan Ramadhan, kita sulit melangkahkan kaki ke masjid, meskipun hanya untuk melaksanakan shalat lima waktu. Ternyata di bulan Ramadhan ini kita dapat menikmati keberadaan masjid, kita dengan senang dapat duduk berlama-lama di dalamnya untuk melakukan i’tikaf dan sejumlah ibadah lainnya. Perasaan kita untuk mecintai dan menikmati masjid dapat tumbuh dan berkembang karena bulan Ramadhan ini.

Di bualan Ramadhan ini juga tumbuh perasaan kita untuk lebih peduli dengan al Quran, dimana perasaan itu jarang muncul pada bulan selainya. Bulan itu ternyata dapat menumbuhkan cinta kita pada al Quran, kita menjadi nikmat ketika membaca dan banyak mengkhatamkannya. Waktu berlalu tidak terasa ketika kita bersama al Quran di bulan ini.

Ramadhan telah mampu menggugah perasaan kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, tidak boleh ada waktu berlalu di bulan ini kecuali harus digunakan untuk kebaikan. Biasanya orang yang berpuasa berharap kalau Ramadhan itu dapat berlangsung terus menerus sepanjang tahun. Harapan mereka itu muncul karena mereka sudah mulai menikmati waktu-waktu yang berlalu di bulan itu dengan sejumlah kegiatan positif.

Ramadhan mampu menanamkan perasaan untuk peduli dengan keluarga, duduk bersama saat berbuka adalah fenomena tersendiri yang jarang kita temukan di luar bulan Ramadhan. Hal ini mengingatkan kita bahwa selama ini perhatian kita dengan keluarga sangat kurang, interaksi dengan keluarga terabaikan karena kesibukan kerja. Kebahagiaan mereka menjadi berkurang gara-gara kita tidak banyak meninggalkan. Ternyata perasaan itu muncul bersamaan dengan dikumandangkannya adzan maghrib di hari-hari bulan Ramadhan.

Acara buka puasa bersama keluarga dan anak-anak itu memunculkan perasaan untuk lebih memperhatikan mereka. Anak-anak dan istri merasa senang dapat duduk bersama menikmati santapan buka bersama, kebahagiaan mereka menjadi sempurna kembali.

Demikianlah Ramadhan, telah mampu menggerakkan perasaan manusia, memunculkannya kembali setelah lama hilang. Perasaan-perasaan itu hendaklah dapat kita jaga hingga nanti di luar bulan Ramadhan, hingga kita sebagai manusia dapat menikmati kemanusiaan kita dalam kehidupan ini. Kita menjadi manusia yang tidak sengsara. Wallahu a’lam.
===============
cak.uril@gmail.com

Share
below article banner

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *