Dosis Obat Anak Gemuk Selama Ini Salah Takar?

Sekelompok dokter dan peneliti di Inggris menyatakan panduan penyusunan resep antibiotik untuk anak-anak yang berlaku saat ini harus diperbarui. Pakar obat-obatan juga menyerukan peninjauan ulang terhadap acuan yang berlaku 50 tahun terakhir.

Para pakar memperingatkan bahwa anak-anak yang kegemukan atau kelebihan berat badan selama ini sangat mungkin hanya mengkonsumsi antibiotik dalam jumlah kurang dari yang seharusnya ditakarkan kepada mereka.

Kendati kesulitan menemukan bukti bahwa anak-anak gemuk ini menderita akibat kekurangan takaran antibiotik, para pakar mengatakan tetap harus ada panduan yang lebih baik daripada aturan yang berlaku lebih separuh abad terakhir.

Sejak dekade 1960an, para dokter bekerja berpatokan pada semacam “doktrin” bahwa anak gemuk setara dengan separuh orang dewasa, anak bertubuh kecil setara dengan separuh anak gemuk. “Bayi setara dengan separuh anak bertubuh kecil,” kata sekelompok dokter dan peneliti dari British Medical Journal.

Masalahnya terletak pada resep penisilin tenggak, seperti amoksisilin yang digunakan secara luas untuk mengobati infeksi bakteri pada anak-anak. Para dokter biasanya menakar tiga perempat dari jumlah resep antibiotik tahunan untuk anak-anak.

Adapun buku panduan pembuatan resep untuk anak-anak yang berlaku di Inggris (British National Formulary for Children) selama ini mendasarkan resep pada umur anak. Panduan itu berangkat dari asumsi bahwa bobot anak terkait erat dengan umurnya, tapi tanpa mempertimbangkan perkembangan zaman.

Ketentuan di BNFC, misalnya, anak umur satu tahun bobotnya 10 kilogram, anak 2 tahun (13 kg), anak 5 tahun (18 kg), dan anak 10 tahun (30 kg). Padahal hasil survei kesehatan nasional Inggris tahun 2009 menyebutkan berat rata-rata anak berusia 5 tahun adalah 21 kilogram dan anak usia 10 tahun berbobot 37 kilogram. “Bobot rata-rata anak meningkat 20 persen dibandingkan tahun 1963,” kata salah seorang peneliti.

Peneliti itu mengatakan, jika anak-anak mendapat dosis antibiotik kurang dari yang mereka butuhkan, kemungkinan besar infeksi yang mereka derita tidak akan sembuh sempurna. Hal itu juga memicu peningkatan kekebalan tubuh anak-anak tersebut terhadap antibiotik.

“Jika kuman tidak dapat dimatikan secara sempurna oleh antibiotik, maka kuman itu akan bermutasi menjadi bentuk baru yang lebih tahan terhadap obat-obatan, dan bisa menular ke anak-anak lain,” kata peneliti itu.

Paul Long, pengajar senior jurusan farmakologi di King’s College London yang juga salah satu peneliti mengaku terkejut atas kurangnya bukti untuk mendukung rekomendasi perubahan dosis antibiotik anak-anak yang selama ini memakai patokan seperti obat biasa.

“Ukuran dan bobot tubuh anak-anak berubah secara perlahan tapi pasti. Sehingga dosis penisilin yang setengah abad lalu dinilai cukup mungkin sekarang kurang,” kata Long menerangkan.

Long mengatakan, jika ingin efektif membasmi infeksi bakteri pada anak-anak, bukti-bukti untuk mendukung revisi panduan penyusunan resep wajib diperbaiki. “Dosis pemberian juga sebaiknya ditinjau ulang,” kata dia.

Share