Yayasan Mitra Aksi memfasilitasi penyusunan modul pelajaran lingkungan hidup untuk Sekolah Dasar, SMP, dan SMA. Modul yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan media ajar ini disusun sejak dua tahun lalu dengan melibatkan sekitar 100 guru di Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur.
Direktur Yayasan Mitra Aksi Hambali mengatakan, penyusunan modul ini dilatarbelakangi persoalan lingkungan, khususnya di Propinsi Jambi yang semakin memprihatinkan. Untuk itu, kata Hambali, perlu ditanamkan kesadaran agar seluruh siswa ikut melestarikan lingkungan.
“Selama ini memang banyak materi atau bahan pelajaran untuk lingkungan, tapi itu bersifat sangat umum. Padahal ketika itu menjadi isu lokal perlu dicari isu spesifik terkait isu lingkungan. Misalnya soal pasang surut, soal Taman Nasional Berbak, limpahan banjir dari hulu, maka isu pendidikan lingkungannya adalah apa yang harus dilakukan jika ada banjir dari hulu, bagaimana mengurangi risiko bencana, dan sebagainya. Kemudian yang kedua bagaimana yang harus dilakukan terkait dengan pemanasan global,” katanya.
Hambali mengharapkan seluruh sekolah di Propinsi Jambi memasukkan pelajaran lingkungan hidup ke dalam jadwal pelajaran. Pihak sekolah dapat menggunakan modul yang disusun oleh Yayasan Mitra Aksi. Ia memperkirakan, pertengahan Februari ini penyusunan modul akan rampung.
Program penyusunan modul pelajaran lingkungan hidup ini dilakukan Yayasan Mitra Aksi bekerja sama dengan Forest, Law Enforcement, Governace, and Trade (FLEGT) sebuah lembaga bentukan Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa