Bagi guru sendiri, belajar dari sesama guru merupakan ciri dari terbentuknya komunitas belajar. Kepala Sekolah Koichi Ito mengatakan bahwa tidak ada seorang guru pun yang mempunyai kemampuan super, oleh karena itu, mari kita belajar bersama, katanya dalam menyadarkan guru SD di sekolahnya. Mengingat tugas guru adalah melakukan proses pembelajaran, maka situasi saling membelajarkan itu hendaknya dilakukan di dalam suasana proses pembelajaran di kelas yang nyata, yakni sekelompok guru melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran dan dilanjutkan dengan pemberian balikan setelah proses pembelajaran usai. Jadi dalam meningkatkan proses pembelajaran para guru melakukan kolaborasi.
Untuk dapat melakukan kolaborasi, guru hendaknya bersedia membuka kelas yaitu: proses pembelajaran yang dilakukan diamati oleh guru lain, bahkan oleh orang tua siswa dan masyarakat. Kolaborasi itu dilaksanakan sejak melaksanakan perencanaan (plan) yaitu menyusun rencana pembelajaran (RP), ย melakukan pembelajaran (do) yang diamati oleh pengamat (see) dan diakhiri dengan melakukan refleksi untuk mendapatkan masukan dalam rangka peningkatan pembelajaran lebih lanjut. Kegiatan plan, do, see dan refleksi ini dikenal sebagai Lesson Study. Di dalam LS terjadi proses belajar membelajarkan antara guru-guru, guru-siswa, guru-masyarakat, siswa-siswa. Jadi LS merupakan tiang dari tegaknya learning community. Ini tidak berarti bahwa proses belajar membelajarkan hanya berlangsung ketika LS berlangsung. Menurut Ito (2006), kegiatan belajar membelajarkan di luar acara resmi itulah justru yang banyak memberikan manfaat bagi pengembangan profesi guru.
Leave a Reply