Thursday, 27 March 2025
above article banner area

logika atau etika

Logika. Ilmu ini dianggap sebagai ilmu pendahuluan bagi filsafat.

Ilmu etika. yang mengatur kesusilaan dan kebahagiaan dalam hidup perseorang 
 
Logika: filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah.
Etika: filsafat tentang perilaku yang baik dan yang buruk.

 

mencari hakihat kebenaran dari segala
sesuatu, baik dalam kebenaran berpikir (logika), berperilaku (etika),

maupun dalam mencari hakikat atau keaslian (metafisika).

 

a. Tentang pengetahuan (alat untuk mencapai 'insight' itu)
 
1) Logika formal (logic)
Membentangkan hukum-hukum yang harus ditaati agar kita berpikir dengan
lurus dan baik dan dapat mencapai kebenaran. Ini akan dipelajari lebih
lanjut dalam masa akan datang.
 
2) Kritika atau logika material (epistemology)
Memandangkan isi pengetahuan kita, sumber-sumbernya, proses terjadinya
pengetahuan, dan memberikan pertanggungjawaban tentang kemungkinan dan
batas-batas pengetahuan kita (soal kekeliruan, kepastian, dan sebagainya).
 
d. Tentang kesusilaan
 
7) Etika atau filsafat moral (ethics)
Membentangkan apa yang baik, apa yang buruk, apa ukuran-ukurannya,
bagaimana dan mengapa manusia terikat oleh aturan-aturan ke susilaan,
bagaimana kita dipimpin oleh suara batin, bagaimana tujuan hidup dapat
kita capaui, dan sebagainya.
 
8) Etika sosial
Merupakan bagian dari etika yang sangat penting pula, taitu yang
membicarakan norma-norma hidup kemasyarakatan (keluarga, negara
internasional).

 

 

Aksiologi; asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara epistemologis diperoleh dan disusun. Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti etika, estetika, atau agama.

Dalam hubungannya dengan filsafat komunikasi, aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa itu nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau mengekspresikannya.

Jelaslah, pentingnya seorang komunikator untuk terlebih dahulu mempertimbangkan nilai (value judgement), apakah pesan yang akan dikomunikasikan etis atau tidak, estetis atau tidak.

Logika; berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Logika sangat penting dalam komunikasi, karena pemikiran harus dikomunikasikan, sebagai hasil dari proses berpikir logis.

 

Dasar Tujuan Nilai Hasil

LOGIKA Pikiran Kebenaran Benar/Salah IPTEK

FILSAFAT ETIKA Kehendak Kecocokan Baik/Buruk Keserasian

ESTETIKA Perasaan Keindahan Indah/Jelek Kesenian

Penjelasan mengenai nilai inti yang tercakup oleh filsafat komunikasi adalah, sebagai berikut :
1) Logika;
Logika berkaitan dengan penelaahan terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar (deals with the study of the principles and methods of correct reasoning). Bahwa logika teramat penting dalam proses komunikasi, jelas karena suatu pemikiran harus dikomunikasikan kepada orang lain, dan yang dikomunikasikan itu harus merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir logis (yang berarti mengadakan seleksi diantara fakta dan opini, untuk kemudian menyusunnya menjadi suatu kesatuan yang utuh, tidak bertentangan dengan satu sama lain).
M. Sommer dalam bukunya “Logika” mengatakan bahwa kalau seseorang hendak bicara atau menulis dengan tepat, ia harus memperhatikan hukum-hukum gramatika. Dan jika hendak berpikir tepat, harus memperhatikan hukum-hukum logika.
Logika oleh Summer didefinisikan sebagai “ilmu pengetahuan tentang karya-karya akal budi untuk melakukan pembimbingan menuju kebenaran”.

 

Jadi dapat dikatakan bahwa etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.

  • Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang mau kita lakukan dalam situasi tertentu dalam hidup kita sehari-hari.
  • Etika membantu kita untuk membuat pilihan, pilihan nilai yang terjelma dalam sikap dan perilaku kita yang sangat mewarnai dan menentukan makna kehidupan kita.

 

 

    1. Persoalan logis (menyangkut penalaran)
    2. Persoalan etis (menyangkut moralitas)

Pengertian etika:
1) Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Secara ringkas, pengertian tadi bisa disebut sebagai sistem nilai. Sistem nilai itu bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2) Kumpulan asas atau nilai moral atau, disebut juga, kode etik.
3) Ilmu tentang yang baik dan yang buruk.

 

Etika (ethics) berari moral, etiket (etiqutte) berarti sopan santun. Dua kata ini memiliki persamaan dan perbedaan makna.

Persamaannya adalah:
1) Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia.
2) Baik etika maupun etiket mangatur perilaku manusia secara normatif, artinya, memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Perbedaannya adalah:
1) Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat atau cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
2) Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain maka etiket tidak berlaku.
Etika selalu berlaku, ada atau tidak ada orang lain.
3) Etiket bersifat relatif.
Etika lebih absolut.
4) Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Etika menyangkut manusia dari segi dalam.

II. Peranan Etika dalam Masyarakat

1. Masyarakat tradisional (homogen dan agak tertutup): nilai-nilai dan norma-norma itu tidak pernah dipersoalkan. Secara otomatis orang menerima nilai dan norma yang berlaku. Individu dalam masyarakat itu tidak berpikir lebih jauh. Nila dan norma etis dalam masyarakat ini bersifat implisit. Akat tetapi bisa menjadi eksplisit bila nilai itu ditantang atau dilanggar karena perkembangan baru.
2. Situasi etis pada masyarakat modern ditandai tiga hal:
1) Pluralisme moral (komunikasi/informasi, transportasi/mobilitas, pariwisata, multinational corporation, eduducation)
2) Masalah etis baru (perkembangan iptek, biomedis, manipulasi genetika, reproduksi artifisial)
3) Kepedulian etis yang universal (globalisasi, LSM, ekologi, HAM.

.  Dengan kata lain, logika lahir sebagai kristalisasi dari perjuangan moral.
Kata logika (Inggris: logic, Yunani: logikos) berarti sesuatu yang dapat dimengerti (reasonable), akal budi yang teratur, konsisten, dan sistematis.  Kata logika memiliki akar kata yang sama dengan kata logos berarti ucapan, kata, akal pikiran, studi tentang, pertimbangan tentang, ilmu tentang.  Makna logos mengacu kepada sesuatu yang dapat dimengerti (reasonable), keteraturan akal budi, konsistensi penalaran, dan sistematika pemikiran.  Secara ringkas dapat disebutkan beberapa padanan dari kata logos: utterance, statement, argument, account, definition, formula, ratio, language, reason, principle.

 

Pertama, munculnya gagasan-gagasan filosofis yang besar-besar seperti yang dicetuskan oleh, dalam kasus ini,  Plato dan Aristoteles, tidak turun dari langit secara tiba-tiba (taken for granted), melainkan hasil dari pergulatan dan pergumulan dengan kehidupan nyata sehari-hari.   Kedua, kita melihat bahwa prinsip-prinsip etika dan logika berasal dari sumber yang sama; dan hal ini menunjukkan bahwa nilai  moral terkait erat dengan pengetahuan; bahwa nilai subyek terkait erat dengan fakta obyek; bahwa hati terkait erat dengan nalar.

 

Logika yaitu yang berkaitan dengan persoalan penyimpulan, mempelajari pengkajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan sebab-sebab  mengenai kesimpulan. Logika dibagi menjadi duamacam yaitu logika deduktif (menemukan suatu aturan-aturan yang dapat dipergunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat keharusan dari premis-premis tertentu.) dan logika induktif (mencoba untuk menarik suatu kesimpulan dari sifat-sifat logika seperangkat bahan yang diamati. Hal itu dapat dapat diperhatikan dalam ketentuan sebagai berikut:

a)   Dari suatu perangkat fakta yang diamati secara khusus menuju pada suatu pernyataan yang bersifat umum mengenai semua fakta bercorak demikian.

b)   Dari suatu perangkat akibat tertentu menuju kepada sebab dari akibat-akibat tersebut.

5.   Etika yaitu yang berkaitan dengan persoalan moralitas (pertimbangan-pertimbangan tentang tindakan-tindakan baik dan buruk, susila dan tidak susila, etis dan tidak etis dalam hubungan antar manusia. Etika dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu

a)   Etika deskriptif yaitu berusaha menjelaskan pengalaman moral dengan cara deskriptif.

b)   Etika normatif yaitu membahas tentang pertimbangan yang dapat diterimatentang apa yang harus ada dalam pilihan dan penilaian.

c)   Metaetika yaitu menekankan pada enalisis, istilah, bahasa yang dipakai untuk membenarkan tindakan-tindakan dan pernyataan-pernyataan etika.

Share
below article banner

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *