Televisi memang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Setiap rumah bisa dipastikan memiliki televis bahkan ada memilki lebih dari satu buah. Ini berarti bahwa televisi sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan bukan sekedar selingan saja. Hampir setiap hari tayangan televisi menghiasai pada rumah-ruamah, kantor, toko, dan tempat layanan lain. Tetapi yang banyak disayangkan adalah acara yang ditayangkan oleh televisi justru kurang memperhatikan unsur pendidikan, informasi, sosial budaya bahkan etika.
Televisi yang sebenarnya sebagai tempat untuk mencari informasi menjadi tersisihkan dengan tayangan yang mengedepankan unsur-unsur tersebut diatas. Unsur hiburan yang banyak ditonjolkan tanpa memperhatikan etika dan budaya. Kita ambil contoh, tayangan gosip yang mengorek-ngorek kehidupan artis sampai hal yang sangat pribadi dan sensitif diumbar dan menjadi konsumsi publik.
Adegan pornografi ciuman sudah menjadi tayangan yang sudah biasa ditontonkan, cara berpakaian sexy para artis menjadi trens yang banyak menjadi rujukan berbusana dan masih banyak lagi contonhnya. Kita ingat beberapa minggu yang lalu, masih segar dibenak kita, pernikahan Raffi yang ditayang secara live disalah satu televisi bahkan tidak hanya sehari saja akan tetapi dua hari berturut-turut. Live Persalinan Asyanti istri anggota DPR yang sekaligus artis terkenal di indonesia, Anang Hermansyah yang menjadi tontonan istemawa masyarakat. Mungkin sebentar lagi akan ada tayangan live khitanan/sunat sony kwakwow yang ditayangkan dari kampung sony dengan acara lenongan dan lain-lain ha ha ha.
Televisi adalah frekuensi publik, hak masyarakat yang tidak selayaknya hanya digunakan untuk kepentingan sesaat yang jauh dari nilai manfaat dan norma-norma. Semoga sadar para insan televisi untuk memberikan tayangan yang bermanfaat sesuai dengan etika dan budaya Indonesia.
Leave a Reply