Sunday, 6 October 2024
above article banner area

Yang Patut Dihindari Ibu Baru

Menjalani peran baru sebagai ibu tidaklah mudah. Ada saja hal-hal yang semestinya tak dilakukan tapi terjadi.

 Menjadi orang tua amat membahagiakan sekaligus membuat Anda gugup. Dibalik rasa bahagia, berputaran pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana saya menjalani peran baru ini? Apa yang harus saya lakukan dalam merawat bayi?.

 Sebagai ibu baru, Anda tentu ingin melakukan yang terbaik buat bayi Anda. Namun, secara tak sadar, Anda kerap melakukan hal-hal yang mestinya bisa Anda hindari. Berikut ini hal yang biasa dilakukan ibu baru. Jangan tiru, hindarilah!

Terlalu mendengar nasihat orang lain. Dalam minggu-minggu pertama sebagai ibu baru, Anda merasa gugup. Anda memerlukan betul masukan dari orang-orang di sekitar yang Anda kenal baik. Orang-orang di sekitar Anda pun cenderung memberi nasihat kepada orang tua baru seperti Anda. Ibu mertua, wah ini dia, mungkin menasihati agar Anda sebaiknya tidur dengan bayi Anda. Sebaliknya, kakak kandung Anda melarangnya. Anda pun bingung dibuatnya.

Mengharap pasangan mengerti kelelahan Anda. Setelah hari yang panjang dalam merawat anak (menyusui, menggendong, mengganti popok dan sebagainya), Anda merasa semestinya pasangan mengerti kelelahan Anda. Anda tampaknya perlu sepakat dengan pasangan untuk berbagi tugas dalam mengurus bayi. Jangan pula lupa menyempatkan pergi berdua untuk lebih mendekatkan hubungan Anda dan pasangan.

Berkorban tiada batas. Menyediakan waktu untuk diri sendiri perlu bagi ketenangan jiwa. Memang, Anda wajib merawat bayi yang masih amat tergantung pada Anda. Tapi bukan berarti Anda tak boleh melakukan hal lain yang menyenangkan. Misalnya, menelepon teman lama atau keluar rumah untuk berbelanja atau berolahraga.

 Tidak percaya pasangan dapat merawat anak. Melihat suami memandikan bayi, mungkin terbersit rasa khawatir. Bisa enggak sih dia mandiin anak? Anda merasa lebih punya hak dan lebih terampil dalam mengasuh anak. Daripada memberi kritik, memberi perintah atau mendekat setiap kali suami merawat anak, lebih baik biarkan pasangan melakukannya sendiri. Mengasuh bayi berdua tentu lebih menguntungkan daripada sendiri.

Cepat cemas. Wajar saja jika bayi kadangkala tertular penyakit ringan seperti batuk, diare, dan demam. Hal ini tak perlu membuat Anda cemas berlebihan, seakan ia terserang penyakit yang tak dapat disembuhkan. Sebaiknya, sadari bahwa orang tua tidak dapat mengontrol semua kehidupan anak. Ia sakit bukan berarti Anda lalai mengurusnya. Yang penting dilakukan, belajarlah dari setiap kondisi yang Anda hadapi, jangan panik, santai saja.

Membandingkan anak Anda dengan anak lain. Ingatlah bahwa setiap anak berbeda. Sebaiknya jangan pernah membanding-bandingkan kecerdasan atau pertumbuhan anak Anda dengan anak orang lain. Masing-masing bayi berkembang sesuai kematangannya. Sepanjang pertumbuhannya masih berada di skala normal (yang bisa dilihat di Kartu Menuju Sehat), Anda tak perlu cemas.

Tidak tidur siang. Mungkin Anda sering mendengar nasihat ini: tidur siang saat bayi juga tidur. Ini benar! James Maas, Ph.D , penulis Power Sleep , menyebutkan bahwa orang tua baru kehilangan waktu tidurnya sebanyak 400 – 750 jam dalam 1 tahun pertama usia anaknya. Istirahat yang cukup membuat jiwa dan pikiran lebih tenang. Ini pun dapat membuat Anda lebih santai mengasuh bayi

Membuang uang untuk keperluan anak. Melihat lucunya anak, rasanya Anda ingin mendandaninya setiap waktu. Tak sadar, Anda menghabiskan uang untuk membeli keperluan anak seperti baju, sepatu, dan topi. Jika ingin belanja keperluan bayi, lebih baik Anda bertanya pada orang tua lain yang lebih berpengalaman. Mereka bisa memberitahu, misalnya, jangan terlalu banyak membeli baju karena badan bayi toh bertumbuh terus.

Kehilangan waktu berharga. Di tahap awal kelahiran anak, Anda mungkin berpikir. Anda tak mungkin melupakan saat-saat membahagiakan ini. Ternyata, begitu disibukkan oleh segala urusan perawatan bayi, Anda seperti lupa waktu. Hari-hari berlalu begitu cepatnya. Tiba-tiba anak sudah mau masuk sekolah. Anda menyesal, mengapa tak menyimpan memorabilia? Karena itulah, Anda harus membuat jurnal perkembangan anak. Atau juga menyimpan foto-fotonya dalam album, menyimpan potongan rambutnya, dan sebagainya. Dengan begitu, kenangan mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak dapat Anda buka kembali suatu hari kelak dengan penuh kebahagiaan.

www.ayahbunda.co.id

 

Share
below article banner

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *