Keanekaragaman Jenis dan Indeks Dominasi Sub Ordo Heterocera
Berdasarkan hasil penelitian, sub ordo Heterocera yang di temukan pada pertanaman Hortikultura terdiri dari 11 Spesies yaitu : Dyseriocrania auricyanea, Stehenopis argenteomaculatus, Stehenopis armigera, Helicoverpa armigera, Cameraria hamodryadella, Paraclemensia acerifoliella, Tinieola bisselliella, Tinieola pellionella L, Diaphania hyalinata L, Coptodisca splendroriferella dan Tripchophaga tapetzella L. Jumlah spesies sub ordo Heterocera dalam setiap light trap berbeda satu sama lain ini menunjukan bahwa spesies sub ordo Heterocera tertentu memiliki kemampuan untuk beradaptasi yang bebeda pada lingkungannya dalam hal ini adalah jumlah individu setiap spesies akan bertambah sesuai dengan kemampuan beradaptasi untuk memperbanyak diri. Spesies-spesies sub ordo Heterocera tertentu akan bersaing baik dari satu atau berbagai spesies. Hal ini di karenakan mereka mempunyai kebutuhan yang sama misalnya dalam hal ruang hidup, makanan (tanaman inang) persaingan ini akan menyebabkan pengurangan spesies yang khas baik bentuk, jumlah, macam yang di sukai lingkungan biotiknya. Ini sejalan dengan pendapat Rukmana, (1997) bahwa tanaman inang adalah tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal organism sub ordo Heterocera. Bila tanaman yang di sesuaikan terdapat dalam jumlah yang banyak, maka populasi Heterocera akan cepat meningkat. Sebaliknya, apabila makanan atau tanaman yang di sukai sedikit, maka populasi sub ordo Heterocera akan menurun. Keanekaragaman spesies adalah suatu gambaran tentang perubahan-perubahan dalam jumlah spesies yang terdapat di dalam komunitas dan perubahan dalam pola penyebaran dari individu-individu dalam suatu jenis (Krebs, 1989). Bila dilihat secara total keanekaragaman spesies sub ordo Heterocera pada stasiun 1 dari 2 lintasan, memiliki nilai keanekaragaman spesies sedang yaitu H’ = 2,2798. Hal ini sejalan dengan pendapat Shanon-Wienier dalam Odum, (1993) yang menyatakan bahwa suatu komunitas memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi bila indeks H’ mencapai > 3,0. Nilai total H’ dari jenis sub ordo Heterocera yang di temukan dilokasi penelitian tidak mencapai > 3,0. Dengan demikian terlihat secara jelas bahwa keanekaragaman spesies sub ordo Heterocera pada lokasi penelitian tergolong sedang. Hal ini di sebabkan oleh adanya persaingan dalam hal makanan yang mengakibatkan tersingkirnya beberapa spesies yang berlainan. Menghalangi aktifitas makan dan ala-alat pernapasan dari hewan invertebrate yang bisa menimbulkan kematian. Hal ini sejalan dengan pendapat (Odum, 1971) yang menyatakan bahwa suatu komunitas yang mengalami ganguan baik secara fisik maupun biologis akan memberikan dampak terhadap keanekaragaman spesies atau individu yaitu memberikan kecenderungan sedangnya keanekaragaman spesies. Hasil analisis indeks Dominasi jenis sub ordo Heterocera pada stasiun 1 dari 2 lintasan dapat di katakan pada Tabel 4.1, menunjukan bahwa tidak ada spesies yang mendominasi. Ini sejalan dengan pendapat Oka (1995) dalam Hasna (2006) bahwa dalam suatu komunitas yang keragamannya tinggi atau sedang suatu spesies tidak dapat dominan sebaliknya dalam komunitas yang keragamannya rendah 1 atau 2 spesies mungkin dapat dominan. Suhu merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan organisme. Suhu dapat berpengaruh terhadap proses reproduksi,pertumbuhan,respirasi dan kemampuan dalam pengambilan makanan. Kemampuan organisme dalam mentoleransi suhu tergantung pada nilai ambang batas yang di tentukan. Kisaran suhu yang baik untuk kelangsungan hidup Heterocera adalah pada suhu rendah 150C,suhu optimum 250C dan suhu tinggi 450C.Pada suhu optimum kemampuan serangga sub ordo Heterocera untuk melahirkan keturunan besar dan kematian (mortalitas) sebelum batas umur akan sedikit. Hal memperlihatkan bahwa makin tinggi suhu makin pendek umur serangga sub ordo Heterocera. Dari hasil pengukuran suhu di lokasi penelitian di peroleh suhu 250C Menurut Jumar (2000) bahwa kisaran suhu tersebut masih berada pada kisaran yang layak untuk kelangsungan hidup serangga sub ordo Heterocera. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekosistem pertanaman Hortikultura memiliki potensi produktifitas yang tinggi hal ini di tandai dengan indikator nilai keanekaragaman 2,2798 sedang. Di dalam ekosistem pertanaman Hortikultura sub ordo Heterocera memiliki peranan yaitu dapat membantu penyerbukan (pollinator) pada tanaman. Dengan adanya faktor pembantu penyerbukan (pollinator), maka proses penyerbukan dapat terjadi sehingga hasil buah atau hasil