1. Arah Pengembangan
Pendidikan menengah kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan menengah kejuruan diorientasikan pada penentuan permintaan pasar kerja. Secara makro arah pengembangan pendidikan menegah kejuruan mengacu pada prinsip demand driven seperti tertulang dalam buku menuju keterampilan 2020.
SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi. Atas dasar itu, pengembangan kurikulum dalam rangka penyempurnaan pendidikan menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan tuntutan dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan. Karena itu, pengembangan kurikulum SMK Edisi 2006 harus bias mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pendekatan
Kurikulum SMK edisi 2006 dirancang menggunakan berbagai pendekatan sebagai berikut : (a) pendekatan akademik, (b). Pendekatan kecakapan hidup (life skills ), (c) Pendekatan kurikulum berbasis kompetensi (competency – based curriculum), (d) Pendekatan kurikulum berbasis luas dan mendasar (broad based curriculum), (e) Pendekatan kurikulum berbasis produksi (production based curriculu ).
- a. Pendekatan Akademik
Kurikulum merupakan perangkat pendidikan yang secara sadar dirancang sesuai dengan kaidah-kaidah kekurikuluman. Kaidah-kaidah yang harus diikuti dalam penyususnan kurikulum anatara lain adalah sebagai berikut :
1). Kurikulum harus berisi rancangan pendidikan dan pelatihan yang menyentuh dan terpadu
2). Kurikulum harus mengandung komponen tujuan, isi atau materi dan evaluasi yang dirancang menjadi satu kesatuan yang utuh
3). Kurikulum secara jelas menunjukkan tujuan langsung (tersurat) dan tujuan tidak langsung (tersirat).
- b. Pendekatan Kecakapan Hidup (life skills)
Isu yang mengemukakan dewasa ini yakin adanya kesenjangan antara sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat. Apa yang dipelajari di sekolah, merupakan hal lain yang terjadi di masyarakat, sehingga disinyalir sekolah semakin menjauhkan peserta didik dengan dunia nyatanya di mana ia hidup dan bermasyarakat. Oleh karena itu, agar peserta didik dapat mengenal dengan baik dunianya dan dapat hidup wajar di masyarakat, perlu dibekali kecakapan hidup (life skills).
Kecakapan hidup meliputi : (a) kecakapan personel (personal skills) (b) kecakapan sosial (social skills), (c) kecakapan akademik (academic skills), dan (d) kecakapan vokasional ( vocational skills).
Program kecakapan hidup di SMK merupakan kelanjutan dari program kecakapan hidup yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). SMK harus menyusun rencana pelaksanaan program kecakapan hidup (noninstruksional) yang terintegrasi pada topik pemelajaran instruksional dan atau pada kegiatan ekstrakurikuler.
- c. Pendekatan kurikulum berbasis kompetensi (competency –based curriculum)
Kompetensi (competency) mengandung makna kemampuan seseorang yang diisyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan ada pengakuan resmi atas kemampuan tersebut. Dalam lingkup pendidikan menengah kejuruan, pengertian kurikulum berbasisi kompetensi dapat di uraikan sebagai berikut :
1). Kurikulum berbasis kompetensi diartikan sebagai rancangan pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang berlaku di tempat kerja.
2). Substansi kompetensi memuat pernyataan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude)
3). Isi atau materi kurikulum yang dirancang dengan pendekatan berbasis kompetensi diorganisasi dengan sistem modular (satuan utuh), ditata secara sekuensial dan sistemik.
4). Ada koreksi langsung antara penjenjangan jabatan pekerjaan di dunia kerja dengan pentahapan pencapaian kompetensi di SMK.
- d. Pendekatan kurikulum berbasisi Luas dan mendasar (broad – based curriculum)
Kurikulum berbasis luas dan mendasar adalah rancangan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep, prinsip dan keilmuan yang melandasi suatu bidang keahlian. Dengan demikian peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” (know what) dan “bagaimana” (know how) suatu pekerjaan dilakukan, tetapi harus sampai kepada pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” (know why) dilakukan.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum tidak hanya diarahkan agar peserta didik dapat beradaptasi dan mengalihkan/transfer kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan lain yang dimiliki ke dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
e. Pendekatan kurikulum berbasis produksi (production based curriculum)
Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi sebagai media pembelajaran. Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan terutama untuk memperkenalkan peserta didik dengan iklim kerja yang nyata. Pelaksanaan pembelajaran bisa dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:
- Didunia industri, peserta didik mendapat pelatihan dan pengalaman nyata melalui keterlibatan langsung dalam proses produksi sebagai media pendidikan.
- Disekolah, peserta didik dilibatkan dalam proses produksi diunit produksi sekolah.
- Disekolah, peserta didik berpraktik diruang praktikum yang menerapkan mekanisme produksi, sehingga tercipta suasanakerja seperti diindustri. Pelatihan harus menghasilkanproduksi yang memenuhi standar industri dan layak jual.
3. Diversifikasi Kurikulum
Penerapan prinsip diversifikasi kurikulum pada lingkup pendidikan menengah kejuruan diartikan sebagai pemberian peluang yang lebih luas kepada daerah, baik pada tingkat propinsi maupun kota/kabupaten atau sekolah untuk melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja, kondisi dan kekhasan potensi daerah di mana sekolah berada dengan tetap mengacu pada standar nasional pendidikan.
Diversifikasi kurikulum SMK edisi 2006 diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Nasional dan Kurikulum Implementatif.
Kurikulum Nasional
Kurikulum Nasional SMK disusun berdasarkan standar nasional pendidikan dan standar kompetensi kerja Nasional Indonesia. (SKKNI). Kurikulum nasional pada dasarnya merupakan tolok ukur kualitas yang harus dicapai pendidikan menengah kejuruan.
- a. Kurikulum implementatif
Kurikulum implementatif adalah kurikulum nasional yang bila dianggap perlu disesuaikan dengan kepentingan daerah, baik tingkat propinsi maupun kota/kabupaten dan lingkungan dimana sekolah berada. Sinkronisasi kurikulum dapat dilakukan dengan ruang lingkup antara lain :
1). Menyesuaikan ruang lingkup kompetensi dengan kebutuhan institusi pasangan dalam maupun luar negeri
2). Menambahkan atau mengurangi topik/materi pembelajaran
3). Menyesuaikan cara pencapaian stadar kompetensi dengan situasi serta kondisi daerah dan lingkungan dimana sekolah berada
Dalam satu sekolah dimungkinkan diterapkan lebih dari satu kurikulum implementasi bagi program keahlian yang sama