ALIRAN PENDIDIKAN PESTALOZZI

Teori pendidikan yang dicetuskan oleh Pestalozzi memperlakukan peserta didik sebagai human plant atau tanaman yang mempunyai potensi-potensi kemanusiaan yang pada dasarnya adalah baik. Semetara guru, berperan untuk mengenali dengan baik potensi anak dan perkembangannya secara empiris sehingga menjadi โ€tukang kebunโ€ dari human plant. Dalam hal ini Pestalozzi mempercayai bahwa guru berperan sebagai pelayan peserta didik sementara berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Penekanan metode yang dikembangkan oleh Pestalozzi bertumpu pada dua bangunan utama: 1)anak-anak memerlukan lingkungan yang aman secara emosional sebagai faktor pendukung keberhasilan belajar; dan 2) instruksi pembelajaran yang diberikan oleh guru haus mengikuti proses umum konseptualisasi manusia yang diawali dengan sensasi.

Pestalozzi melemparkan kritik terhadap sekolah konvensional yangย  menekankan pada hafalan, hukuman fisik dan pembelajaran berpusat pada buku. Pestalozzi menginginkan tempat belajar dimana peserta didik terlibat aktf dalam proses pembelajaran dengan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga mereka bebas mengembangkan potensi dirinya tanpa ada tekanan. Pestalozzi meyakini bahwa potensi anak akan berkembang dengan baik keika mereka berada pada kondisi lingkungan yang aman secara emosional.

Salah satu penerapan teori pendidikan Pestalozi yaitu pembelajaran berbasis inkuiri yang telah diterapkan di berbagai jenjang pendidikan di Indonesia, misalnya pada kegiatan pembelajaran tentng perrumbuhan. Siswa diminta melakukan pengamatan pertumbuhan tanaman jagung mulai dari biji hingga berkecambah, dimana sebelumnya siswa diberi tugas menanam biji jagung. Selanjutnya siswa diminta mengamati proses perkecambahan semenjak awal hingga terbentuknya kecambah. Dalam hal ini siswa akan menemukan sendiri konsep tentang pertumbuhan yang meliputi aspek sumber nutrisi, faktor lingkungan, cara mendapatkan nutrisi, serta fungsi organ tanaman.

Teori Pestalozzi menekankan pada keterkaitan antara akal (intelektual), hati (moral) dan tangan (keterampilan). Terkait dengan contoh kegiatan diatas telah tergambar adanya proses pemberdayaan intelektual, yaitu konsep tentang pertumbuhan dan keterampilan proses penanaman dan observasi selama pertumbuhan. Dari segi moral, peserta didik akan terbenuk kesadaran akan adanya Sang Pencipta.

Share

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *