Mengawali Semua Dengan Basmallah

Islam mengajarkan bahwa tidak cukup pekerjaan dilaksanakan secara  benar, tetapi harus diawali dengan niat yang baik dan benar pula. Apa saja harus dimulai dengan mengucap basmallah, artinya bahwa apa saja yang dilakukan harus  dengan menyebut asma Allah, dengan sifat-Nya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

  Niat itu sedemikian  penting dalam Islam. Suatu pekerjaan yang diniati secara salah, —–tidak menyebut Asma Allah yang  Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka  tidak akan membawa arti apa-apa. Oleh karena itu, niat dan juga  suasana kasih sayang sedemikian penting dalam segala tindakan seseorang.   Betapa pentingnya kalimah tersebut  diucapkan dalam  setiap memulai  segala tindakan, hingga seluruh surat dalam al Qurán yang berjumlah 114 buah, semuanya diawali dengan basmallah, kecuali satu  saja yang tidak, yaitu surat attaubah. Dalam surat yang tidak diawali dengan basmallah itu  ternyata beberapa ayat menerangkan  tentang perang.  Kiranya ada pesan penting yang bisa ditangkap maknanya bahwa, hanya dalam perang saja kasih sayang itu boleh ditinggalkan. Tatkala  seseorang atau sekelompok orang sedang diperangi, maka dibolehkan untuk membalas tanpa memperhatikan kasih sayang. Sebab rasanya juga tidak mungkin terjadi, seseorang atau sekelompok orang yang sedang diperangi,  membalas dengan kasih sayang.  Ajaran itu sedemikian indah.  Kegiatan apa saja harus dimulai dengan niat dan dilakukan dengan  penuh kasih sayang.  Maka tidak akan mungkin, jika ajaran itu dipegangi,  tindakan seorang muslim mengakibatkan orang lain rugi dan apalagi  celaka. Perbuatan jahat yang  sangat dibenci,  seperti korupsi, kolusi dan nepotisme,  tidak mungkin dilakukan dengan niat baik, dan diawali dengan basmallah.  Tindakan jahat, merusak,  dan merugikan orang lain  tidak akan dilakukan atas dasar kasih sayang dan diawali dengan basmallah. Bahkan tatkala melakukan kejahatan  itu,  mereka lupa atau sedang tidak menghayati keberadaan Tuhan.  Pada saat itu, Tuhan dianggapnya tidak ada, atau setidak-tidaknya  yang bersangkutan  sedang tidak percaya,  dan atau tidak takut dengan laranyan-Nya.   Sedemikian indah ajaran  Islam, bahwa  semua tindakan  senantiasa harus diawali dengan kalimah mulia, yaitu menyebut : “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang”. Tindakan yang didasari oleh niat dan dilakukan atas dasar sifat yang mulia seperti itu,  akan membuahkan keuntungan dan  kebahagiaan  bagi banyak orang,  dan bukan sebaliknya mencelakakan.   Oleh karena itu, sangat sulit dipahami,  tatkala ada  seorang muslim melakukan kerusakan, semisal korupsi, kolusi, nepotisme,  dan apalagi meledagkan bom bunuh diri dan atau juga membunuh orang lain.  Sebab  dalam Islam, apa saja  harus didasarkan  atas niat yang benar  dan diwarnai oleh sifat   kasih sayang. Islam menyeru pada  keselamatan dan kebahagiaan bersama,  dan bukan  kebencian dan permusuhan.  Wallahu a’lam.   

Penulis : Prof DR. H. Imam Suprayogo

Rektor  Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Share