Irma Suryati: Entrepreneur “Keset” Berprestasi dari Kebumen

Irma Suryati: Entrepreneur “Keset” Berprestasi dari Kebumen

Irma Suryati: Entrepreneur “Keset” Berprestasi dari Kebumen

Irma Suryati: Entrepreneur “Keset” Berprestasi dari Kebumen

Senin, 18 Maret 2013 10:58

Sejak usia 5 tahun, entrepreneur ini menderita polio. Sejak itu pula ia menggunakan alat bantu untuk berjalan. Irma Suryati, demikian nama entrepreneur wanita tersebut, dikenal sebagai pribadi yang penuh semangat meskipun adanya keterbatasan fisik dalam dirinya. Ia tidak hanya memberdayakan potensi dirinya tetapi juga mengajak sesamanya, kaum difabel, untuk terus bekerja semaksimal yang mereka bisa agar mampu berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Semua prestasi Irma berawal dari kekecewaan yang mendalam atas kondisi yang melingkupinya sejak kecil. Irma kecil harus menerima kenyataan bahwa masyarakat belum sepenuhnya menerima kaum difabel dengan baik di sekolah-sekolah umum. Ia yang sebenarnya berotak cerdas harus menelan pil pahit karena dianggap tidak bisa menjalankan berbagai aktivitas pembelajaran layaknya anak-anak lain yang normal.  Namun, kegigihannya membuatnya dapat memasuki sekolah umum.

Di tahun 1996, Irma pun melirik ranah entrepreneurship. “Saya sudah melamar ke berbagai perusahaan tetapi selalu ditolak. Akhirnya saya bertekad menciptakan lapangan kerja sendiri,” ujarnya bersemangat. Perempuan yang tinggal Kebumen ini menggunakan bakat kreatifnya untuk membuat sejumlah kerajinan yang menggunakan bahan limbah kain sisa. Meski cuma tamatan SMA, semangat dan ketrampilannya berbisnis tidak kalah tinggi dibandingkan mereka yang lulusan universitas. 

Dari menggunakan bahan limbah tersebut sebagai material dalam berproduksi, Irma juga terus merambah bidang entrepreneurship sosial dengan menerapkan pemberdayaan kaum difabel dalam bisnis pembuatan kesetnya. Ia mengajak siapapun yang memiliki keterbatasan (baca: penyandang cacat) untuk tidak berdiam diri dan lebih baik bekerja menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain agar mereka mendapatkan kepercayaan diri, sembari memupuk kemandirian yang akhirnya mendorong harkat dan martabat mereka di tengah masyarakat.

Bersama dengan suami tercinta Agus Priyanto yang juga menyandang keterbatasan, Irma mendirikan usahanya di desa Karangsari, Buaran, kabupaten Kebumen, provinsi Jawa Tengah. Dari Kebumen itu, barang-barang hasil produksinya merambah ke berbagai pelosok tanah air. Para pembeli ini bahkan di antaranya ia dapatkan di negeri Kanguru.

Dengan semua kerja kerasnya itu, Irma berhasil menyabet prestasi “Wirausahawan Teladan’ dari Kemenpora tahun 2007, “Perempaun Berprestasi” tahun 2008 dari bupati Kebumen Rustriningsih, penghargaan dari Jepang yang diperuntukkan khusus kaum difabel berprestasi, dan masih banyak lagi. (*Akhlis)

* Endro Purwanto: Mantan Jurnalis yang Sukses Berwirausaha Kuliner (2013-02-28) * Social Entrepreneurship ala Saptuari (2013-02-22) * Titik Winarti, Sang Pemberdaya Penyandang Cacat (2013-01-31) * Jatuh Bangun Bambang Krista, Bos Ayam Kampung Super (2013-01-28) * Winsen Setiawan Ekspor Batu Alam via Online (2012-11-21)

Share