Bangun Pagi

Hingga hal yang sangat kecil dan sederhana, yaitu tentang bangun pagi, ternyata juga diberi tauladan oleh Nabi Muhammad. Bangun pagi  tidak boleh sembarang waktu. Sebab, menjelang waktu subuh, kaum muslimin harus segera bangun dan selanjutnya   shalat subuh yang waktunya telah ditentukan. Sepanjang hidupnya, Rasulullah melakukan hal yang demikian, dan selalu shalat subuh berjama’ah dilaksanakan  di masjid.

  Banyak orang juga bangun pagi, seperti halnya kaum muslimin. Tetapi niat atau maksudnya berbeda.  Bisa jadi orang bangun pagi, karena ada suatu kegiatan yang mengharuskannya bangun pagi. Misalnya, akan olah raga, akan membuka toko atau ke pasar, akan berangkat sekolah atau ke kantor. Selain itu, misalnya akan mengejar keberangkatan kereta atau pesawat, karena akan bepergian ke tempat jauh dan lain-lain.   Bangun pagi bagi kaum muslimin, dimaksudkan agar bisa shalat sunnah  dan selanjutnya  shalat subuh berjama’ah di masjid. Pada setiap sekitar jam 04.00 pagi, kaum muslimin sudah berusaha bangun dari tidurnya. Mereka bukan dimotivasi untuk  melaksanakan pekerjaan, tugas, atau hajat lainnya, melainkan akan bersama-sama menghadap kepada Allah, Dzat Yang Maha Suci, melalui shalat berjama’ah.   Segera setelah bangun dari tidur, sekalipun tergesa-gesa, mereka  mengambil air wudlu terlebih dahulu. Mengucap basmallah, membasuh wajahnya, kedua tangan, mengusap rambut dan membasuh kaki dengan air suci dan mensucikan. Bagian-bagian badan sebagaimana disebutkan itu dibasuh sebagai cara bersuci untuk kemudian berangkat ke masjid  bersama-sama para tetangga untuk shalat berjama’ah.   Setelah bangun dari tidur, kaum muslimin  bukan segera menunaikan pekerjaan sehari-hari untuk mencari rizki, memikirkan tugas-tugas sehari-hari yang harus diselesaikan, melainkan seluruh  jiwa dan raganya  digunakan untuk menyebut asma Allah, bershalawat, mensucikan, dan mengagungkan asma-Nya. Kalimat-kalimat suci seperti bertasbih, bertahmid dan bertahlil itulah yang  diucapkan.   Dengan cara itu,  maka  pada setiap hari kaum muslimin  agar mengawali hidupnya  dengan pikiran dan hati yang jernih. Pagi itu mereka setelah bangun dari tidur, mereka mengucapkan kata-kata mulia. Pikiran dan hatinya tertuju kepada Dzat Yang Maha Pencipta. Semua itu, dilakukan bersama-sama mengikuti sunnah Nabi atau disebut berjama’ah. Sehingga di pagi itu, kaum mssulimin sudah bertemu tetangga dan atau  para jama’ah masjid. Maka sedemikian indah, Islam memberikan tuntunan di setiap pagi itu.     Selanjutnya, setelah pulang  dari masjid, kaum muslimin tidak diperkenankan tidur kembali. Sebab orang yang tidur setelah shalat subuh, selain menjadi tidak sehat juga akan dijauhkan dari rizki. Orang yang tidur kembali etelah  shalat subuh, apalagi dilakukan secara terus menerus menjadi tidak sehat. Selain itu, dengan tidur kembali, maka mereka tidak akan mendapatkan rizki. Rizki dari Allah akan datang kepada orang yang  tidak sedang tidur. Hal ini dengan mudah dapat dibuktikannya.   Selesai melakukan kegiatan di masjid, —— shalat subuh, maka kaum muslimin dianjurkan bertebaran, bekerja untuk mencari rizki. Saya seteah shalat subuh memiliki kegiatan rutin, yaitu menulis artikel pendek dan sederhana. Tulisan-tulisan tersebut saya posting, baik melalui website, facebook, scribb dan lainnya. Di pagi itu, saya merasakan telah memberikan sesuatu kepada pembaca. Berkomunikasi dengan banyak orang, sekalipun hanya melalui tulisan cukup menggembirakan dan  ternyata juga menyehatkan.   Mestinya orang bekerja setiap pagi, sekalipun dengan cara menulis akan menjadi  lelah atau setidak-tidaknya terbebani. Akan tetapi yang saya rasakan justru sebaliknya, saya merasakan kesenangan dan kepuasan tatkala saya tahu,  bahwa tulisan  tersebut  dibaca oleh banyak orang. Menulis yang kemudian dibaca  oleh orang lain, maka hati  menjadi senang dan  suasana terbebani menjadi hilang dengan sendirinya.   Akhirnya, Islam ternyata memberikan tuntunan sampai  yang sekecil dan sederhana sekalipun, hingga bagaimana bangun pagi seharusnya dilakukan. Selanjutnya Islam juga memberi tuntunan  bagaimana mengisi waktu, sejak di pagi itu hingga sore hari. Semua aktivitas harus diawali dengan kebaikan, membaca basmallah dan mengakhiri  dengan membaca hamdallah.  Di tengah-tengah antara  awal hingga akhir, dihiasi oleh suasana ikhlas, bersykur, sabar, istiqomah  dan tawakkal. Inilah kehidupan Islam yang mengantarkan kepada siapapun menjadi sehat dan bahagia, baik di dunia  dan insya Allah,  hingga  di akherat. Wallahu a’lam

Penulis : Prof DR. H. Imam Suprayogo

Rektor  Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Share