Sitosol adalah bagian sitoplasma yang berupa cairan yang terdapat di sela-sela organela berselaput. Lima puluh persen volume suatu sel berupa sitosol. Dalam sitosol terdapat beribu-ribu jenis enzim yang berguna dalam proses metabolisme intermedia serta ribosom yang aktif mensintesis protein. Lima puluh persen protein tersebut tetap berada dalam sitosol. Sebagian dari protein-protein tersebut teranyam membentuk jejala yang disebut sitoskeleton. Pada sel mamalia, sitoskeleton terdiri atas kelompok elemen-elemen berbentuk serabut yang beraneka ragam yang berperan penting menunjang beberapa fungsi sel baik digestif maupun nondigestif, misalnya sekresi, absorpsi, motilitas, integritas mekanik serta mitosis atau pembelahan sel (Ku et al., 1999). Sitoskeleton terdiri atas tiga kelompok protein utama , yaitu mikrofilamen (MF), mikrotubul (MT) dan filamen intermedia (IF) (Karp, 1979) Beberapa tipe sel berkembang dengan struktur dan bentuk terpolarisasi yang penting bagi fungsi biologisnya. (Ku et al., 1999). Contoh tipikal sel terpolarisasi adalah sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel epitel. Pada sel-sel epitel, permukaan apikal menghadap lumen atau canaliculus dan permukaan ini merupakan tempat sekresi ataupun absorpsi. Permukaan basolateral menghadap ke area basal, terdapat hemidesmosom dan terhubung dengan matrik ekstraseluler (ECM). Sedangkan sisi lateral berhubungan dengan sel-sel epitel yang lain melalui desmosom dan gap-junction (bisa disimak pada Gambar 1). Tiga aktivitas utama sel-sel epitel pencernaan, yaitu sekresi digesti dan absorpsi memerlukan adanya polaritas sel dan transpor intraseluler. Semua fungsi tersebut berhubungan erat dengan sitoskeleton.
Leave a Reply