B Sebelum kita mengajar murid, kita perlu memahami siapakah yang disebut anak?
Anak adalah (menurut Indah):
Kelebihan:
– Rasa ingin tahunya besar
– tidak mudah putus asa
– inovatif (suka mencoba hal baru/hal yang diluar biasanya)
– kreatif (positive thinking/baik sangka kepada siapapun)
– menikmati belajar sambil bermain, bukan terbebani/terpaksa belajar
– umumnya selalu menyenangkan semua orang dengan tawa bahagia/riangnya
– lebih mudah menerima pelajaran/pikiran masih bersih
– jujur
Kekurangan:
– mudah dipengaruhi (khawatirnya jika pengaruh negatif)
– belum mandiri/masih tergantung pada orang lain/orang dewasa
– pola pikir belum matang/sistematis
B Ketika kita mengajar anak, bayangkan masa kecil kita, pastinya kita ingin diperlakukan dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, maka perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
B Setiap anak unik, jika kita tidak cinta anak, jangan harap kita akan berhasil mendidik
B Guru memasuki dunia anak, dengan memperbanyak komunikasi dengan anak sehingga barokah dan efektif.
B Kita cinta anak, maka anak akan cinta kita. Cara mencintai anak dengan memahami keinginan anak serta menjelaskan manfaat perintah yang diberikan pada anak.
B Jangan paksa anak seperti yang kita pengen, tetapi kita yang menyesuaikan dengan perkembangan usia anak.
B Jika kita menuntut anak yang masuk ke dunia kita (guru/orang dewasa) maka kita yang stres. Anak hanya kreatif, mencari perhatian (dunia anak dunia bermain).
B Jadilah Guru sabar, bukan anak zaman sekarang yang semakin nakal, melainkan guru dan orang tua yang maik tidak sabar.
B Kunci supaya guru dapa diteima nak dan anak mudah paham serta patuh, syarat:
B mencintai anak
B memahami anak
B banyak komunikasi dan kreatif mengajar
B Anak tidak ada yang nakal, jadi guru menjelaskan manfaat dan resiko yang dilakukan anak (mengarahkan anak ke jalan yang benar).
B Senakal-nakalnya anak jangan disalahkan tetapi diarahkan.
B Anak tidak nakal, hanya ingin berbuat sesuatu, guru mengarahkan ke benar, jangan dibiakan salah. Sebenarnya anak mudah diatur, tergantung cara kita mendidik.
B Cara membelajarkan anak, harus memahami psikologi peserta didik.
B Pengalaman yang baik, yang disampaikan kepada orang untuk diambil hikmahnya.
B Jika kita mengajar, buat anak tenang (anak merasa aman) dan senang pada kita (guru/ortu) maka kita mudah masuk ke dunia anak (Quantum Teaching).
B Guru yang baik, bukan otoriter/killer, tetapi guru yang murid suka dengan kita, guru dirindukan anak/murid. Pahlawan: guru disegani (menolong anak), bukan ditakuti.
B Respon anak alami, tidak bisa diatur.
B Jika guru semangat mengajar, maka anak semangat belajar.
B Jangan membiarkan 1 anak ramai, maka anak lain akan terpengaruh/ikut, selesaikan.
B Anak tidak mau digurui, tetapi kita buat dia aman, dia percaya kita mendukung dia.
B Anak punya kapasitas melindungi dirinya, jangan sering dilarang, anak kecewa.
B Cara menghadapi anak sering berbohong, dengan bercerita tokoh islam yang jujur yang akan menjadi idola anak, keteladanan karakter lewat kisah atau dongeng motivasi, cerita dapat mengubah diri anak dari sifat buruk menuju sifat baik.
B Guru adil terhadap semua murid memang sulit, tetapi bisa diusahakan/tidak condong
B Cara menyadarkan anak: anak disuruh merasakan akibat perbuatan yang dia lakukan.
B Tugas guru mendidik samapi maksimal, jangan menyerah mengahadapi murid nakal, jangan dikeluarkan dari sekolah, terus dimana fungsi guru sebagai pendidik???